Akhirnya ada sedikit waktu juga buat nulis. Terus terang kemarin-kemarin masih jetlag 😀 (ini hari ketiga aku disini, semoga jetlagnya udah ilang hari ini) . Terima kasih kepada teman-teman yang telah setia tanya kabar dan keadaanku selama disini, maaf kalau ada yang kurang. Semoga tulisanku bisa melengkapi ceritanya. Hehe. Please enjoy 🙂
14-15 September 2015
Perjalanan hampir 24 jam mulai dari Nganjuk ke Warsaw benar-benar sesuatu dan ditempuh langsung sekali jalan agak membuat capek juga. Rutenya Nganjuk-Surabaya-Jakarta-Doha-Warsaw. Nganjuk-Surabaya hampir 4 jam (ditambah sholat dan makan), Surabaya-Jakarta 1 jam, jakarta Doha hampir 8 jam, Doha ke Warsaw hampir 5 jam. Sepanjang perjalanan dari Nganjuk-Surabaya-Jakarta tidak begitu masalah, tidak over baggage juga(walaupun sempat deg-degan, karena males juga kalau suruh bongkar koper lagi 😀 ). Garuda Indonesia mendarat tepat waktu di Jakarta dari Surabaya pukul 21:00 dan untuk penerbanagn selanjutnya ke Doha pukul ) 00:00. Itu artinya aku masih punya waktu 3 jam, banyak waktu pikirku, tapi implementasinya tidak sesuai ekspektasi. Beberapa orang membantuku, mulai dari yang bantuin angkat koper saat di bagian ambil bagasi, menunjukkan arah jalan ke bagian penerbangan internasional, dan beberapa membantu tanpa dimintai tolong. Big thanks to Allah.
Saat sudah berada di bagian check in untuk Qatar airlines, ku cukup syok melihat antriannya yang super duper panjang. Aku yang mebayangangkan mau istirahat, kem kamar mandi buat sekedar cuci muka dan bersih-bersih, makan dan beli minum, semuanya sirna habis dimakan sama nunggu antrian ini. Aku terpaksa ikut antri dan di tengah antrian aku rasanya sudah ingin duduk, capek dan ingin keluar dari antrian buat sekedar beli minum, tapi kalau aku meninggalkan antrian tidak ada yang menjaga barangku karena aku berangkat sendirian. Ya dengan sabar menunggu di antrian panjang itu, sudah habis sampai hampir jam 23:00. Tiba ke ujung antrian ada petugas disana, aku bilang sudah check-in online, dannn eng ing eng… ternyata antrian untuk yang sudah check-in online bisa langsung di counter sebelah, dan antrian itu cuma sedikit tapi gak kelihatan karena antriannya kayak ulet itu tadi. Yaelah, parah deh, itu pelajaran pertama buat aku ( pelajaran pertama, karena sebelumnya belum pernah sama sekali hihihi).
Setelah taruh bagasi dan langsung dapat dua boarding pass langsung masuk gate yang sebelumnya itu masuk ke bagaian imigrasi dulu dan antriannya gak tanggung-tangguang, sama seperti yang sebelumnya. Namun, antri imigrasi lebih cepat prosesnya daripada yang di antrian check-in jadi tidak perlu nunggu lama. Tapi sama aja tetep pas pengumuman waktu boarding, aku baru keluar dari imigrasi dan itu membuatku panik, karena aku belum pernah seterlambat itu kalau naik pesawat (benar-benar setiap keterlambatan itu membuatku gupuh). Dari bagian imigrasi aku hanya kepikiran satu, bahwa aku harus ke toilet, karena aku sedang ‘halangan’ juga. Buat yang cewek-cewek pasti tau lah ya ribetnya gimana kalau pas lagi ‘halangan’ saat perjalanan jauh, rasanya gak nyaman. Di toilet paling dekat dengan bagian imigrasi tadi antri dulu, wak! satu menit menunggu ga ada yang keluar, akhirnya aku nyari toilet lain dan itu lari-lari. Akhirnya nemu toilet yang kosong, cepet-cepet aku lakukan ‘ritual’. Sudah hampir 20 menit aku molor dari pengumuman boarding. Aku lari-lari nyari gate dan akhirnya menemukan antrian yang panjang lagi di gate tersebut, sempet panik dan menyerobot antrian buat tanya ke petugas dan memastikan tidak tertinggal pesawat (kalau ingat kejadian itu rasanya pengen ketawa lagi 😀 ) Kedodolan itu disebabkan karena aku merasa T.E.R.L.A.M.B.A.T (perasaanku aja kayaknya 😀 )
