Bagaimana Cara Mencari Supervisor S3?

Hai semuanya👋, assalamualaikum. Kali ini saya akan coba untuk berbagi terkait bagaimana mencari supervisor/promotor/pembimbing S3. Artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi atau pengalaman yang saya dengar langsung dari rekan-rekan yang pernah berjuang dalam perjalanan menuju mahasiswa strata 3.

Seperti yang kita pahami, bahwa jenjang S3 ini unik dan spesial. Jenjang tertinggi dari tahapan menjadi mahasiswa yang tidak jarang menguras mental dibandingkan dengan perjalanan akademik S3 itu sendiri. Oleh karena itu, memilih atau mendapatkan supervisor/pembimbing yang tepat adalah salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap studi kita. Jenjang S3 berbeda dengan S1 dan S2 yang bisa jadi mulai intens dengan pembimbing dalam kurun waktu 1-2 tahun atau lebih tepatnya satu sampai dua semster di masa perkuliahan. Jika pada jenjang S3, mulai awal perkuliahan hingga 3-4 tahun ke depan akan berhadapan dengan orang yang sama. Jadi, memang berharap untuk dapat supervisor/pembimbing yang nyaman buat mendukung studi lanjut kita adalah hal yang perlu diperjuangkan.

Nah, bagaimana cara mencari supervisor yang “kita banget” nih?😀

1. Gali latar belakang pendidikan, rekam jejak penelitian, dan publikasi

Siapa yang tidak mau dibimbing seseorang yang berkompeten yang relate banget dengan apa yang mau kita pelajari? Ini kan salah satu tujuan kita untuk menempuh pendidikan tinggi: mencari orang yang profesional pada bidang ilmu yang kita tekuni. Untuk tahu caranya bagaimana, tentu sangat mudah. Data terkait rekam jejak pendidikan maupun penelitian dosen di belahan negara mana pun tidak susah untuk ditemui. Mulai dari website kampus yang akan dituju, Google Scholar, Scopus, Web of Science, Publons, dll. Yang paling mudah diawali dari mencari yang relate dengan bidang kita.

2. Gali informasi tentang karakter personal beliau

Ini penting banget untuk diketahui, karena bagaimana pun juga, beliau akan menjadi partner kita dalam belajar dalam jangka waktu yang lama dan seterusnya untuk mengembangkan ilmu. Informasi ini bisa didapatkan dari alumni yang pernah studi dengan beliau. Kalau misalnya betul-betul tidak tahu bagaimana? Dulu teman saya bilang, cari fotonya di Google terus dari foto itu bisa kelihatan orangnya ramah atau tidak 😄 tapi tidak bisa jadi patokan juga ya. Dari chit chat atau komunikasi pra candidate juga bisa dilihat, bagaimana beliau merespon (informatif/tidak), bagaimana beliau membantu menemukan solusi, bagaimana beliau bisa mengarahkan kita dalam riset proposal yang akan kita ajukan, dsb. Bagaimana pun juga mengetahui personal orang yang akan kita jadikan lawan komunikasi itu penting, dari sana kita akan tahu bagaimana seharusnya bersikap.

3. Kenali diri sendiri dan sesuaikan dengan prioritas.

Kamu maunya cari pembimbing yang seperti apa? Ini perlu kamu definisikan terlebih dahulu, mengenali diri sendiri dengan memahami apa yang kita butuhkan. Kembali lagi, pelajaran mental dalam menempuh pendidikan S3 itu jauh lebih banyak, jadi perlu menekan ego agar fokus ke prioritas. Misalnya, jika sudah menikah, apakah pembimbingnya setuju untuk membawa keluarga pas lanjut studi? Jika masih single, dan siapa tahu di tengah-tengah studi mau menikah, apakah diperbolehkan? Ini beragam dan sangat personal. Yang penting ketika sudah menentukan pilihan, siap mencoba, beradaptasi, dan melewati tantangan-tantangan yang menghadang.

