Menggenggam Erat 10 Hari Terakhir Ramadan

Assalamualaikum, sahabat Arumsha, semoga Allah selalu karuniai keberkahan dan kebaikan untuk kita semua di sepanjang Ramadan ini. Alhamdulillah, Allah mudahkan langkah untuk berkumpul ke dalam majelis ilmu, bersilaturahmi untuk bergandengan tangan dalam keimanan dan ketaatan. Barakallahu fiikum. 🌸

Alhamdulillah hari ini bertepatan dengan tanggal 18 Ramadan, berarti sudah setengah dari perjalanan. Sudahkah optimal dalam menjalaninya? 🥲 Rasa-rasanya masih perlu banyak ibadah yang perlu dimaksimalkan. Benar-benar begitu cepat berlalu bulan yang diskonnya sungguh besar-besaran ini. Obral pahalanya tidak tanggung-tanggung, tetapi apakah kita juga sudah maksimal berusaha untuk mendapatkannya? Ya Allah, semoga Allah ampuni hati yang lalai dan waktu yang sia-sia. Manusia tempat salah dan lupa, namun Allah mencintai hamba yang lidahnya selalu basah dengan bacaan istighfar. Astagfirullahaladzim.

Bulan Ramadan adalah bulannya Al-Qur’an, dimana Allah turunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan rahmat manusia, sebagai syafaat di hari akhir nanti serta sebagai obat hati yang MasyaAllah akan senantiasa menentramkan diri. Oleh karena itu, rasanya sayang jika melewatkan sehari tanpa membaca Al-Qur’an, apalagi di hari-hari terakhir Ramadan. Semoga Allah mudahkan.

Bulan Ramadan yang penuh ampunan ini juga mengandung malam mulia yang kita kenal dengan Lailatul Qadar. Seperti yang dituangkan dalam Surat Al-Qadar, bahwa dalam malam yang mulia itu, kita bisa meminta apa pun kepada Allah. Begitu banyak malaikat yang turun ke bumi untuk membantu menyelesaikan urusan orang-orang beriman. Ya Allah, 🥲 sungguh semua ingin mendapatkan malam ini, tidak hanya memimpikan saja, namun benar-benar diberkahi malam ini. Semoga Allah bekali kita fisik yang prima agar selalu bersemangat dalam menghidupkan malam-malam terakhir Ramadan.

Amanah di dunia tetap harus dijalankan sesuai dengan akadnya. Misalnya, kurang tepat jika dengan alasan bekerja, jadi tidak punya waktu untuk beribadah. Justru bekerja adalah sarana ibadah, sarana untuk mendekat kepadaNya. Langkah yang harus dilakukan adalah mengatur waktu, contoh:

  • Mengambil waktu 1 jam di pagi hari untuk tadarus 1 juz
  • Mengurangi kegiatan yang tidak mendesak atau tidak prioritas yang bisa menganggu amanah utama, agar waktunya bisa dialokasikan untuk ibadah.
  • Memanfaatkan waktu dengan lebih baik, misalnya menunggu antrian dengan beristigfar

..dan masih banyak lagi amalan-amalan yang bisa dimaksimalkan untuk menggenggam erat hari-hari Ramadan. Sebagaimana dituangkan dalam Al-Qadar ayat 5 bahwasanya kita bisa mengambil waktu saat sahur sampai terbit fajar untuk tidak tidur lagi dan menghabiskannya dengan berdzikir atau tadarus Al-Qur’an, lebih-lebih mentadaburinya.

Kita tidak pernah tahu pasti datangnya Lailatul Qadar kapan, hanya Allah yang tahu. Allah merahasiakan waktu ini untuk melihat siapa saja hamba-hambanya yang bersungguh-sungguh meraihnya. Ini pun adalah representasi kita dalam kehidupan sehari-hari, yang mana Allah selalu melihat proses, menilai proses, karena hasil dari sebuah proses adalah suatu keadaan di luar kendali manusia. Cari terus malam lailatul qadar dengan memohon ampunan, bertaubat dan terus beristighfar. Allah menyukai hambanya yang selalu bertaubat, taubat yang sungguh-sungguh, dengan tidak mengulangi perbuatan buruk terdahulu. Salah satu tandanya diterima amal adalah adanya kebaikan, karena kebaikan akan memunculkan kebaikan pula.

Sepuluh hari terakhir, yang mana kita tidak akan mampu tanpa pertolonganNya. Kenikmatan ibadah, kekuatan iman akan terasa ringan jika Allah yang menolong, dan untuk mengundang pertolonganNya, maka banyak dosa yang harus ditaubati. Bersyukur atas rahmat yang diturunkan hingga saat ini oksigen masih bisa kita hirup untuk merasakan kekuatan Ramadan, melakukan amalan-amalan kebaikan di bulan Ramadan.

Jika ibadah terasa sulit, jika ibadah tak lagi nikmat, ada dosa yang tak disadari menjadi penghambat. Astagfirullah, astagfirullah, astagfirullah. Belum terlambat untuk menyadari, belum terlambat untuk kembali padaNya. Sebelum nafas sampai di kerongkongan, Allah masih menerima taubat. Allah dengan Maha Pemaafnya akan memeluk hamba-hambanya dalam setiap keadaan jika hamba-hambanya senantiasa mengingatNya dalam keadaan apa pun.

Bersyukur masih dipertemukan Ramadan. Kisah dua orang sahabat, yang A ibadah hanya wajib saja sholat 5 waktu, yang B amalan sunnahnya lebih banyak. Yang A masuk surga lebih dahulu dibanding yang B. Ternyata si A meninggal setelah bulan Ramadan, dan yang B meninggal sebelum Ramadan. Hikmahnya adalah, begitu melejitnya amalan-amalan sederhana di bulan Ramadan. Begitu luar biasanya bulan Ramadan membawa seseorang melalui jalur super cepat menuju surga.

Barakallahu fiikum. Semoga Allah senantiasa meringankan kita selalu dalam beribadah, mengencangkan ikat pinggang untuk menghidupkan malam-malam terakhir Ramadan. Semoga Allah menerima amalan ibadah kita, semoga Allah senantiasa memberikan kita petunjuk, karunia, dan rahmat. Semoga Allah berikan lingkungan orang-orang sholeh yang senantiasa mengingatkan kebaikan. Wallahu ‘alam. Mohon maaf lahir bati. Jazakumullah khairan. Yoroshiku onegaishimase.

Wassalamualaikum warrahmatullahi wabaraktuh

Okayama, musim semi, dalam kajian Sholihah Squad.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *