Kamu Kuliah atau Jalan-Jalan?

Selain pertanyaan “kenapa sih Sar memilih Polandia?“, pertanyaan yang ada dijudul postingan ini tak kalah seringnya menghinggapi inbox saya, ataupun hanya celetukan di salah satu postingan foto jalan-jalan saya atau status facebook saya selama saya travelling mengelilingi negara-negara area Schengen di Eropa. Kalau teman-teman ber-mutual friend dengan para penerima beasiswa Erasmus+, mungkin isi timeline-nya kurang lebih akan sama, foto jalan-jalan keliling Eropa 😀 tapi tidak menutup kemungkinan juga status dan foto teman-teman yang sibuk di kampus dengan sederet capaian prestasi yang diraihnya, terutama untuk mahasiswa Erasmus+ yang mengambil full degree.

Kuliah atau jalan-jalan ya? Saya rasa bagi orang yang berada di dunia baru pasti merasakan apa yang namanya penasaran. Nah, anggap saja travelling saya yang baru di Eropa itu menjawab penasaran dan menjadi bagian dari bentuk belajar kehidupan untuk melihat sisi dunia yang lain. Sebenarnya dalam travelling sendiri juga banyak sekali yang bisa dipelajari. contohnya : Continue reading

Budapest, Memikat Hati pada Pandangan Pertama [1]

Budapest, tak lain dan tak bukan  adalah salah satu World Heritage Site UNESCO yang ada di Eropa Timur. Selain Ceko, saya langsung jatuh hati dengan kecantikan Budapest ini, langsung jatuh hati pada pandangan pertama. Buat yang mau eurotrip, ayo segera masukkan list Budapest sebagai salah satu tujuan kalian 😀 Beruntung sekali saya pada perjalanan kali ini ditemani oleh teman saya asli Hungaria, Martin, yang dulunya temen sekelas saya di WUT dan dia hanya exchange 6 bulan dengan menggunakan beasiswa yang sama seperti saya, Erasmus+. Dengan bantuan kawan saya tersebut, kami bisa mengelilingi Buda dan Pest dalam waktu satu hari saja. Dia mencoba untuk mengeksplorasi Hungaria banyak ataupun sedikit kepada kami, meski kadang ada bagian yang dia tidak tahu juga. Setidaknya untuk berkelana kali ini, kami tidak membutuhkan peta 😀 dan kami lebih tahu tempat-tempat unik, yang terkadang tidak ada di peta.

Bangunan di Budapest sangat unik, masing-masing bangunan hampir mengecoh saya, karena saya pikir adalah bangunan khusus, ternyata hanya bangunan biasa, biasa unik mungkin ya *mbulet* 😀 Budapest sangat cantik, cukup luas dan wonderful,  keunikannya dibentangkan oleh sungai yang cukup lebar. Dua daerah yang dipisahkan sungai Danube itulah bagian dari Buda dan Pest yang dimana pada akhirnya lahirlah nama Budapest yang disatukan dengan jembatan Chain. Buda terletak di dataran yang lebih tinggi daripada Pest, namun kehidupan di Pest terlihat lebih modern daripada di Buda, serta Pest itu lebih luas dibandingkan Buda yang sak umplik. Dua-dua daerah itu sangat cantik, baik melihat Pest dari Buda atau Buda dari Pest, keduanya menyimpan pesona yang tak kalah hebatnya. Saya waktu itu sempat naik perahu dan melintasi sungai Danube, untuk sekedar menikmati keindahan di tengah-tengah sisi Buda dan Pest saat sore hari. That’s crazy beautiful! Kalau kata orang Jawa, jos gandhos tenan! 😀

