Kamu Kuliah atau Jalan-Jalan?

Selain pertanyaan “kenapa sih Sar memilih Polandia?“, pertanyaan yang ada dijudul postingan ini tak kalah seringnya menghinggapi inbox saya, ataupun hanya celetukan di salah satu postingan foto jalan-jalan saya atau status facebook saya selama saya travelling mengelilingi negara-negara area Schengen di Eropa. Kalau teman-teman ber-mutual friend dengan para penerima beasiswa Erasmus+, mungkin isi timeline-nya kurang lebih akan sama, foto jalan-jalan keliling Eropa 😀 tapi tidak menutup kemungkinan juga status dan foto teman-teman yang sibuk di kampus dengan sederet capaian prestasi yang diraihnya, terutama untuk mahasiswa Erasmus+ yang mengambil full degree.

Kuliah atau jalan-jalan ya? Saya rasa bagi orang yang berada di dunia baru pasti merasakan apa yang namanya penasaran. Nah, anggap saja travelling saya yang baru di Eropa itu menjawab penasaran dan menjadi bagian dari bentuk belajar kehidupan untuk melihat sisi dunia yang lain. Sebenarnya dalam travelling sendiri juga banyak sekali yang bisa dipelajari. contohnya : Continue reading

Jalan-jalan Singkat ke Vienna

[10 II] Vienna, kalau teringat tempat ini, saya langsung kepikiran dosen pembimbing saya, Pak Hari, karena beliau pernah menghabiskan masa studi Doktor di negara cantik nan elegan ini. Pak Hari juga bertahun-tahun memiliki banyak pengalaman berkeliling Eropa, dan selalu menjadi motivasi saya ketika mendengarkan pengalaman-pengalaman beliau. Selain berkat Interweave Erasmus+, hadirnya saya di Eropa ini juga -salah satunya- berkat rekomendasi yang beliau berikan. Saya sempat mendapatkan link ini, bahwa ternyata Pak Hari ini telah berkeliling ke hampir 200 kota di 29 negara. Wow! Beliau tidak hanya dosen biasa bagi saya, tapi juga salah satu motivator saya. Beliau membimbing saya di beberapa penelitian di Lab Sistem Cerdas dan sangat telaten mengarahkan saya dengan baik, sehingga banyak yang saya pelajari dari beliau.  Terima kasih Bapak 🙂

Pada akhirnya saya berkesempatan ke Vienna, meski cuma 2 hari, dan rata-rata untuk biaya di Vienna memang relatif mahal. Pada saat kesini kemarin, sepertinya habis salju lebat, sehingga banyak gundukan salju di pinggir jalan, dan sebagian tempat masih berselimut salju tebal. Cukup dingin saat itu, sehingga pada malam hari kami memutuskan untuk pulang lebih awal, karena sama-sama kedinginan 😀 Saya baru tahu kalau bahasa yang digunakan di Vienna adalah bahasa Jerman, dikarenakan seringnya mendengar penjual bilang “danke”  setelah prosesi jual beli. Mata uang yang digunakan negara ini adalah Euro (EUR), sehingga setelah dari Praha yang menggunakan CKZ kemarin, langsung switch ke EUR lagi 😀

20150210_162443

Foto di kawasan daeran Parliament di Vienna. Photo credited by : Ria Dhea

Sama halnya dengan postingan travelling sebelum-sebelumnya Continue reading