Sawang Sinawang (Saling Memandang)

Sawang sinawang begitulah pepatah Jawa yang  familiar didengar orang-orang Jawa pada khususnya. Artinya saling memandang, memandang kehidupan orang lain dan kehidupan kita. Orang cenderung membandingkan antara satu dengan yang lainnya, meski sebenarnya tidak ada yang perlu dibandingkan, karena semua sudah ada pada garis rejeki masing-masing.  Masing-masing punya potensi dan kompetensi yang berbeda, jadi lebih baik saling menghargai kekurangan, dan mengakui kelebihan orang lain. Bahkan sebenarnya tidak ada kekurangan kalau semuanya bisa diperbaiki, yang biasa disampaikan lewat kritikan. Sesakit apapun kritikan itu tidak apa-apanya, kalau bisa membuat hidup kita lebih baik. Saya jadi ingat salah satu kutipan “lihatlah keatas untuk meraih impian, dan lihatlah ke bawah untuk selalu mensyukuri nikmat yang ada saat ini”. Tak sedikitpun ada yang pantas untuk disombongkan untuk sebuah kesuksesan, disyukuri sih iya 😀 dan cara untuk bersyukur pun akan menimbulkan persepsi yang berbeda, jadi sepertinya lebih baik kita perlu menanyakan diri kita sendiri, niat kita seperti apa. Karena hanya dengan niat yang baik, jalan perjuangan akan barokah, InsyaAllah.

Sebenarnya dengan adanya sawang sinawang tersebut seharusnya membuat kita tetap semangat, apapun keadaan kita saat itu. Saya yakin masih banyak hal yang bisa disyukuri. Contoh hal yang paling sederhana adalah kesehatan, sehingga kita masih bisa bernafas sampai detik ini, keluarga yang melindungi kita, dan teman-teman yang menyayangi kita. Masih ada orang laing yang tidak seberuntung kita, jadi pikiran harus diubah ke hal-hal positif. Ketika berada di lingkungan sosial, kita tidak akan lepas dari yang namanya dirasani orang lain, baik secara terbuka maupun sembunyi-sembunyi. Entah itu hal baik atau buruk. Yang jelas Continue reading