Angin Segar di FemaleDev #12 Surabaya

Sebelumnya, apasih femaleDev? Kepo saja disini. 😀 Kegiatan femaleDev kali ini bertajuk FemaleDev Surabaya #12: Android Development for Beginner. Intinya, kali ini sekumpulan cewek-cewek berkumpul untuk belajar membuat aplikasi di Android mulai dari awal. Acara ini tidak melahirkan seorang yang seperti Bandung Bondowoso lho ya. Datang ke acara femaleDev from zero tiba-tiba pulang jadi dewi-dewi koding 😀 Ngoding itu soal skill, apapun yang terkait skill, kalau tidak pernah diasah ya tahu sendiri bagaimana akibatnya. Contoh sederhana memasak, misal awalnya cuma bisa goreng telor ceplok atau dadar, semakin sering memasak pasti ada kreatifitas lebih misalnya bisa membuat telor kecap, telor asam manis, ayam siram telor, dsb. Awalnya telor biasa kemudian bisa membuat telor yang memiliki berbagai varian lain, yang lebih enak dirasa dan dipandang. Dari jaman sumur lempung kata-kata buyut kita practices make perfect itu memang benar. Jadi kalau ingin membuat telor yang luar biasa yang tidak bisa dari nol mak bedunduk langsung enak,masih perlu racikan bumbu-bumbu dan sentuhan-sentuhan keterampilan tangan dalam memasak telor *Ini apa ya kok tiba-tiba serba telor* 😀

FemaleDev #12

FemaleDev #12

Setelah ngelantur soal telor, jadi begini, niatnya Continue reading

Cerita Kecil di Pucangsewu,Pacitan

Beberapa hari yang lalu, tepatnya pada tanggal 14 Juni, saya dan rekan saya, Evy mengantarkan salah satu teman kami yang bernama Dewi untuk pulang ke kampung halamannya. Dewi,teman kami,melaksanakan hari pernikahan pada tanggal 16 Juni 2013. Tak terbayangkan sebelumnya akan bermain ke Pacitan, oleh karenanya kesempatan ini menjadi sebuah momen yang cukup berharga, singkat namun sarat makna. Ini pengalaman pertama saya dan Evy bermain ke Pacitan, jadi harap maklum ya sodara-sodara, jikalau ada sesuatu yang berbau “alay” [dikit aja gapapa kan ya? hehe :D]. Saya dan Evy nekat mbolang, dan berujung pada 12 jam perjalanan antara Surabaya-Malang-Pacitan. Mbolangnya cukup mbois dikit, karena terpaksa naik angkutan umum yang “mewah” untuk ukuran mahasiswa, hihihi. Tapi seru habis, karena kita terpacu dengan waktu jadwal pemberangkatan travel dari Malang ke Pacitan (kami menjemput calon mempelai perempuan terlebih dahulu di Malang).

Saya dan Evy mempunyai kesempatan untuk jalan-jalan hari Sabtu pagi, karena ya si Dewi dipingit (ga boleh keluar kemana-mana). Berbekal sepeda ontel, saya dan Evy melaju ke Pantai yang paling dekat dengan rumah Dewi, yaitu di Pantai Teleng Ria, Pacitan. Kata orang-orang si, Pantai Teleng Ria ini belum ada apa-apanya, bahkan dibilang pantai yang paling jelek di Pacitan. Namun, saya dan Evy sudah cukup senang bisa jalan-jalan, dan merasakan keindahan suasana sepanjang perjalanan menuju Pantai Teleng Ria via ngontel.

Perjalanan kami via ngontel dari rumah Dewi ke Pantai Teleng Ria, sekitar kurang lebih 15-20 menit dan kami berangkat sekitar jam 6 pagi. Pada mulanya sempat merasakan capek, karena tujuan yang dicari kok belum dapat-dapat. Berasa ngontel jauh. Capek… udah lama kagak naik sepeda ontel, tiba-tiba naik sepeda dengan jarak yang lumayan. Sekali lagi tapi seru abis. 😀 😀 😀 . Kami menikmati sepanjang perjalanan menuju ke Pantai Teleng Ria.

