Multimedia Fountain Park di Warsawa

Berdasarkan sumber disini, menyatakan bahwa air mancur yang berbasis multimedia selalu memikat hati para turis, ternyata termasuk saya tentunya. Di situs tersebut juga disebutkan bahwa sementara ini, tempat yang mempunyai atraksi tesebut diantaranya adalah, Montjuic Magic Fountain (Barcelona), Bellagio Fountain (Las Vegas), Floating Fountain (Osaka). Lagi-lagi saya cukup beruntung karena atraksi tersebut juga ada di Warsawa, Polandia yang terletak di sebelah utara Old Town dan dekat dengan sungai vistula (sungai terpanjang di Polandia). Namun, saya juga sempat ke Barcelona dan melihat Montjuic Magic Fountain disana pada malam hari saat liburan musim dingin di akhir tahun 2014. Hanya saja saat ke Barcelona saya pas tidak ada light show, sehingga yang saya lihat hanya air mancur warna warni yang asik berdansa seperti gambar di bawah (adanya gambar, lupa tidak memvideo) 😀 . Cukup cantik, namun areanya tidak sebesar yang di Warsawa.

 The Montjuic Magic Fountain di Barcelona saat winter trip 23 Desember 2014

The Montjuic Magic Fountain di Barcelona saat winter trip 23 Desember 2014

Sedangkan di Warsawa, Continue reading

Sebuah Kado Perpisahan dari Keluargaku di Polandia

10922584_10153994082537589_1947369020640804023_o

Acara buka bersama dan ulang tahun Jodi yang ke-21 di kediaman mbak Dilla

Terhitung 17 hari lagi akan kembali lagi ke tanah air. Tak terasa musim ke musim pun bergulir sangat cepat, hingga akhirnya 4 musim pun telah saya rasakan untuk pertama kalinya dalam hidup saya. Dan pertemuan saya dengan orang-orang Indonesia di Polandia adalah Continue reading

Dua Semester Telah Usai

Bulan ini terakhir menjalani proses akademik di Warsaw University of Technology (WUT). Belajar di kampus ini membuat saya belajar lebih banyak, menemukan saya denga kawan-kawan dari berbagai negara dengan sangat baik, dan menyediakan fasilitas belajar yang saya rasa sudah cukup baik pula. Tak terasa dua semester pun berlalu sangat cepat. Jika sebelumnya saya pernah posting mengenai perkuliahan di semester 1 (winter semester), kali ini saya akan menulis perjalanan saya di semester terakhir saya di WUT (summer semester). Jika ada yang mau kepo tulisan saya terkait semester sebelumnya bisa dibaca di sini.

Postingan kali ini memang lebih baik untuk kawan-kawan yang selinier dengan bidang saya, maksudnya biar bacanya juga lebih nyambung (biar tidak roaming) 😀 Tapi jika yang lintas bidang ingin ikut nimbrung ya feel free to do so saja lah ya. Jika di postingan sebelumnya saya membahas mengenai mata kuliah IT, kali ini saya akan membahas kuliah teknis dan non-teknis yang saya ambil selama semester kedua ini. Saya mengambil 3 mata kuliah teknis (18 ECTS) dan 1 mata kuliah non-teknis (3 ECTS). Jadi total untuk semester ini saya mengambil 21 ECTS.

Seperti semester sebelumnya, pada intinya di tempat saya belajar ini, nilai selalu diambil dari 2 jenis, yaitu tes tulis, dan/atau nilai dari lab dan/atau project. Saya gak bilang semua ini mudah, meskipun saya mengambil ECTS yang lebih sedikit daripada semester sebelumnya,namun saya rasa lebih susah lagi kalau gak belajar kan ya? Yasudahlah hajar saja kalau begitu. 😀  Semester ini kuliah rasa nano-nano, meskipun begitu saya bersyukur bisa lulus juga semua mata kuliah semester ini. Alhamdulilah.

1. Methodological and Ethical Aspect of Research

Ini satu-satunya mata kulaih non teknis yang saya ambil di semester ini. Kuliahnya Continue reading

Kenapa sih Polandia?

