Beberapa hari yang lalu, tepatnya pada tanggal 14 Juni, saya dan rekan saya, Evy mengantarkan salah satu teman kami yang bernama Dewi untuk pulang ke kampung halamannya. Dewi,teman kami,melaksanakan hari pernikahan pada tanggal 16 Juni 2013. Tak terbayangkan sebelumnya akan bermain ke Pacitan, oleh karenanya kesempatan ini menjadi sebuah momen yang cukup berharga, singkat namun sarat makna. Ini pengalaman pertama saya dan Evy bermain ke Pacitan, jadi harap maklum ya sodara-sodara, jikalau ada sesuatu yang berbau “alay” [dikit aja gapapa kan ya? hehe :D]. Saya dan Evy nekat mbolang, dan berujung pada 12 jam perjalanan antara Surabaya-Malang-Pacitan. Mbolangnya cukup mbois dikit, karena terpaksa naik angkutan umum yang “mewah” untuk ukuran mahasiswa, hihihi. Tapi seru habis, karena kita terpacu dengan waktu jadwal pemberangkatan travel dari Malang ke Pacitan (kami menjemput calon mempelai perempuan terlebih dahulu di Malang).
Saya dan Evy mempunyai kesempatan untuk jalan-jalan hari Sabtu pagi, karena ya si Dewi dipingit (ga boleh keluar kemana-mana). Berbekal sepeda ontel, saya dan Evy melaju ke Pantai yang paling dekat dengan rumah Dewi, yaitu di Pantai Teleng Ria, Pacitan. Kata orang-orang si, Pantai Teleng Ria ini belum ada apa-apanya, bahkan dibilang pantai yang paling jelek di Pacitan. Namun, saya dan Evy sudah cukup senang bisa jalan-jalan, dan merasakan keindahan suasana sepanjang perjalanan menuju Pantai Teleng Ria via ngontel.
Perjalanan kami via ngontel dari rumah Dewi ke Pantai Teleng Ria, sekitar kurang lebih 15-20 menit dan kami berangkat sekitar jam 6 pagi. Pada mulanya sempat merasakan capek, karena tujuan yang dicari kok belum dapat-dapat. Berasa ngontel jauh. Capek… udah lama kagak naik sepeda ontel, tiba-tiba naik sepeda dengan jarak yang lumayan. Sekali lagi tapi seru abis. 😀 😀 😀 . Kami menikmati sepanjang perjalanan menuju ke Pantai Teleng Ria.
Sejuknya setiap perjalanan terasa. Suasana yang masih ijo juga terlihat segar. Pacitan menyimpan keindahan tersendiri menurut saya, kota ini unik, punya gunung-gunung dan juga punya pantai. Sampai di pantai tersebut, saya dan Evy bingung menuju bibir pantai-nya, karena tidak terlihat sama sekali bibir pantai dari tempat masuk ke pantai. Setelah bertanya-tanya, ternyata bibir pantainya tertutup batu-batu kalau dari luar jadi kita perlu turun ke bawah. Masuk kawasan Pantai Teleng Ria ini FREE. Jadi tidak dipungut biaya apapun, kondisi ini juga terjadi pada pantai-pantai lain di Pacitan (menurut informasi dari salah satu teman,yang kena charge saat masuk hanya Pantai Klayar CMIIW :D). Ombak di pantai ini cukup ganas, saat kami kesana, jadi kami tak berani untuk menyentuh air yang ada di bibir pantai, kami hanya bermain di pasir-pasir bak anak kecil :D.
Singkat, kami menghabiskan waktu pagi bersama, sinar mentari mulai terik, dan kami berdua memutuskan untuk pulang. Perjalanan yang singkat, namun menyenangkan. Masih kurang puas dan penasaran dengan pantai-pantai yang lainnya, semoga di lain kesempatan bisa mencicipi keindahan pantai-pantai di Pacitan. ^__^
photo taken by : Evy Kamilah R
...dan akhir kalimat ini.. mengucapkan.. SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU untuk teman kami Dewi… ^__^ *senangnya* [semoga diantara saya atau Evy segera ketularan] Aamiin… 😀