20150212_120833

Bersama Dhea dan Martin di Buda

Sekilas tentang apa yang saya lihat di Budapest dari Continue reading

Jalan-jalan Singkat ke Vienna

[10 II] Vienna, kalau teringat tempat ini, saya langsung kepikiran dosen pembimbing saya, Pak Hari, karena beliau pernah menghabiskan masa studi Doktor di negara cantik nan elegan ini. Pak Hari juga bertahun-tahun memiliki banyak pengalaman berkeliling Eropa, dan selalu menjadi motivasi saya ketika mendengarkan pengalaman-pengalaman beliau. Selain berkat Interweave Erasmus+, hadirnya saya di Eropa ini juga -salah satunya- berkat rekomendasi yang beliau berikan. Saya sempat mendapatkan link ini, bahwa ternyata Pak Hari ini telah berkeliling ke hampir 200 kota di 29 negara. Wow! Beliau tidak hanya dosen biasa bagi saya, tapi juga salah satu motivator saya. Beliau membimbing saya di beberapa penelitian di Lab Sistem Cerdas dan sangat telaten mengarahkan saya dengan baik, sehingga banyak yang saya pelajari dari beliau.  Terima kasih Bapak 🙂

Pada akhirnya saya berkesempatan ke Vienna, meski cuma 2 hari, dan rata-rata untuk biaya di Vienna memang relatif mahal. Pada saat kesini kemarin, sepertinya habis salju lebat, sehingga banyak gundukan salju di pinggir jalan, dan sebagian tempat masih berselimut salju tebal. Cukup dingin saat itu, sehingga pada malam hari kami memutuskan untuk pulang lebih awal, karena sama-sama kedinginan 😀 Saya baru tahu kalau bahasa yang digunakan di Vienna adalah bahasa Jerman, dikarenakan seringnya mendengar penjual bilang “danke”  setelah prosesi jual beli. Mata uang yang digunakan negara ini adalah Euro (EUR), sehingga setelah dari Praha yang menggunakan CKZ kemarin, langsung switch ke EUR lagi 😀

20150210_162443

Foto di kawasan daeran Parliament di Vienna. Photo credited by : Ria Dhea

Sama halnya dengan postingan travelling sebelum-sebelumnya Continue reading

Pesona Praha (2)

[9 II]  Menyambung dari postingan sebelumnya, yaitu di Pesona Praha (1), kali ini lebih menampilkan gambar-gambar saja ya 😀 Di postingan kali ini sedikit jalan-jalan kami saat di Praha, karena sisanya kita hunting Javanese Restaurant di Praha, yang pada akhirnya telah tutup, cerita selengkapnya soal tempat makan ada pada bagian “Tempat Makan” di postingan Pesona Praha (1). Pada umumnya, banyak orang bilang kalau Praha itu cantik, iya kota kecil, cantik, dan juga murah. Setelah saya membaca beberapa artikel, Praha adalah kota cantik yang ada di Eropa, nah loh, gak Eifel doang yang cantik, kan? Ayo yang belum memasukkan Praha sebagai wishlist tempat yang dikunjungi di Eropa, silahkan dicentang mulai sekarang. 😀

Pada umumnya, jalan-jalan di seputaran Old Town ini sempit dan dipenuhi dengan bangunan tua yang tinggi-tinggi di sisi kanan dan kirinya. Untuk ukuran kota kecil, menurut saya Praha ini cukup banyak pengunjungnya, dan banyak turis yang berfoto terutama di jembatan Charles. Saat datang ke Praha itu weekdays namun pengunjung juga tetap saja ramai, apalagi toko-toko makanan atau souvenir rame pengunjung.

DSC03065

Semacam gapura di dekat Charles Bridge. Bangunn tua, namun Continue reading

Pesona Praha (1)

[9 II] Sambungan dari postingan sebelumnya terkait jalan-jalan ke Berlin, sekarang giliran Praha. Praha adalah ibukota Republik Ceko. Pasti tau produk sepatu Bata kan? Itu dari Ceko lho, info dari sini. Praha, adalah salah satu tempat yang indah yang baru saya ketahui sejak datang ke Eropa. Tidak begitu luas dibanding dengan Berlin, namun menyimpan pesona yang luar biasa, terutama banyak bangunan-bangunan tua yang masih terasa nuansa “Eropa”nya. The weather is much better here, meskipun agak mendung, namun tidak berangin seperti di Berlin, sehingga cocok untuk jalan-jalan. Memang waktu terbaik buat jalan-jalan bukan di musim winter seperti ini sebenarnya, atau kalu memang mau jalan-jalan siapkan amunisi untuk berbaju tebal atau dobel-dobel, dan yang paling penting jangan lupa sarung tangan. Saya pribadi kemarin memakai sekian lapis baju ditambah sweater dan jumper plus coat luar 😀 Sedikit lebay, tapi setidaknya itu salah satu cara untuk bertahan. Karena di sebagian tempat bersalju, jadi winter trip second round ini memang lebih menantang cuacanya dari winter trip sebelumnya.