Kita akan begitu mudah mengingat negara Polandia karena warna bendera nasional kita yang sama persis, hanya berkebalikan, merah-putih (Indonesia) dan putih-merah (Polandia). Jika yang suka bola maka dengan mudah mengingat Robert Lewandowski. Jika suka dengan ilmu pengetahuan akan mudah mengingat  Marie-Curie, wanita pertama di dunia -asli Polandia- yang memenangkan “nobel prize” dalam bidang radiologi, yang kemudian diklaim oleh Perancis : Marie Curie berasal dari Perancis karena menikah dengan orang berkebangsaan Perancis.

Pertanyaan mainstream namun selalu membuat penasaran “kenapa sih Sar memilih Polandia?”, sehingga saya sudah tak dapat menghitung lagi berapa kali saya mendapat pertanyaan yang sama :D. No problem, saya tetap dengan senang hati menjelaskannya dan jadi punya topik untuk membuat postingan di blog saya ini. Sebenarnya, tidak hanya teman-teman yang bertanya, namun awalnya saya juga bertanya pada diri sendiri, yakin dengan Polandia? Ikuti saja celotehan saya kali ini ya 😀

IMG-20150426-WA0023

Photo diambil saat musim semi bulan April 2015, di depan Palace of Culture and Science, Warsawa, Polandia

1. Polandia ada di salah satu program Interweave Erasmus+

Program beasiswa yang saya ambil ini adalah program kerjasama, jadi hanya universitas tertentu Continue reading

Biaya Hidup di Polandia

Pertanyaan ini lagi ‘hot’ di kalangan scholarship hunter yang ingin mendaftar sekolah ke Polandia. Bicara biaya hidup di Polandia, saya bilang termasuk paling murah dibandingkan negara Eropa lainnya. Silakan dicari di mesin pencarian Google, negara-negara Eropa yang memiliki biaya hidup cukup rendah, dan kalian akan dengan mudahnya menemukan Polandia ada dalam daftar tersebut. Oleh karena itu, Polandia juga sering menjadi sasaran para turis untuk berkunjung ke Eropa. Meskipun tergolong murah, namun fasilitas dan kualitas di dalamnya tidak bisa juga dibilang ‘murahan’. Karena Polandia merupakan bagian dari negara uni-Eropa, sehingga memiliki kualitas yang kurang lebih sama dengan negara Eropa lainnya. Postingan kali ini murni dari pengalaman saya pribadi selama hidup di ibu kota Polandia, Warsawa selama lebih dari 8 bulan. Ibu kota lebih mahal dibandingkan kota-kota lain di Polandia. Jadi yang tertulis disini bisa jadi selain di Warsawa itu lebih murah. Hal yang perlu ditekankan disini adalah kita harus mengingat satu hal, biaya hidup tergantung gaya hidup. Pernyataan ini sudah pernah saya utarakan di postingan saya sebelumnya, disini sedikit tentang biaya hidup, dan di postingan ini saya akan membahasnya sedikit lebih rinci (mesipun juga tidak detail banget 😀 ).

IMG_20140916_094502341

Mata uang Polandia namanya Polish złoty (PLN). 1 EUR setara 4 PLN, dan 1 PLN setara sekitar IDR 3400-3800

Akomodasi

Untuk akomodasi, kalau mahasiswa Continue reading

Acara ‘Munggahan’ di Wisma Duta KBRI Polandia

Pada hari Senin tanggal 15 Juni 2015, merupakan sebuah kehormatan bagi saya yang menjadi bagian dari PPI Polandia diundang ke KBRI untuk acara munggahan. Sebelumnya, saya sempat tidak akan bisa hadir, karena baru saja pulang dari travelling, tapi ternyata saya masih mempunyai tenaga yang cukup untuk memenuhi undangan tersebut. Awalnya, saya juga tidak tahu persis akan ada acara apa, yang jelas saat itu yang saya tahu dari informasi sebelumnya, Pak Dubes, Pak Peter Gontha ingin ketemu dengan pengurus PPI Polandia, awalnya saya pikir akan seperti rapat, ternyata acara munggahan (salah satu acara makan-makan sebelum datangnya bulan Ramadhan).

PPIPolandMunggahan

PPI Polandia bersama Konselor KBRI dan Bu Mari Elka Pangestu (Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2004-2011)

Acara ini dihadiri oleh orang-orang penting, sehingga saat berada di TKP Continue reading

Pengalamanku Pertama Kali Ramadhan di Eropa

Secara mainstream saya mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa bagi seluruh umat Muslim yang menjalankannya. Ramadhan tahun ini sangat spesial bagiku, karena di tahun inilah pertama kalinya aku merasakan puasa yang tidak biasanya. Lama puasa 19 jam di Polandia ini, membuatku sempat kepikiran, apakah aku mampu melaluinya? Kemudian aku pun sejenak merenung dan menghela nafas dalam-dalam. Selama ini ketika setiap langkah yang akan aku jalani ada satu peran penting yang tidak pernah terlewatkan, yaitu kepercayaanku atas kuasaNya. InsyaAllah semua berkah, karena puasa mengajarkan kita tidak hanya soal ‘perut’, yang menahan lapar dan haus, tapi lebih daripada itu, terutama kesabaran. Jadi atas dasar rasa percaya dan cintaku padaNya InsyaAllah bisa melampauinya. Bissmillahirrohmanirrohim. 🙂

11427265_10205931370275863_1770169534979242999_o

Jadwal Sholat dan Imsak selama bulan Ramadhan dari masjid Warsawa (photo dapat dari Mbak Dilla)

Hari ini adalah puasa pertama, alhamdulillah full 19 jam, dengan rutinitas Continue reading

[C++] Konversi End of Line (EOL) dari Mac ke Windows

Newbie, kalau kemarin tentang Python, kali ini tentang C++. Memang belajar itu harus sabar, apalagi kalau masih pemula gini, bawaannya greget (gak pengen pegang maksudnya :D). Kalau sudah bisa satu bahasa pemrograman, ke bahasa pemrograman yang lain yang takes time itu belajar syntax dan mungkin aturan pendeklarasian variabel dan implementasi yang berbeda, atau mungkin ada library tertentu yang tidak sama persis. Selalu ada yang baru meski looks similar.Langsung saja, penggunaan bahasa pemrograman C++ ini adalah wajib untuk project mata kuliah Data Mining, rather than no for the other languages. Oleh karena ini tugas kelompok, maka sistem kerjanya pun dibagi. Saya memakai OS X, dan sebelumnya saya menggunakan Xamarin studio untuk memulai dan kepo tentang C++ ini, karena tugas kita adalah building an application from scratch. Kemudian salah satu teman kelompok mengusulkan memaki QT Creator, sehingga mudah buat aplikasinya. Saya oke aja, karena dia lebih berpengalaman dan programmer handal di salah satu perusahaan. FYI, satu kelompok 3 orang, dan kita cewek semua 😀

Masalah datang ketika sebuah file .csv yang saya edit di text editor yang saya punya TextEdit, itu tidak bisa dibaca oleh QT Creator. Jadi saya bingung ketika menjalankan program dari teman saya untuk dipelajari, pas di Windows bisa kok di Mac gak bisa. Eng ing eng, usut punya usut adalah masalah di end of line (EOL) Windows dan Mac itu berbeda.  Well, berikut langkah-langkah yang bisa digunakan :

  • Buka terminal -ini wajib banget-
  • Install “dos2unix” di terminal pada homebrew dengan cara
    brew install dos2unix
  • Setelah terinstall, arahkan direktori pada file yang akan dikonversi. Caranya standar pakai perintah cd untuk pindah direktori, dan melihat isi direktori bisa menggunakan perintah ls . Misalkan file terletak pada folder A dalam folder AA dengan nama file a.csv. Jadi pindah direktorinya seperti ini –> cd AA/A/
  • Setelah itu terakhir gunakan perintah seperti dibawah
    mac2unix a.csv && unix2dos a.csv
  • Sekarang file dengan nama a.csv sudah siap dibaca oleh QT.

