Drama lebaran 2015 akhirnya menemukan titik finalnya juga. Setelah drama bagian pertama (baca selengkapnya disini), yang tak kunjung ada kepastian, akhirnya berujung pada pergeseran tempat landing ke Solo. Seluruh penerbangan yang ke Surabaya, sebelumnya dijadwalkan pada pagi hari tanggal 17 Juli 2015 jam 08.00 (sesuai postingan sebelumnya) , kemudian diarahkan ke Solo dan hanya selang beberapa menit ke depan penerbangan ke Solo pun mendadak penuh. Berita keberangkatan pesawat Garuda di pagi hari tanggal 17 Juli memang masih simpang siur, karena belum ada kepastian, sehingga sekitar pukul 03:22 am WIB saya mendapat SMS resmi dari Garuda kalau penerbangan pada pukul 08:00 masih belum beroperasi sehingga jadwal menjadi mundur jam 09.00
Keadaan yang masih simpang siur membuat was-was juga. Jadi saat itu, di hotel, saya tidak bisa tidur nyenyak, bukan karena fasilitas yang tidak nyaman, tapi karena masih jet-lag. Saya sengaja sudah bersiap dari pagi mulai jam 5 sudah masuk ke bagian ruang makan dan sarapan (sarapan mulai jam 04:00). Bus sudah datang jam 5 lebih, kemudian barang dari beberapa penumpang pun sudah diangkut ke bus sama porter. Sarapan pun terasa diburu, karena bus berangkat jam 5.30. Perjalanan dari hotel ke bandara Soetta memakan waktu hampir kurang lebih 30 menit. Saya menghubungi salah satu teman saya di kamar lain tetapi tidak ada balasan, dan SMS saya gagal terus, akhirnya saya tinggalkan dia menuju ke bandara bersama penumpang yang lain yang sudah berada di TKP sesuai jadwal.
Sampai di Soetta ternyata antrian sudah cukup panjang, dan informasi yang diberikan penerbangan ke Surabaya dialihkan ke Solo (bagi yang berkenan). Karena pagi itu bandara Juanda masih tutup, jadi penerbangan dialihkan. Saya pikir kalau ke Solo masih OK karena Nganjuk-Solo atau Nganjuk-Surabaya, jarak tempuhnya kurang lebih sama, sehingga saya tidak berfikir panjang untuk bilang “YES” yang penting bisa pulang hari itu. Badan ini sudah tidak bisa dideskripsikan lagi capeknya. Di tempat check-in saya dibantu seorang ibu-ibu dari Jeddah karena koper saya bawa yang gedhe itu seberat 31 kg, sehingga saya dibantu membawanya melalui jasa porter. Saat check in tersebut, boarding pass saya untuk penerbangan sebelumnya (ke Surabaya jam 08:00 WIB), secara kolektif dikumpulkan. Drama terjadi saat boarding pass saya mendadak lenyap tak berbekas, entah terbawa sama siapa, sehingga tidak punya bukti kalau kemarin saya sudah membatalkan penerbangan. Akhirnya saya tunjukkan e-ticket saya, dan tidak terlalu membantu rupanya. Saya bilang ke petugasnya, setidaknya mereka harusnya punya data saya, karena sudah jelas nama saya, dan kemarin saya pastikan sudah masuk sistem. Setelah loading saya akhirnya punya barang bukti boarding pass di tulisan blog saya kemarin, meskipun cuma sepenggal gambar, akhirnya membantu. Alhamdulillah.
Setelah dapat boarding pass yang baru untuk ke Solo dan drop bagasi, akhirnya saya benar-benar bisa masuk ke gate hari itu untuk menunggu waktu boarding. Rasanya begitu lega, one step closer to back home. Dalam perjalanan ke gate, ada yang memanggil saya. Ternyata kawan saya yang belum membalas SMS saya di hotel tadi, datang terlambat ke bandara, karena menunggu teman sekamarnya yang mandinya lama. Akhirnya dia masih berada di antrian panjang, sementara saya menuju gate ke arah Solo.
Beberapa menit kemudian kawan saya itu mengabarkan kalau penerbangan ke Solo sudah penuh, dan dijadwalkan untuk terbang ke Surabaya pukul 13:00. Dia bilang masih dalam ketidakpastian saat itu. Hingga sampai saya landing di Solo sekitar pukul 11.00, jadwal itu masih belum bisa dipastikan. Saya berharap yang terbaik untuk kawan saya saat itu. Setelah sekian jam, kawan saya itu akhirnya baru bisa terbang ke Surabaya sekitar pukul 15:00, dua jam extend dari jam 13:00 (jadwal sebelumnya). Alhamdulillah, bandara Juanda menerima penerbangan juga sore itu. Kami tak henti-hentinya bersyukur apalagi saya tidak bisa menyembunyikan rasa haru dan bahagia saya saat bertemu orang tua pertama kali setelah 10 bulan di bandara Adi Soemarmo, Solo. Kemudian sudah lupa itu ingin makan ini dan itu, rasanya tidak ada apa-apanya setelah bertemu orang tua yang sempat tertunda beberapa jam. Akhirnya sampai rumah juga 🙂 Alhamdulillah.
Terima kasih semua atas perhatiannya teman-teman , permintaan maaf saya sama seperti postingan sebelumnya. Karena berita ditutupnya penerbangan ke Malang dan Surabaya sampai masuk media, sehingga banyak yang menanyakan perkembangan penerbangan saat itu kepada saya, yang merupakan salah satu dari sekian orang, yang mengalaminya langsung. Selamat lebaran teman-teman. Selamat berkumpul dengan keluarga 🙂
~Nganjuk, 18 Juli 2015, selepas Subuh 🙂
alhamdulillah Sarii… jadi unforgettable journey yaaa.. met lebaran saar, maaf lahir batin 🙂
Iya Alvi, alhamdulillah, sepertinya demikian 😀 😀 😀
Makasi ya Alvi. Selamat lebaran juga, selamat menikmati open house 😀 Maaf lahir batin juga yaaa… ^__^/ #salaman 🙂