Well nyambung lagi di topik Ibu dan Anak. Udah, aku kasih informasi di judul bahwa ini murni pengalaman pribadi, jadi tidak ada maksud untuk menggurui siapa pun ya. Ok, jadi sebenarnya saat lahiran 7 bulan yang lalu itu aku tidak mentarget apa-apa kecuali baby N lahir sehat dan semua prosesnya lancar serta diberikan kemudahan karena beberapa kondisi yang kami hadapi. Mungkin juga sudah pernah sedikit aku singgung di artikel-artikel sebelumnya tentang hal ini.
Yang jelas, jangan paksakan diri untuk harus lahiran normal. Enggak, jangan, kalau kondisinya tidak memungkinkan jangan dipaksa, dokter/bidan pasti sudah punya pertimbangan. Gentle birth gak harus lahiran normal, kan? Emang kalau SC dianggep gak lahiran gitu? Enggak juga kan. Yak, karena birth story bakal nempel terus selama kita hidup, setidaknya kita berikan kesan yang baik, yang nyaman, menyenangkan. Layaknya gentle birth yang sebenarnya. Yep, yang penting itu usaha dan doa.
Siap mental. Sakit itu pasti udah mau gimana modelnya kontraksi itu yang jelas ada rasa sakit, entah di bagian fase yang mana (aku sampe gak inget, yang jelas kayaknya pas 2-3 jam sebelum lahiran, sebelumnya masih bisa HPan). Nikmati saja. Itu artinya tubuh kita memberikan respon yang baik, silakan disambut dengan baik juga. Hehe. Oh iya, jadi aku lahirannya induksi ya, oksitosinnya yang dimasukkan lewat infus. Aku mikirnya, yaudahlah dijalanin saja. Konon, kata orang-orang sakitnya lebih lebih sakit kit kit kit dari yang kontraksi lewat oksitosin alami. Tamu-tamu pas sambang bayi juga mengatakan demikian. Sakit dan lama induksi itu. Qadarullah, Allah kasih persalinan yang cukup singkat, yang menurut perkiraan medis itu bisa sampai keesokan harinya. Saat itu aku cuma berfikir saja semuanya sehat dan selamat, andaikata induksi tidak berhasil menambah pembukaan, ya menyiapkan untuk ke fase berikutnya. Sambil terus komat kamit doa. Hehe, soalnya bener kata bidan Rina, kekuatan terbesar kalau sudah kayak gitu ya berharapnya cuma sama Allah.
Latihan nafas nggak? Hmm kebanyakan latihan nafasnya pas senam hamil doang. Sisanya? Aktivitas fisik, dokter bilang ini. Jadi memang orang hamil kalau perutnya udah mulai buncit biasanya agak engap, cuma ini aku kayak yang gak begitu engap banget, apalagi udah ikut senam hamil, merdeka rasane boyok π. Sebelumnya terbiasa gerak/olahraga (nggowes) pas sebelum 20an minggu ke atas kan tidak boleh aktivitas yang segitunya ya. Jadi pas wes dibolehin, rasanya di badan benar-benar enak. Ngos-ngosan awalnya, karena aktivitas fisikku tiap hari cukup uakeh jadi lama-lama terlatih. Aktivitasnya apa saja? Meski gak sering aku pernah naik turun tangga (harusnya gak boleh, tapi terpaksa karena gak ada lift), lumayan sering pas mulai 36 weeks. Naik turun tangga buat angkat jemuran. Mulai awal hamil sampai cuti itu aku ngajar-rapat-bimbingan, mobilitiasnya cukup lumayan untuk beraktivitas fisik daripada cuma duduk dan rebahan. Selain itu aku juga jalan kaki ke pasar hampir tiap pagi (sekitar 30 menit PP). Ngerasa capek, istirahat, jangan dipaksa. Kita sendiri yang bisa mengukur kapan kita capek. Juga daya tahan masing-masing bunda beda-beda ya, jangan disamakan, ingat ada debay dalam perut. Minum air putih kurleb 3 Liter per hari. Saat mulai masuk 36 weeks lebih rajin ngepel jongkok serumah π . Aku tipe yang gak bisa diem cuma duduk atau rebahan jadinya nyari aktivitas biar tidak mati gaya dan aktivitas itu tidak harus keluar rumah. Begitu, sampai aku di IGD dan wes diinfus disuruh rebahan saja masih berdiri-berdiri. π Ada di artikel sebelumnya ya. Kurang lebih begitu, bu ibu. Perawatnya nanti juga kasi intruksi kapan tarik nafas kapan dikeluarkan pas udah waktunya. Ikuti saja, itu ngaruh!
Belajar teknik mengejan? Aku taunya cuma -jangan mengejan kalau belum ada kontraksi- yang kudapatkan infonya pas baca suatu artikel. Dokter kasi instruksinya dorong saja seperti pas pub, yaudah trial pertama gagal, yang kedua langsung keluar baby N. Alhamdulillah. Kemudian yang ngaruh juga, no teriak-teriak, bikin tenaga cepat habis. Sudah itu, alhamdulillah suamiku juga aman dari seranganku, karena aku lebih memilih pegangan pinggiran kasur π .
Kurang lebih begitu pengalamanku untuk mempersiapkan kelahiran baby N. Setiap kelahiran memiliki cerita yang berbeda. Namun, semoga dari semua kelahiran yang dialami dapat menjadi kenangan yang indah.
Semoga bermanfaat. Sehat selalu, lahiran yang nyaman dan menyenangkan π Aamiin.
*baiti jannati, Sabtu malam