Tumben-tumbenan nih ngobrolin tentang cloud computing di blog saya :D. Sebagai seorang newbie [banget] materi cloud computing cukup menyedot perhatian saya, untuk menyisakan waktu belajar sedikit mengenai cloud computing. Google Cloud Developer Day (GCDD) 2013 memfasilitasi ruang dan waktu bagi para developer untuk mengenal cloud computing lebih jauh. GCDD ini merupakan rangkaian acara yang diadakan oleh GDG (Google Developer Group) Surabaya, yang dibungkus menarik dalam sebuah workshop. Acara ini diselenggarakan di STTS Surabaya selama 4 jam.
Sehari, sebelum acara berlangusng, panitia meminta kepada seluruh peserta melakukan hal-hal berikut :
- Membuat aplikasi di https://appengine.google.com/
- Mengunduh Google App Engine
- Phyton 2.7. 4
Berbekal rasa penasaran dan guide “Getting Started with Phyton App Engine“, akhirnya saya mencoba-coba dahulu sebelum acara workshop berlangsung, dengan harapan informasi yang akan saya dapatkan di workshop lebih banyak lagi, karena saya akan berkumpul dengan “dewo-dewo”, jadi sebagai cupu-ers, cukup memotivasi saya untuk mencicipi dulu rasanya seperti apa sih, barangkali seperti coklast stroberri kan bisa nambah lagi 😀 #apaseh 😀 . Jika teman-teman ingin mencoba guide ini >>> “Getting Started with Phyton App Engine” bisa digunakan sebagai acuan, karena sudah cukup jelas, dan bisa dicerna dengan mudah. Silakan keluarkan jurus RTFM-nya 😀
Hasil coba-coba testing phyton dalam Google App Engine [dalam localhost]
Setelah berhasil melakukan dalam localhost, kemudian ada fungsi deploy yang memudahkan kita melakukan upload ke dalam google app engine kita. Jangan lupa, nama ID-Apliccation harus sesuai dengan nama application-identifier yang terdaftar di awal kita masuk dalam https://appengine.google.com/. Setelah proses deploy berhasil, sekarang kita dapat mengakses aplikasi kita dengan URL ID-aplikasi.appspot.com
Sepertinya memang cukup memberikan kemudahan dengan bantuan Google App Engine, memudahkan kita untuk menggunakan API dari Google yang ingin di-embedded ke dalam aplikasi berawan kita. Layanan cloud ini berada di level PaaS ( Platform as a Service), sehingga memudahkan kita membentuk tim kerja yang sedang bekerja pada suatu platform yang sama, namun tempatnya berjauhan. Tidak hanya bahasa Phyton yang dapat berkorelasi dengan Google App Engine, namun juga Java dan PHP. Menurut pembicara GCDD 2013, Nasrullah Rahmani (merupakan R&D Samsung), paling mudah programming -nya menggunakan Phyton di Google App Engine ini, kalau di Java harus agak “kerja-keras” :D. Padahal saya mikir, sebelumnya kalau pakai Java lebih enak kali ya, soalnya saya lebih tahu-nya kan selama ini Java dibanding Phyton dan PHP. But overall, tidak ada yang sia-sia selama kita mau belajar :D.
Aplikasi-aplikasi yang akan dibuat di Google app engine, juga bisa memanfaatkan Google API key. Autentifikasi untuk mendapatkan API key disini. Nah sebenarnya, saya sudah mencoba-coba untuk menggunakan code PHP dalam me-load Google Map dengan Map API v3, hanya saja masih mengalami error dalam phpcurl di Mac, sehingga masih harus utek-utek Macports. Sementara masih coba-coba :D. Nanti kalau sudah bisa, saya update info lagi. 😀
Thanks, semoga bermanfaat. Happy coding 🙂
nggak tau kenapa python jadi pilihan utama dibanding dengan php