IMG_1826_Fotor_Collage

Sejuknya setiap perjalanan terasa. Suasana yang masih ijo juga terlihat segar. Pacitan menyimpan keindahan tersendiri menurut saya, kota ini unik, punya gunung-gunung dan juga punya pantai. Sampai di pantai tersebut, saya dan Evy bingung menuju bibir pantai-nya, karena tidak terlihat sama sekali bibir pantai dari tempat masuk ke pantai. Setelah bertanya-tanya, ternyata bibir pantainya tertutup batu-batu kalau dari luar jadi kita perlu turun ke bawah. Masuk kawasan Pantai Teleng Ria ini FREE. Jadi tidak dipungut biaya apapun, kondisi ini juga terjadi pada pantai-pantai lain di Pacitan (menurut informasi dari salah satu teman,yang kena charge saat masuk hanya Pantai Klayar CMIIW :D). Ombak di pantai ini cukup ganas, saat kami kesana, jadi kami tak berani untuk menyentuh air yang ada di bibir pantai, kami hanya bermain di pasir-pasir bak anak kecil :D.

IMG_1843e_Fotor_Collage

Singkat, kami menghabiskan waktu pagi bersama, sinar mentari mulai terik, dan kami berdua memutuskan untuk pulang. Perjalanan yang singkat, namun menyenangkan. Masih kurang puas dan penasaran dengan pantai-pantai yang lainnya, semoga di lain kesempatan bisa mencicipi keindahan pantai-pantai di Pacitan. ^__^

IMG_1879

photo taken by : Evy Kamilah R

...dan akhir kalimat ini.. mengucapkan.. SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU untuk teman kami Dewi… ^__^ *senangnya* [semoga diantara saya atau Evy segera ketularan] Aamiin… 😀

Pindah Tempat Rantau : Surabaya

Tak terasa sudah hampir satu setengah bulan berada di kota ini, Surabaya. Tempat perantauan saya menuntut ilmu setelah di Malang. Tantangannya, disini cuacanya. Cuaca yang panas cenderung menghambat sekian persen dari rasa semangat (walau itu sebenarnya ridak boleh ya, 🙂 ). Itulah manusia, dikasih begini protes, dikasih begitu kurang ini, sifatnya manusia. Oleh karenanya , secara tidak langsung selalu diingatkan untuk selalu bersyukur. Setidaknya ada beberapa pengalaman luar biasa yang tidak aku dapatkan di Malang, bisa disedot disini. Memang banyak cara untuk bersyukur, kalau melihat sisi negatifnya saja mungkin kita tidak bisa move on dan tidak bisa segera beradaptasi.

[googlemaps https://maps.google.co.id/maps?f=q&source=s_q&hl=en&geocode=&q=Tenth+of+November+Institute+of+Technology,+Surabaya,+East+Java&aq=0&oq=Tenth+of+November+Institute+of+Technology,Surab&sll=-7.243449,112.75732&sspn=0.103367,0.1581&ie=UTF8&hq=Tenth+of+November+Institute+of+Technology,+Surabaya,+East+Java&t=m&ll=-7.276513,112.791692&spn=0.022136,0.032015&output=embed&w=425&h=350]
ITS,kampus yang sekarang, dalam perjalanan menempuh Master Degree. Teman-teman dan dosen yang luar biasa berada di lingkaran saya. Sekali lagi, saya diingatkan untuk bersyukur.Entah mengapa dengan tumpukan tugas, dan tuntutan akademis, saya merasa senang sekali berada di sini, menjalani aktifitas sebagai mahasiswa S2 computer science. Perasaan bahagia ini sangat saya syukuri. Semoga ini yang terbaik buat saya saat ini. Usaha lebih baik lagi adalah fardu ‘ain.

Bismillah semoga dua tahun ke depan banyak hal positif yang bisa saya dapatkan dan berikan. Semoga kontribusinya bermanfaat. Bismillah.. Man jadda wa jadda… 🙂 Selalu ingat kalimat dari Q.S. Alam Nasyrah (6) ketika semangat mulai lumpuh karena kejenuhan. 🙂 Semangat semuanya.. ^_^