Kenangan si Botol Minum

Finally, aku harus mengucapkan welcome untuk botol minumku yang sekarang warnanya jadi ijo.  Be a friendly and faithful beside me as my previous bottle. 😀 Yap botol minum merupakan salah satu atribut dari sekian atribut yang melekat kepada saya, kapan saja saya pergi. Ke kampus, jalan-jalan ke mall, pergi ke pasar, dan mungkin ke tempat lainnya yang sekiranya have a long time to spend. Mulai membiasakan membawa botol minum ini sejak sekitar tahun 2010, ketika dokter menyarankan untuk banyak minum air putih per harinya sekitar 8 gelas tiap hari atau mungkin setara dengan 2 liter air. Sebelumnya saya sempat ngedrop karena tekanan darah yang turun, dan membuat lemas badan ketika banyak IMAG0010beraktifitas. Dengan adanya hal tersebut dokter menyarankan saya memang sering banyak mengkonsumsi air putih. Awalnya memang saya mengkonsumsi banyak air putih dengan tidak membawa botol minum sendiri, hanya saja setiap kali butuh air minum, saya membeli 1 botol air minum mineral. Dirasa tak efektif dan boros, maka saya membeli botol minum. Singkat kata begitu. 😀 (singkat kok malah jadi beberapa kalimat :D)Saya masih teringat ketika pertama kali membawa botol minum sempat ditertawakan sama teman-teman, karena mungkin seperti anak kecil. Tapi ya yak apa ya? Berdasarkan riset yang telah saya pelajari sekian tahun, akhirnya memang saya membawa “ketertawaan” itu sambil lalu, karena memang telah dianalisis bahwa apa yang ditertawakan itu bukan hal yang outlier untuk menjaga kondisi tetap fit dan segar setiap saat. :p

Nah beberapa hari yang lalu saya merasa benar-benar kehilangan benda yang satu ini. Jadi ceritanya botol ini tertinggal di salah satu food court di salah satu mall yang guedhe yang ada di Surabaya (FYI, gedhe mall nya namun tak segedhe musholla di dalamnya). Tersadar ketika sudah kembali berada di kos, dan tak mendapati botol minum tersebut dalam tas saya. Jarak kos dan mall cukup jauh, mungkin PP bisa hampir 2 jam kalau ga macet mungkin bisa dtempuh 1,5 jam. IRONI. Kalau mungkin kondisi saya di Malang, sejauh itu pun masih bisa saya “baleni”  ke tempat saya meninggalkan botol minum saya. Kondisinya di Surabaya yang notabene puanas pol dan polusi pol, menjadi malas untuk balik lagi ke tempat makan di mall tersebut.  Fiuuhh… rasanya lebay kali ya harus kehilangan segitunya. Bukan harga botolnya dan jenis botolnya yang wah guys. Ini masalah  how much experiences inside. Botol minum menemani saya dari satu kota ke kota lain untuk berkompetisi. Dari satu malam ke malam yang lain untuk merajuk mimpi-mimpi, terkantuk deadline  yang seabrek, hampir tak pernah kosong di samping saya, dan selalu terisi air (Ya, kalau habis langsung isi ulang :D). Ini kali keempat saya meninggalkan botol minum saya di tempat makan setelah hampir dua setengah tahun. Ketiga kali sebelumnya saya meninggalkan di tempat makan di kota Malang, dan selalu saya ambil kembali. Ya, sudahlah let be gone be bygone. Kenangan-kenangan itu masih tersimpan dan akan dilanjutkan rangkaian kenangannya bersama si ijo ini. 😀 Mungkin kalau ada yang warna biru saya akan pilih warna biru. Berhubung dari sekian banyak seleksi tidak ada yang high recomended untuk yang warna biru, akhirnya pilih yang by quality. 😀 Well, I’m just sharing guys. 😀

 

0 thoughts on “Kenangan si Botol Minum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *