Beberapa topik yang selalu hangat dibicarakan dan dirundingkan ketika telah melewati setengah perjalanan menimba ilmu di kampus dan jurusan pilihan. Kan sudah pilihan, mengapa kok bisa sampai salah? salah jurusan? Mengapa?
I will not talk too far, hanya mengambil dari pengalaman apa yang telah saya rasakan dan saya alami. Sedikit kisah mungkin kurang lebih sudah pernah saya paparkan di sini. Ya, saya sendiri termasuk golongan mahasiswa yang merasa salah jurusan saat itu. Ilmu Komputer, nama jurusan yang saya ambil. Rasanya sudah sangat hopeless, tidak kuat dengan segala bentuk perkodingan yang menurut saya saat itu seperti bahasa planet lain. Hanya alien dan kawan-kawannya yang paham bahasa macam itu. Jadi harap maklum kalau saya sekarang jadi anak IT jadi-jadian π
But well to say the truth, apakah kondisi nyata (seperti di dunia kerja) memaklumi kondisi kita yang salah jurusan tersebut? Sayangnya tidak semua bisa dipaksakan berfikiran sama! They tend to see what skills you have based on your educational background or interpersonal skills instead. Itu pun jika kalian ingin bekerja pada orang atau sebuah perusahaan.
Tapi banyak kok yang kuliahnya jurusan A kerjanya Z dan sukses? Betul, dan coba lihat terlebih dahulu proses dan usaha yang mereka lakukan. It’s a big deal to push their effort, kan? Jadi, kalau kamu masih berada di stage yang tidak jelas dan mengambang mau ngapain, tidak tahu harus berbuat apa, coba dipikirkan ulang, what your next contribution, at least for your life in the future.
So what’s the point? Intinya adalah apapun yang ingin dituju antara usaha dan doa itu memang tidak bisa terpisahkan. Usaha yang seperti apa? Ya, belajar rek contohnya, jangan cuma seneng nge-medsos, tapi buka buku jarang, lantas ingin dapat nilai bagus. Jangan cuma bisa vokal kalau urusan ngomentarin orang tapi tanpa dasar teori apalagi riset sebelumnya. Mulai belajar untuk menganalisis dari kegagalan orang lain, dan buat strategi agar tidak terulang hal yang sama. Mengapa belajar dari kegagalan? Coba baca ini.
Ok, kembali ke masalah salah jurusan, saya akan menghimpun beberapa kejadian yang secara nyata ada di lingkungan sekitar saya selama 8 tahun menimba ilmu sebagai seorang mahasiswa. Ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang mahasiswa terpaksa memilih jurusan tersebut :
- Gengsi, karena sedang nge-tren, biar kerem. Pertimbangan ini penting, tapi tidak urgent. InsyAllah apapun jurusannya, kalau berkompeten tetap bisa sukses. Saya punya beberapa teman yang dahulunya jurusan yang dia pilih (jurusan yang dapetnya itu) dipandang sebelah mata dan dicibir orang “Kok milih jurusan itu? Kerja apa nanti”. Sekarang dia bisa sukses, minimal menurut parameter sukses yang mereka ciptakan sendiri. Mau biar kelihatan keren, tapi kamu tersiksa selama minimal 3.5 tahun? Ya, itu pilihan.
- Keinginan orang tua. Boleh jadi pertimbangan, namun agak repot juga kalau ada orang tua yang terlalu memaksakan kehendak dan ambisi terhadap anaknya. Ada? Banyak dan saya sering mendengar langsung dari beberapa teman saya yang mengalami. Tapi, tak jarang juga yang meskipun dipaksa, dia tetap bisa survive.
- Kurang informasi. Ini saya sendiri yang mengalami, hanya berlandaskan suka utak atik gambar di komputer, akhirnya milih saja jurusan komputer. Saya pikir waktu itu jurusan komputer bisa buat animasi kartun, karena saya punya impian bisa membuat film kartun. Kesalahan terbesar saya, saya tidak mencari tahu seluk beluk jurusan tersebut terlebih dahulu, asal centang saja di formulir -_-. Minimnya akses internet (karena harus antri di warnet kala itu) boleh jadi alasan gak? π #janganditiru
Jadi ini ada beberapa tips dari saya pribadi yang bisa dilakukan untuk meminimalisir perasaan salah jurusan :
#Sebelum memilih jurusan
- Jangan lupa berdoa. Jangan lewatkan peran Tuhan sedikitpun.
- Cari info sebanyak-banyaknya terkait jurusan yang kita pilih.
- Sangat oleh meminta pendapat orang lain, namun pinter-pinter saja menyaringnya.
- Jangan gengsi aja sih. Hidup dengan gengsi itu capeknya MasyaAllah. Apa adanya saja (bukan berarti tanpa usaha).
#Terlanjur memilih jurusan
- Kalau terlanjur memilih jurusan dan sudah 1.5 atau 2 tahun berjalan, pilihannya cuma mau gak mau harus lulus, entah dengan nilai yang pas-pasan (asal gak nasakom) atau berjuang mati-matian agar mencapai target yang diinginkan.