**** Mata Uang Praha (CKZ) ***

C360_2015-02-14-11-49-47-955

Perjalanan yang sebelum-sebelumnya ke negara dengan mata uang Euro, sehingga pada kali ini agak sedikit menarik karena di Praha, menggunakan mata uang negaranya sendiri yaitu CKZ. Di Poland juga sama sih, masih menggunakan mata uang sendiri yaitu zloty (zl) atau PLN. 1 CKZ bernilai sekitar 28 EUR pada saat itu. Misalkan kalau gak mau ribet, tinggal menggunakan mesin ATM , sepanjang kartunya ada logo VISA atau Mastercard dapat digunakan langsung untuk tarik tunai mata uang negara tersebut. Ada potongan? Pasti ada, tapi tidak banyak, dan selisihnya tidak jauh-jauh amat. Atau Continue reading

Semalam di Berlin

[7 II] Liburan lagi. Ya kompensasi bulan Januari full tugas dan ujian terbayar sudah. Kali ini saya jalan bareng dengan kawan saya yang sedang studi di Estonia, Ria Dhea. Dia bertamu ke Warsaw dan kita merencanakan liburan ini bersama. Senang sekali akhirnya saya bisa bertemu dengan teman satu almamater, let’s say ketemu temen lama, dimana saya selama ini berada di lingkungan orang-orang baru, dan hanya bercakap dengan kawan-kawan dekat saya lewat dunia maya. Mungkin kalian juga tahu rasa senangnya seperti apa bisa bertemu dengan kawan lama, dan liburan bersama untuk eurotrip *lebay gak ya ini? sepertinya kok melow 😀 Akhirnya terjadi adegan pelukan ala telletubies ketika bertemu di central station Warsaw, dan berasa don’t care sama orang-orang ketika teriak-teriak senang 😀 (utungnya masih pagi buta, dan belum bannyak orang, hehe).

Sedikit tambahan untuk preambule postingan kali ini, kita merencanakan liburan ini bisa dibilang mendadak, dan tiket dipesan satu minggu sebelum keberangkatan kita, dan bisa ditebak, semua harga sudah melambung, kemudian kita pusing bersama 😀 Kita sama-sama berada di minggu-minggu yang sangat padat sebelumnya, bahkan tidak selo pas weekend karena kejar setoran (tugas-tugas dan ujian akhir semester). Bukan hanya bulan Januari yang kejar setoran, akhirnya liburan ini ikut kejar setoran juga. Karena waktu yang sangat terbatas -Dhea sudah pesan tiket PP sebelum itinerary dibuat – akhirnya kita memutuskan untuk mengunjungi 4 negara dalam waktu 8 hari,dan waktunya habis di perjalanan. 😀 Sekarang kalau ditanya bagaimana rasanya “terlalu optimis”  kita sudah membuktikan sendiri dan bisa menjawab, dan jawabannya CAPEK! 😀 Capeknya baru kerasa banget pas pulang, butuh recovery seharian, maklum balung tuwek 😀 Oke, sekarang mari kita mulai ngoceh-nya 😉

Sebenarnya untuk liburan semester kemarin, agak mempertimbangkan mau ke Jerman atau tidak, akhirnya memutuskan untuk jalan sehari saja ke Berlin, karena dekat banget dengan Poland, tetangga sebelah barat-nya Poland. Pada postingan kali ini, disinggung juga masalah harga transportasi dan penginapan, karena kurang lebih teman-teman banyak yang bertanya tentang rincian pengeluaran untuk kedua hal ini.

*** Transportasi ***

Pertama kali sampai sudah dibuat jengkel sama mesin tiket-nya yang aneh di dekat bus station, jadi Continue reading