Sampai di dalam pesawat, aku cepet-cepet cari tempat duduk-ku dan kepikiran hanya satu online sebentar dan kasih kabar ke orang-orang terdekat kalau udah mau flight lagi. Padahal kalau udah di dalam pesawat semua alat komunikasi harusnya off atau flight mode 😀 -dan sempat update status sebentar di Facebook- *jangan ditiru* 😀 . Setelah itu, off semua dan rasanya badan remuk redam, maag kambuh. Gak lama setelah aku menancapkan diri di tempat duduk, pesawat sudah mulai terbang, para pramugari sudah bergerak menutup kabin-kabin. Sebenarnya ada kedodolan lagi saat masuk pesawat, tapi off the record, beberapa teman mungkin sudah dapat ceritanya 😀 Sssttt.. 😀
Perlahan aku menikmati perjalanan yang hampir 8 jam itu, kerjaan di pesawat hanya tidur dan makan :D. Sampai di Doha masih sangat pagi, selisih sekitar 4 jam dari Indonesia, di Indonesia lebih cepat. Hampir semua gate masih tutup, aku punya selisih waktu sekitar 3 jam untuk istirahat, lumayan. Bersih-bersih di toilet dan nyari wifi buat telepon ke rumah, soalnya yakin ibu dirumah ini sudah khawatir dengan keadaaku, soalnya aku menerima SMS beliau. Setelahnya masih sempat juga chat sama temen-temen, dan ga begitu kerasa sudah waktu boarding lagi. I’m so excited because of gaining this long trip alone. Banyak tantangan dan kedodolan, tapi sudah muka beton juga sih 😀 Kalau penerbangan sebelumnya masih ada-lah beberapa orang Indonesia, di perjalanan ini aku seperti berada di dunia lain 😀 . Postur tinggi besar, kulit putih, hidung mancung, dan blonde2 yang ada di dalamnya. Di pesawat ini aku sempat ganti tempat duduk, karena ada orang yang ingin bertukar tempat duduk denganku karena ingin duduk bersampingan sama suaminya. Saat itu aku kurang tau orang mana, tapi sepertinya kurang bisa bahasa Inggris, dan sempat diterjemahkan sama temannya, sehingga ijab tukar tempat duduk terjadi. Mereka sangat senang bisa tukeran tempat duduk, karena sebelum meminta ke aku buat ganti tempat duduk, dia minta orang sebelahnya buat ganti tempat duduk dan orang itu tidak mau.
Salah satu bagian penampakan di sudut Hamad International airport, Doha, Qatar
Tidak seperti perjalanan dari Jakarta ke Doha, Perjalanan dari Doha ke Warsaw membuatku bosan dan capek sudah numpuk-numpuk. Sepanjang jalanan aku menatap monitor di depanku dan melihat berapa lama lagi akan sampai dari peta-nya. Dalam hati aku hanya bisa berdoa yang terbaik untuk setiap perjalanan ini. Ketika sampai di Warsaw, rasanya gado-gado sih, jadi kayak iya kayak enggak gitu. Sempat bersih-bersih bentar di toilet, terus ambil bagasi. Sebelum ke bagasi jadi ngambil antrian seperrti cek paspor dan lain sebagainya gitu. Setiap orang yang proses itu cepat transaksinya, tiba giliranku cukup lama. Sampai aku mengeluarkan semua dokumen yang aku punya. Gara-garanya aku pas ditanya punya kartu student di Warsaw University of Technology (WUT) sudah punya apa belum, aku bilang belum punya dan itu akan diproses setelah aku sampai di WUT. Sempat tidak percaya dan sampai telepon2 gitu entah ngomong apa (mereka pakai bahasa poland gitu), akhirnya ada 2 orang yang datang dibagian itu dan mereka semacam ‘diskusi’. sudah mikir aneh-aneh aja aku, dan segala planning telah disusun kalau terjadi ‘sesuatu’. Kemudian distempel-lah paspor ku dan setelah sekian lama aku dibebaskan dari ‘tahanan’ itu. Alhamdulillah. Sekarang saatnya ambil bagasi, cari internet buat ngabari Ola (temenku asli Poland yang akan jemput), tuker uang dan beli nomor lokal.
Monitor yang ada di depan tempat duduk. Kita bisa nonton tivi, dengerin musik, nonton film, lihat peta, lihat menu makanan, melalui monitor itu
Sama kejadiannya seperti di Jakarta, pas ambil bagasi ada orang yang bantuin aku buat angkat koperku. Reflek gitu langsung diangkatin, postur masih muda dan sepertinya bukan orang Poland, yang jelas bukan petugas. Big thanks. Setelah ambil bagasi aku tuker sebanyak 20 Euro di bandara. Aku sudah cari tau bahwa sebenarnya jangan nukar di bandara karena exchange rate nya gak OK blas. Tapi untuk keperluan sementara aku tuker 20 Euro ke uang lokal disini yaitu namanya Zloty (zl) atau biasa disingkat PLN. sekitar 70 zloty di tanganku, dan saatnya aku bertemu dengan mentor di organisasi Erasmus Student Network (ESN), namanya Ola asli Polandia. Aku khawatir, karena aku yakin dia sudah menunggu cukup lama diluar, hampir satu jam. Aku sudah hubungi dia online rupanya sepertinya dia tidak online. Akhirnya aku keluar dan menjumpai banyak sekali orang-orang dengan membawa papan nama. Aku coba cari satu per satu namaku dan aku tidak menemukannya, aku jalan ke pinggir dan agak menghela nafas, tiba-tiba dibelakangku.”Hei Sari!”, Ola langsung memelukku dan cipika-cipiki gitu. So sweet banget haha, dia sangat tinggi dan cantik sekali. Sebelumnya kita sudah sering chatingan dan dia anaknya baik, ngasih tau aku mana tempat yang baik dan kurang baik buat aku, termasuk pada awalnya aku tanya masalah lingkungan dorm yang akan kutempati.
Kita ngobrol sebentar, dan dia membantuku untuk mencari nomor lokal. Aku beli kartu dengan provider Play disini, karena sudah dipeseni sama sesepuh di PPI Poland (mbak Sylvi, -kalau tau aku posting biang sesepuh gini kayaknya nganuk deh, haha, maaf mbak 😀 ) buat beli kartu Play. Sampai akhirnya aku ditunjukkan ke dorm-ku, diantar ke TKP dan dibantuin ngurusi registrasi. Setelah itu, dia juga ngajakin aku jalan untuk makan, menunjukkan tempat kuliah, fakultas, tempat aku akan kursus, naik bus apa, turun mana, harus pakek tiket bus, bla bla, dijelasin sama dia meskipun belum semuanya. Tapi dari usahanya dia benar-benar membantuku. Aku yang capek banget baru sampai langsung jalan gitu merasa sungkan dengan usahanya itu. Sangat ramah, sepanjang jalan dia cerita banyak, tentangPoland dan kebudayaan disana.
Foto pertama kali dengan Ola. Ini pakai tongsis, dan dia sangat excited sekali mendengar ada alat ini, sepanjang jalan dia ketawa dan dia jadi suka lihat alat ini. Katanya di Poland tidak ada dan baru pertama kali dia tau ada alat kayak gitu. Dia sangat senang dan beberapa kali kita mengambil gambar 😀
Poland sangat indah dan aku akhirnya bisa melihat sendiri ukiran-ukiran gaya Eropa pada bangunan dengan mata kepalaku sendiri, tidak lagi dari foto orang lain atau gambar-gambar di Internet. Tidak terbayangkan sebelumnya. Untuk postingan tentang kesan pertama dan aktifitas pertama disini, ditunggu aja ya teman-teman 😀 Saya mau siap-siap dulu untuk beraktifitas hari ini. See you 🙂 !
haha… sukses (y)
izaaaaa… mamaci.. 😀 sukses for you, 2 hari lagi wisuda ya.. selamaaat 😀