- Jangan lebay, jangan lemah, jangan merasa jadi orang yang paling terpuruk di dunia ini karena salah jurusan. Hellow! Kalian bisa memilih kegiatan lain diluar kampus yang bisa menumbuhkan motivasi untuk kuliah, seperti ikut Unit Kegiatan Mahasiswa atau kegiatan sosial lainnya. Intinya jangan sia-siakan hidup kamu di kampus tanpa arti. Meskipun punya kegiatan diluar kampus, ingat tujuan utama adalah kuliah.
- Sebenarnya kamu bisa, hanya saja tidak mempunyai passion apalagi motivasi. Jadi bagaimana caranya menumbuhkan motivasi? Cari lingkungan yang positif, cari teman-teman dengan semangat belajar yang tinggi. Lama-lama ketularan juga kok, sedikit banyak pasti ketularan.
- Ingat target saja, meskipun setelah lulus kamu ingin kerja yang tidak selinier dengan jurusan yang kamu pilih, tapi mau gak mau kan kalian harus melewati gerbang dulu yang namanya LULUS. Jadi no excuse untuk usaha lebih.
- Kita sudah dianugerahi Tuhan dengan otak yang sama. Jadi kalau yang lain bisa, kenapa kamu enggak? Ada yang salah sama kamu? Pasti! Cari tau aja salahnya dimana. Coba debug! #eh π
Oke, kira-kira kurang lebih begitu dulu ya. Semoga bermanfaat ya π Semoga sukses, meskipun salah jurusan, semoga kita tetap bisa bermanfaat buat sesama.
* Artikel ini spesial untuk calon mahasiswa dan mahasiswa masa kini yang ciamik π
@Malang, Subuh
Ternyta alasan kecemplung di ilkomp mirip.
Dulu gara2 suka mainan komputer, words, excel, ngegame XD
@Nani : thanks Mo sudah mampir. Iya Mo begitulah, dan ternyata masuk jurusan Ilmu Komputer tidak semudah yang dibayangkan π Tapi rasa nano-nanonya sangat kental terasa π
Mantap mba, kalo merasa salah memilih jalan hidup gimana kak? #eaaa πππ
@Arum : πππ mungkin petanya hilang kak, coba dicari dahulu barang kali ketemu petanya π
Saya termasuk no 2. Masuk jurusan civil engineering karena keinginan ortu, krna saat sekolah dlu saya ga suka pelajaran hitung2an, sy lebih menyukai pelajaran yg menyangkut sejarah(krna dri SD sdh senang nntn film perang antar negara,suka cari tau apa dasar permasalahan atau bhs skrg suka kepo hahah)pernah sblm nulis formulir pndftran,sy blg ke ortu sy kalo sy mau mau masuk jurusan ilmu sejarah tapi lgsg ditolak! Hahah akhrnya pas semester 1 dpt ip 1,4
Hahah.. tpi skrg ip sdh bagus meski ada beberapa makul awal2 smstr yg hrs diulang,saking brtmbhnya usia sy mulai mngrti dunia civil engineering,bisa beradaptasi dan jg sy sdh menetapkan bidang hitung2an bukan lagi hal yg menakutkan tpi harus ditaklukan dgn keberhasilan,jurusan ku ini saya mau terus kembangkan spy bisa membantu masyarakat. Bnyk yg bilang bahwa memilih jurusan harus sesuai dgn passion atau keinginan hati,itu benar. tapi saya mau membuktikan bahwa memilih jurusan sesuai pilihan ortu juga bisa membawa kita sukses meskipun jalan yg ditempuh LEBIH SULIT tapi pasti selalu ada jalan. Jdi dgn jalan ini, saya jg bisa menjadikan Tuhan sbg jalan hidup saya dan sy lebih dekat dgnNya.
π Next kalau Tuhan mengijinkan aku sdg ngincar beasiswa ke Poland utk bidang teknik.
2 jempol robert, salut karena bisa bertahan dengan yang namanya Salah Jurusan π
Semoga bisa menginspirasi dan memotivasi yang membaca dan mampir di artikel ini juga π
Good luck Robert, semoga cita-cita Robert untuk melaju ke Polandia dengan beasiswa terwujud nanti. Aamiin. π
Salam,
Yeaaayyyyy, namaku ada juga di situ. #halah.
Aku milih yang no.1 deh, dimana perasaan salah jurusan juga trend yak. #eh
Bener-bener galau, sejak dapat matkul Pemrograman 1. Nyesek, setelah compile munculnya error atau malah yang lain. Wkwkwk.
Sempet semester 2 mencoba ikut SBMPTN lagi, dan akhirnya lulus tes masuk Ekonomi Pembangunan UNAIR, seneng nama tercetak di Jawa Post. #gakpentingbgt
Eh,malah niatan mengakhiri dengan cantik berbuah IP yang cantik pula. Jadinya bismillah mantep dah di Ilmu Komputer. Jadinya perasaan salah jurusan jadi perasaan jatuh hati. #ceile. Malah keterusan lanjut S2, trus sekarang jadi sering nemui yang juga merasa salah jurusan di kelas. Maybe, It called life cycle. Hahahha
Hai, @retnanilatifah, owalah merasa salah jurusan juga nih awalnya?
@Bethanurinasari Iya Bet ya, banyak cerita panjang yang pada akhirnya berbuah cinta.. ya alhamdulillah ya Bet, saking jatuh cintanya kebanyakan pada jadi dosen π Next story going to be Phd candidate ya π