Sudah terhitung satu bulan lebih berada di tanah air setelah perantauan 10 bulan di Polandia, namun euphoria untuk melakukan travelling (euro trip) masih sangat terasa. Ada saat dimana saya begitu merindukan transportasi yang ada di Eropa. Ya, hal tersebut yang paling terasa ketika saya kembali kesini, ke Indonesia. Jika tidak mempunyai kendaraan pribadi (motor) rasanya susah mobilitas, dalam artian bukan malah hemat waktu, yang ada boros waktu dan juga biaya. Sekali naik angkot di Surabaya merogoh kocek IDR 5K, sementara di Malang IDR 4K. Tidak heran kalau frekuensi macet lebih banyak saya temui sekarang-sekarang ini. Ah, bisa jadi saya saja yang terlalu mengeluh! Say alhamdulillah.
Random saja ya sebenarnya, postingan ini lahir karena target saya per bulan untuk mengisi (at least satu) tulisan di blog. Akhirnya saya ingin berbagi cerita saja mengenai kegiatan-kegiatan saya selepas sampai ke tanah air 😀 Okelah, satu bulan ini berasa sangat lama, entahlah, atau mungkin bisa jadi terlalu cepat? Hanya satu minggu waktu ‘nganggur’, santai seperti di pantai setelah pulang dari Polandia, untuk menyembuhkan jet-lag dan istirahat sejenak. Namun karena bertepatan dengan lebaran, jadi ya begitulah, gimana rasanya lebaran dimana-mana juga sama, banyak tamu 😀 . Not really ‘nganggur’. Say alhamdulillah. Setelah satu minggu itu tidak terhitung lagi berapa kali saya bolak-balik Surabaya-Nganjuk. Dalam rentang satu bulan cukup sering mobilitas, sekarang di kota A, besok di kota B, dan lusa di kota C juga sebenarnya melelahkan. Kok ngeluh lagi ya? 😀 #maafkansaja
Akhirnya, yudisium! Akhir Juli menjadi ruang yang sangat padat, melengkapi berkas untuk yudisium dan alhamdulillah akan berada pada wisuda 112 ITS bulan September 2015 nanti. Rasanya bagaimana? kalau ditanya rasanya sih sebenarnya biasa saja, standar, karena hidup tidak selesai di wisuda saja, namun setidaknya sudah cukup lega karena telah menyelesaikan jilid II (tahap Master) dari pengembaraan ilmu selama ini. Dua tahun di ITS dan 1 tahun di WUT, Polandia, jadi tiga tahun bukan waktu yang singkat juga.
Paper diterima dalam conference ICTS, Surabaya dan akan diindex di IEEE Explore. Memang bukan yang pertama ini saya menulis paper dan publikasi, bukan pertama juga paper saya diterima di dalam conference internasional, namun kalau dilihat dari record paper-paper yang pernah saya tulis (bisa dilihat disini) belum satu pun yang terindeks IEEE ataupun ScienceDirect (dulu punya resolusi tahun 2015 –>bisa publikasi paper terindeks IEEE atau Sciendirect). Namun alhamdulillah awal Agustus -tepatnya 3 Agustus-, saya mendapat notifikasi bahwa paper saya (yang diambil dari tesis dan will be considered to be indexed at IEEE) atas bimbingan Pak Hari dan Bu Nanik, diterima sebagai salah satu yang berhak untuk memberikan oral presentation pada pertengahan September mendatang.
Pemateri PKM (Pekan Kreativitas Mahasiswa) di Universitas Internasional Semen Indonesia(UISI). Alhamdulillah juga diberi kesempatan untuk berbagi pada beberapa waktu lalu (13 Agustus 2015) saya dihubungi oleh kawan lama satu almamater dahulu yang sekarang sudah menjadi dosen tetap UISI, yaitu Puji Andayani, S.Si, M.Si, M.Sc. Di UISI saya juga bertemu mbak Ruktin, beliau dulu kakak tingkat saya S2 ITS, dan sekarang menjadi Kaprodi di UISI. Saya tidak menyangka juga bisa bertemu dengan dosen-dosen UISI yang masih muda dan prestasinya tidak perlu diragukan lagi. Beliau-beliau dulunya jebolah mahasiswa yang punya sederetan prestasi di almamaternya. InsyAllah UISI bangga mempunyai mereka. Sama halnya dengan kegiatan PKM yang baru digalakkan UISI ini, baru setahun UISI berdiri dan saya sedikit menyimpulkan secara singkat bahwa ide ‘mantan mahasiswa’ kreatif tersebut cukup bisa mendongkrak semangat mahasiswa-mahasiswa UISI untuk terus maju. Sukses buat UISI dan target 50 proposal PKMnya 🙂
Belajar Mengajar. Di sela-sela masa peralihan menunggu yudisium dan waktu wisuda, ternyata tidak bisa membuat saya mengisi kekosongan itu begitu saja. Satu semester ini diberi kesempatan untuk belajar mengajar. Belajar dan terus belajar, intinya itu 😀 Selebihnya informasi tersebut ada di akun linkedIn saya.
Demikianlah rangkaian aktifitas selepas masa perantauan di Eropa, terus terang ada rasa rindu mendera untuk kembali kesana,untuk sekedar chit chat sama teman-teman, untuk sekedar eurotrip. Memang ada benarnya juga yang orang bilang, Eropa itu kecil kalau dibandingkan dengan Indonesia. Dalam jangka waktu 2 jam (Estonia-Finlandia) kita sudah bisa sampai di negara yang berbeda (Ibarat Surabaya-Malang, kan ya? :D) Dalam waktu 6-7 jam sudah bisa menempuh Polandia-Berlin (Jerman) naik bus lho, sama seperti Nganjuk-Jogja 😀 Eventually, karena salah satu hal itulah yang membuat saya selalu mengingat tanah air. Indonesia itu kaya (mulai budaya, sumber daya alam, makanan, kekeluargaan yang kental, dsb). Luar biasa sebenarnya, akan kemudian jadi banyak pertanyaan, “kenapa begini”, “kenapa begitu”. Semoga kelak pertanyaan itu perlahan berubah menjadi aksi manfaat dari hasil tangan dan keringat generasi muda Indonesia yang hebat. Indonesia bisa ! 😀
Cheers,
Surabaya,
yaaampuuuunn aku br sadar iki blog kamu thoo sar, hihi.
haha.. oala Bil… kok baru sadar sih. *nangis di pojokan* T_T