Semoga bermanfaat 😉

Reference :

  1. https://forum.qt.io/topic/28482/readline-is-reading-whole-csv-file-on-mac
  2. http://stackoverflow.com/questions/6373888/converting-newline-formatting-from-mac-to-windows

15 Makanan yang Dimasak Menggunakan Rice Cooker

Sebenarnya antara PD dan enggak aja ini posting masalah masak gini 😀 , pada dasarnya saya sebenarnya tidak bisa masak. Bisanya membantu memasak atau mengicipi/menghabiskan masakan orang 😀 . Setelah sekian abad tidak update  masalah dapur, kali ini saya akan sedikit kePDan membahas urusan yang bukan dapur juga (ya, soalnya memasaknya tidak di dapur melainkan di dalam kamar XD ).

Alat sakti yang saya bawa dari Indonesia ini sangat membantu saya yang lumayan picky dalam urusan makanan. Untuk pertama kalinya hijrah keluar negeri dalam jangka waktu yang cukup lama tidak membuat lidah saya ikut hijrah totalitas dengan citra rasa masakan Eropa, apalagi Polandia. Dasarnya sudah tidak suka mayonaise, keju dan susu yang terlalu banyak dalam masakan (kalau keju dan susu di kue oke2 aja, tapi kalau di masakan so far sih no  ya, kecuali pasta, itupun gak banyak), ya begitulah, lidah Indonesia saya sudah cukup membuktikan bahwa saya mencintai Indonesia, bukan? haha 😀

Perkenalkan alat sakti itu bernama Rice cooker 0.3 L dengan berat 1/2 kg. Harganya sekitar 300 ribu rupiah, saya beli di Ace Hardware, Galaxy mall, Surabaya. Harga yang cukup mahal, Continue reading

[Python] Menambahkan Multiple Legend pada Kondisi Looping

Well, setelah sekian lama hanya posting jalan-jalan saja, sekarang boleh lah ya sedikit kembali ke peradaban 😀 . Tak terasa sudah 8 bulan lebih saya tidak posting mengenai hal-hal yang berbau pemrograman. Terkait pemrograman, biasanya posting masalah sederhana yang ada di Java atau Matlab, ya jujur saja dua bahasa pemrograman itu yang saya geluti dalam kurun waktu tahunan. Sementara bahasa pemrograman yang lain hanya dipelajari kalau saat ada tugas kuliah atau saat workshop, dll. Python adalah hal baru buat saya, katakanlah saya belum pernah building application menggunakan Python from scratch, terakhir menggunakan saat workshop Google Cloud Developer Day namun itupun tak banyak, tak ada seujung jari.

Langsung masuk ke topik masalah, sebenernya apa yang saya posting adalah hal atau kendala yang saya alami, yang kadang butuh waktu buat atik atik. Jadi saya punya masalah untuk memberi legend di dalam sebuah plot. Sebenarnya sederhana, yang menjadi agak kurang sederhana karena legend ini berada dalam looping. Saya utak-atik berdasarkan referensi yang sudah saya cantumkan di bawah. Keadaanya saya ingin membuat multiple legend itu di pojok kanan bawah, sebenarnya mau dimana saja gakpapa sih, kalau lihat hasil output plot lebih enak dipandang kalau diletakkan di pojok kanan bawah 😀

Sebelum memulai saya pastikan bahwa kita akan menggunakan modul matplotlib, dan saya menggunakan barisan perintah ini untuk memanfaatkan fungsi plot, yang kemudian diberi nama variabel plt.

[code language=”python”]
import matplotlib.pyplot as plt
[/code]

Percobaan Pertama

Dalam percobaan pertama ini saya mencoba meletakkan nama legend (name) di dalam loop. Ternyata meskipun sudah ada dalam loop, legend tidak bisa tampil berulang dan yang terbaca adalah nama legend di looping paling akhir. Akhirnya saya coba ke Percobaan Kedua.

[code language=”python”]
for name,lindx,sr_list in r_list:
plt.plot(lindx,sr_list,ccode[i])
plt.legend([name], loc=’lower right’)
i = (i+1)%len(cname)
plt.xlabel(‘Dimension’)
plt.ylabel(‘Success Rate’)
plt.show()
[/code]

Screen Shot 2015-05-21 at 11.03.26 pm

Percobaan Kedua

Pada Percobaan Kedua ini Continue reading