ICTS adalah singkatan dari International Conference on Information and Communication Technology and Systems. Acara ini diselenggarakan oleh Jurusan Teknik Informatika ITS dan hasil dari paper tersebut akan terindeks ke dalam Scopus (IEEE Xplore). Alhamdulillah, diberi kesempatan lagi untuk mempresentasikan hasil paper yang merupakan sepertiga dari Tesis saya ini. Aktif untuk publikasi semenjak duduk di bangku Master di ITS pada tahun 2012. Sedikit bercerita hingga publikasi ke-8 ini meluncur. Di ITS kami diajarkan banyak hal terkait penulisan paper, bagaimana mengkonstruksi ide, menyampaikan kontribusi, dan kita dipacu untuk berfikir untuk menyelesaikan masalah dilihat dari berbagai sisi (problem well defined in thousands solutions). Saya berbincang tentang Master di jurusan Teknik Informatika saja, karena saya berkecimpung sebagai mahasiswa S2 di jurusan tersebut, untuk jurusan lain di ITS sangat mungkin berbeda.
Sejak semester satu kami dibekali untuk me-review paper, tidak hanya satu atau dua paper, mungkin bacaan kita tiap hari ada paper yang kita baca, entah judul yang sama ataupun berbeda. Awal mulanya sangat malas sekali membaca paper yang terkadang orangnya nulis apa juga masih sulit saya pahami (mungkin sampai sekarang). Ternyata hanya ‘tempaan yang keras’ di ITS itu membuat kita bisa mempelajari berbagai hal dalam waktu yang mungkin kalau dibayangkan saja bisa jadi tidak mungkin dikerjakan secara cepat. Skimming adalah salah satu teknik membaca paper, dimulai dari abstrak, kesimpulan dan hasil, baru isinya. Salut kepada seluruh dosen di ITS yang begitu produktif untuk melakukan penelitian dan membimbing mahasiswanya dengan baik untuk melakukan penelitian. Semoga saya bisa istiqomah nantinya untuk menjalankan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi itu juga, yaitu tentang penelitian. Aamiin.
Sedikit berbeda memang ketika saya menjadi mahasiswa Master di Warsaw University of Technology (WUT). Di WUT sistem S2 seperti S1 saya di Universitas Brawijaya (UB) dulu, namun lebih detail, masih diajarkan banyak teori, dan kemudian prakteknya di lab atau berupa project. Kalaupun membuat laporan, ya masih laporan standar. Sementara kalau di ITS sudah digembleng untuk review paper dan publikasi sementara di WUT taraf untuk itu rata-rata untuk mahasiswa S3. Tetap ada kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Di WUT saya jadi paham beberapa hal yang mungkin kalau di ITS teori itu bisa saya abaikan. Di WUT saya belajar banyak menggunakan berbagai tools seperti Octave, R, Phyton, C++, Java dan Matlab untuk programming, sementara untuk reporting menggunakan TiddlyWiki dan Latex. Saya baru mengenal tools reporting yang baru saat di WUT. Di ITS saya hanya banyak menggunakan Matlab, dan itu sudah cukup. Jadi pengalaman itu memperkaya pengetahuan kita, tidak hanya sekedar berpijak pada hasil saja, menikmati prosesnya adalah bagian dari pembelajaran yang tak akan pernah membosankan. Itu passion bukan paksaan, apalagi sesuatu yang harus disesali 😉
Kembali ke ICTS. ICTS mengingatkan saya sekilas mengenai perjalanan penelitian-penelitian selama ini, dan saya berhasil merindukannya. Saya bertemu kawan baru, bertemu dosen-dosen saya, dan juga mahasiswa S3 yang mempresentasikan publikasinya. Berasa mempunyai trigger untuk meningkatkan semangat penelitian lagi. Kawan-kawan saya yang seangkatan saya S2 di ITS ini adalah dosen-dosen di berbagai universitas (baik negeri maupun swasta), yang dimana sudah sangat jarang untuk bertatap muka langsung, apalagi diskusi penelitian face to face. Namun, saya berharap suatu saat bisa membangun networking bersama mereka kembali untuk publikasi, bersama kawan-kawan terbaik saya, terutama kawan-kawan saya dari Lab Based Education Sistem Cerdas, topik penelitian Tebu (Ratna Nur Tiara Shanty, Mustika Mentari, Evy Kamilah Ratnasari, Ratih Kartika Dewi, dan Siti Mutrofin) dan tidak menutup kemungkinan dari topik lain seperti Abbidatul Izza (topik Analisis Urine) dan Suastika Riska (topik Tomat).
ICTS diselenggarakan sehari saja, tepat 3 hari setelah Wisuda Kedua saya, yaitu tanggal 16 September 2015, dari pukul 08:00 sampai 21:00 WIB. Terdapat 3 keynote speaker, diantaranya Prof Shinobu Hasegawa (Japan Advanced Institute of Science and Technology), Simon Perrault (National University of Singapore), dan Tomohiko Igasaki(Kumamoto University). Kemudian disambung dengan sesi paralel untuk presentasi dan terdapat sekitar 6 ruang untuk sesi paralel ini.
Acara ditutup dengan Gala Dinner nge-cruise ala Indonesia, melewati bawah jembatan Suramadu pada malam hari. Kami berangkat dari ITS naik bus bersama pukul 16:00 WIB dan sampai di pelabuhan tanjung Perak pukul 17:00 WIB. Angin kencang sekali, namun seru sekali bisa menikmati ini di Indonesia, pertama kalinya, Gan! 😀 Kalau di Eropa kemarin naik kapal dari Estonia ke Helsinski selama dua jam tidak mabuk laut, sementara ini karena kapalnya agak kecil jadi goyangan ombaknya cukup terasa sekali. Apalagi saya sempat mencoba menjadi nahkoda dan duduk di bagian depan, goyangannya ternyata lebih dahsyat. Kru kapal berkata kalau biasanya ombaknya tidak demikian, namun hari itu memang agak sitimewa. Awalnya sih masih setronggg ya, satu jam ditempa angin hebat diatas kapal, namun ujung-ujungnya teler. Haha. Akhirnya pas sesi acara makan malam, ndak bisa makan deh, karena takut mual, karena kepala rasanya sudah nyut nyut nyut. Baru setelah kembali lagi ke ITS, setelah pusing agak reda, makan malam sendiri 😀 Oala, nggletek, gak sido Gala Dinner jenenge 😀 Sing penting wes tau nge-cruise nang Suramadu, Rek! 😀
Sekian ya cuap-cuap kali ini, see you 😉