4. Buat rekapan daftar calon supervisor

Agar mudah dan tetap on track dalam menjalankan road map penelitian, maka buat rekapan daftar calon supervisor idaman. Hal ini juga mudah nantinya memetakan riset apa yang mau kita usulkan ke beliau. Anyway, tidak semua supervisor menerima riset proposal kita, terkadang kita yang diberi ide oleh supervisor untuk mengerjakan topik penelitian yang beliau sedang jalani. Akan tetapi, dengan memetakan calon supervisor akan lebih mudah buat kita dalam proses berkenalan nanti, karena kita sudah merekap dengan baik rekam jejak beliau di dunia akademik. Daftar ini juga memudahkan kita saat menghubungi calon supervisor secara personal, siapa aja yang sudah merespon email kita, siapa saja yang belum, jadi kita punya banyak peluang dan kesempatan untuk membuat alternatif atau pilihan.

5. Siapkan topik untuk riset proposal

Mulai sekarang, siapkan proposal riset, research plan atau sejenisnya. Ini juga berguna nantinya dalam membuat motivation letter. Bagaimana pun juga sebuah aplikasi untuk mendaftar S3, apalagi untuk menghubungi calon supervisor, setidaknya perlu perkenalan singkat tentang kita dan tentunya pengalaman riset kita. Kalau ini tidak diminta saat awal pengumpulan berkas, biasanya akan ditanya saat interview. Karena memang tahap untuk daftar S3 ini macem-macem ya: tergantung supervisor, kampus atau beasiswa, tapi poin pentingnya, kita tidak mendaftar S3 dengan tangan tangan dan ide “kosong”.

6. Punya publikasi

Untuk meyakinkan calon supervisor, atau setidaknya membuat aplikasi pendaftaran S3 kita lebih mantap karena rekam jejak keilmuan yang kita miliki, siapkan publikasi yang berhubungan dengan keilmuan yang sekiranya sesuai saat S3 nantinya. Misalnya, gak mungkin kan kamu anak teknik publikasinya tentang kedokteran misalnya, kecuali publikasi di bidang kedokteran yang bisa diselesaikan masalahnya dengan ilmu teknik. Bukan masalah linear atau tidak, tapi lebih ke ilmu dari ranah kita kalau diaplikasikan ke bidang lain seperti apa dan bisa menyelesaikan masalah apa. Bagaimana pun juga lintas ilmu dan disiplin itu penting karena untuk menyelesaikan satu masalah perlu banyak dari sisi ilmu yang lain, tapi kita harus tahu posisi keilmuan fundamental kita dimana.

Kurang lebih seperti itu ya teman-teman. Oh iya, sekali lagi yang perlu diperhatikan dalam proses pencarian calon supervisor:

Warning ⚠️:
✅️ Mungkin kamu tidak akan menemukan yang benar-benar cocok dengan apa yang kamu mau. Sepanjang kamu bisa menyesuaikan dan paham dengan resikonya, jalani saja. Karena jika kita mudah beradaptasi, ini bukan menjadi masalah.
✅️ Topik S3 setidaknya harus berkaitan dengan ilmu yang didapatkan saat S2 dan S1, minimal ada irisannya. Pasti akan belajar hal baru saat S3, tapi bagaimana pun juga fundamental tetap penting.
✅️ Tidak semua jalur S3 harus mencari supervisor dulu, tapi mempersiapkan diri lebih baik kebutuhan untuk mendaftar S3 akan meringankan beban. Apa saja persiapan nya? Silakan cek di sini.

Baiklah, demikian sharing tentang mencari calon supervisor. Semoga bermanfaat ya dan sukses mendapatkan supervisor idaman, serta dimudahkan dalam menelusuri pencarian sekolah S3. Semoga berkah dan sehat selalu. 🌿

Wassalamualaikum,

Okayama-shi, selepas subuh

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *