Perjalanan Pertama Baby N naik Kereta Api ke Plat N di Masa Pandemi

N yang menginjak usia ke 14 bulan, untuk pertama kalinya terpaksa harus ke luar kota di masa Pandemi ini. Agak was-was dan ketar-ketir bagaimana nantinya, sudah tidak berfikir panjang karena kondisi darurat dan sangat mendesak. Postingan kali ini masih ada hubungannya dengan postingan sebelumnya yang ini. Alhamdulillah, MPASI N sudah family food sejak N 10 bulan dan N sudah lancar untuk jalan kaki sendiri.

Awalnya ingin rental mobil plus drivernya. Pas sudah ketemu yang cocok, ternyata yang bersangkutan tidak bersedia karena ada pengumuman fix bakal putar balik karena sedang ada pengetatan untuk jalur mudik. Selama ini, saya dan suami selalu mencoba mencari jalan keluar dengan tenang, dan akhirnya kami memutuskan menggunakan kereta, dengan pertimbangan para penumpang setidaknya telah memenuhi syarat yang diberlakukan, yaitu salah satunya syarat rapid antigen yang berlaku 1×24 jam. Dengan berbagai pertimbangn pula, kami memutuskan untuk memilih tempat duduk yang jarang penumpangnya. Pertimbangan ini bukan atas dasar gaya-gayaan apalagi gengsi, tapi dan terlebih kami bawa anak kecil dan sehari sebelum keberangkatan kami sempat cancel tiket karena baby N badannya anget. Itu saja sih dan ini menjadi hal urgent. Jadi, menunggu N sehat betul. Memang Subhanallah kondisi Ramadan di 2 minggu pertama ini.

Difotoin Ayah

Jam keberangkatan untuk kereta sendiri, cukup pagi, sekitar jam 04.00 WIB. Jadi jam 02.00 WIB saya dan suami sudah bangun untuk packing, angkat jemuran dan bersih-bersih rumah. Pada jam tersebut N ikut terbangun, kemudian jam 03.00 WIB kami pun sudah dijemput babang Grab yang saya pesan offline satu hari sebelumnya. Ayah adalah orang yang disiplinnya super duper jauh kalau dibanding Bunda, tapi ini yang membuat kami saling melengkapi satu sama lain ❤️ MasyaAllah. Jadi sampai di stasiun itu suepi banget. Kami adalah penumpang satu-satunya kereta Gajayana yang ada di stasiun itu. Bunda sempat pakai apron dan DBF ke N.

My lovable activity during the time, feeding my baby N with super love ❤️ Dengan apron, saya sudah terbiasa DBFin Nadia kapan saja dan dimana saja. Alhamdulillah.

Tak lama menunggu, sampai N tertidur kembali, kereta datang lebih awal beberapa menit dari jadwal.

Terima kasih KAI. Kami tidak makan dan minum di kereta. Kami membawanya pulang untuk dimakan di rumah.

Satu gerbong ada sekitar 4 penumpang, jadi sepi. Bismillah. Selama perjalanan N tertidur sangat pulas di pangkuan Bunda, hampir 3 jam. Sampai di Stasiun Kota Lama Malang N terbangun. Entah Bunda yang semakin empuk 😅 atau memang kondisinya yang nyaman ya? Bangun-bangun N lapar. Bingung sih mau nen juga tanggung mau sampai. Wait, Bunda bawa pisang cavendish, salah satu spesies buah pisang yang N suka. Makan lahap sekali dan terpaksa berhenti karena harus turun dan sudah sampai di Kota Baru. Alhamdulillah.

Maunya tetap di sana, tapi kewajiban dan banyak hal di sini yang perlu kami selesaikan juga, termasuk jadwal imunisasi baby N yang sempat tertunda. Insyallah keadaan semuanya sudah semakin membaik. Alhamdulillah ❤️ Di masa pandemi ini, mari kita sama-sama menjaga diri dan lingkungan di sekitar kita.

Sampai di rumah, debu sudah tidak karuan, mau beres-beres badan sudah remuk redam 😂 karena memang paa ditinggal itu ninggalin rumah super duper buru-buru. Kami berdua masih harus kerja juga, Ayah juga rapat sampai sore. MasyaAllah pokoknya ya. Alhamdulillah. No menye-menye club lah ya. Fokus ke pemulihan energi dulu, baru besoknya full beresin rumah dan ngepel. Ngepel jongkok is still the best 😉 Udah dari zaman ngekos emang paling the best 😁.

Kami memutuskan untuk stay di rumah dulu semingguan setelah pergi-pergi apalagi ke luar kota, semata-mata untuk apalagi kalau bukan saling menjaga. 😉🧡🌼 Sehat-sehat ya semuanya. Semoga Allah senantiasa berikan kebaikan kepada kita semuanya di bulan ramadan yang suci ini. Aamiin.

@baitti jannati, malam☘️☘️☘️

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *