Thank you Interweave !

Being part of INTERWEAVE awardees is kind of things that I could not imagine before, and I am really gratified could be counted in. Thus, firstly, thank you INTERWEAVE for this such wonderful opportunity.

INTERWEAVE is one of partnership program of Erasmus+ and you can see further information concerning INTERWEAVE in this link. Are you interested? If so, you could dig more and more about your preference in this program and happy to select the best university and major that fit for you. We are waiting for you to stand here, in European continent.

Let me to get back for a while, when I joined pre departure briefing in Hotel Indonesia, Jakarta at couple months ago, exactly in June 2014, even I already obtained the awardees certificate directly in the stage, I was still thinking that I dreamed. I followed all procedures before departure and I just realised everything would be new when I left Indonesia to flight here, in Poland. At the moment, I am not only dreaming, but also could  reach one of my dreams for touching down Europe at my first time in my life, even more my first time to live abroad as well. Everything was awesome when I traveled from Indonesia to Poland alone. I could learn about how to survive by ourself in every condition. In fact, everything was fine, several people helped me much during journey and I have a great mentor in Poland who really kind 🙂

1907431_10203726399352968_7462844501978335372_n

The picture above shows the member of interweave awardees cohort 1 before departure around Europe. One Phd student, half of us are Continue reading

Kesan Pertama di Warsawa, Polandia

Tepat 40 hari  berada di Warsawa, Polandia dan tepat dengan Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1436 H. Saya anggap satu bulan setengah disini sebagai kesan awal, karena masih ada sekitar 8-9 bulan lagi berada di kota ini, dan mungkin juga belahan negara lain di benua Eropa. Hari ini cuaca dingin sekali, lebih dingin dari sebelum-sebelumnya (sekitar -2 derajat celcius moreless), padahal juga masih musim gugur 😀 Welcome to the east Europe climate 😀 Berhubung sepertinya sudah lama tidak menulis, kali ini saya akan mengisinya dengan bahan-bahan yang biasanya ditanyakan teman-teman ketika bersua dalam dunia maya maupun nyata :D, Well mungkin saya akan buat beberapa poin, sementara masih bicara mengenai kultur lingkungan, pendidikan, cuaca, dan transportasi, serta besarnya biaya hidup yang saya alami sejauh ini.

Kultur Lingkungan

Sempat mengalami yang namanya culture shock, meskipun sudah dapat kabar, nasihat, dan training sebelumnya. Tapi apalah sebuah teori tanpa praktek, dan apalah praktek tanpa teori *jadi mbulet 😀 Bicara soal kultur sebenarnya cakupannya juga luas, namun demikian Continue reading

Idul Adha 1435 H di Warsawa, Polandia

Alhamdulillah, at the first time in my life aku bisa melaksanakan Idul Adha dengan nuansa yang berbeda, dimana tempat rantau kali ini jaraknya ribuan miles. Aku senang sekali menyambut nuansa berbeda ini, sehingga aku mulai mempersiapkan keberangkatanku menuju masjid mulai pukul 7:00 am, mandi, bersih-bersih dan berangkat. Kami di Warsawa tidak sholat Ied di KBRI seperti yang sebagian besar teman-teman Indonesia [yang kuliah di Eropa] alami, karena mungkin jumlah kami yang sedikit disini :), sehingga kami harus menuju masjid untuk melaksanakan sholat Ied. Sebenarnya sholat Ied dimulai pukul 09.00, namun karena jarak antara dorm dan masjid cukup jauh sekitar 30 menit serta ditempuh dengan dua kali naik bus, lebih baik datang awal, daripada terlambat 🙂

Sempat lari-lari pagi menuju bus station saat berangkat karena melihat di aplikasi bahwa 6 menit lagi bus akan berangkat, sementara jalan santai antara dorm  dengan bus station berkisar 10 menit. Akhirnya aku berangkat dari bus station  Rozbrat sekitar pukul 8:00 menuju Limanowskiego. Cuaca dingin sekali, sampai ketika aku ngos-ngosan waktu lari, dari hidung dan mulut seperti keluar asap 😀 Sampai di bus station Limanowskiego aku berangkat menuju Łowcza, namun aku harus menunggu bus nomor 180 selama 10 menit. Sambil brerjemur dan memandang hamparan langit luas aku bersyukur masih diberi nafas untuk menikmati karuniaNya yang luar biasa. Setelah bus 180 datang, aku pun masuk dan Subhanallah, pemandangan yang mungkin jarang kutemui di hari-hari biasanya, beberapa penumpang perempuan berkerudung, dan apa lagi kalau bukan menuju ke satu tempat yang namanya masjid. Satu sama lain saling melempar senyum, menyambut Idul Adha 1435 H di masjid Warsawa Polandia.

C360_2014-10-04-09-41-46-208

 Satu-satunya masjid yang ada di kota Warsawa, Polandia. Masjid ini awalnya hanyalah sebuah vila yang kemudian Continue reading

Baru Datang di Warsaw, Langsung Padat

Setelah sampai Warsaw banyak sederetan tanggungan yang harus diselesaikan. Aku datang hari Senin, harusnya aku Senin itu sudah masuk summer course Polish language yang disedikan free untuk mahasiswa Erasmus. hanya saja aku sudah diberi tiket dan dijadwalkan tanggal tersebut, dan no problemo, karena aku sudah ijin tidak masuk di hari Senin. Setelah capek maksimal di hari Senin, hari Selasa aku sudah harus mengurus segala sesuatunya, termasuk bertemu host coordinator  International Office di Warsaw University of Technology (WUT) pukul 09:00.

Jetlag membuatku agak kurang mengontrol kondisi, jadi aku tidur pertama kali itu tidur sebentar dan kemudian kebangun sekitar subuh waktu Indonesia. Kebangun otomatis dan gak ngantuk, yah intinya jetlag lah ya daripada panjang lebar 😀 . Badan rasanya udah pegel-pegel dan gak pengen keluar dari selimut saking dinginnya. Disini matahari bersinar cetar tapi anginnya bak angin gunung, adem mak nyes. Pakai baju pun selalu lebih dari stau lapis untuk menempa dinginnya.

Jadi aktifitas setelah aku sampai sejak dua hari yang lalu diantaranya :

1. Beli ticket bus untuk hari pertama

Ini paling penting karena aku harus ke kampus hari Selasa, dan aku masih belum punya kartu bus. Sempat tanya receptionist di dorm arah dimana ada toko yang jual tiket bus. Ditunjukin arah tapi tidak detail dan aku merasa kebingungan. Saat itu tidak ada internet di tangan dan pulsa nomor lokal juga habis. Akhirnya aku tanya-tanya sama orang yang jalan. Tidak semua bisa bahasa inggris, jadi sepanjang jalan aku hanya menemukan satu orang, ~postur mahasiswa~ yang ngasih tau aku kalau ada toko di ujung jalan yang jualan tiket bus. Sampai di ujung jalan ternyata ada beberapa toko dan aku mondar mandir kebingungan, sambil aku baca-baca kayak papan yang ada gambar bus-nya barangkali aku paham, ternayat tidak juga. Tiba-tiba ada ibu-ibu nyamperin aku dan bilang “do you need any help?” Dalam hati, selalu bersyukur karena ini berkat doa orang tua pikirku. Ibu-ibu itu mengantarkan aku ke toko jual tiket bus, dan dia cukup fasih bahasa inggris, dia menerjemahkan proses jual beli itu inggris-polish ke aku dan penjualnya. Alhamdulillah akhirnya tiket bus di tangan.

IMG_20140916_093457225

Tiket bus yang digunakan kalau belum punya kartu bus.

2. Isi ulang pulsa

Jadi sebenarnya ini tidak harus terjadi di hari pertama mau ke kampus, Continue reading

Perjalanan Hampir 24 Jam ke Warsaw

Akhirnya ada sedikit waktu juga buat nulis. Terus terang kemarin-kemarin masih jetlag 😀 (ini hari ketiga aku disini, semoga jetlagnya udah ilang hari ini) . Terima kasih kepada teman-teman yang telah setia tanya kabar dan keadaanku selama disini, maaf kalau ada yang kurang. Semoga tulisanku bisa melengkapi ceritanya. Hehe. Please enjoy 🙂

14-15 September 2015

Perjalanan hampir 24 jam mulai dari Nganjuk ke Warsaw benar-benar sesuatu dan ditempuh langsung sekali jalan agak membuat capek juga. Rutenya Nganjuk-Surabaya-Jakarta-Doha-Warsaw. Nganjuk-Surabaya hampir 4 jam (ditambah sholat dan makan), Surabaya-Jakarta 1 jam, jakarta Doha hampir 8 jam, Doha ke Warsaw hampir 5 jam. Sepanjang perjalanan dari Nganjuk-Surabaya-Jakarta tidak begitu masalah, tidak over baggage juga(walaupun sempat deg-degan, karena males juga kalau suruh bongkar koper lagi 😀 ). Garuda Indonesia mendarat tepat waktu di Jakarta dari Surabaya pukul 21:00 dan untuk penerbanagn selanjutnya ke Doha pukul ) 00:00. Itu artinya aku masih punya waktu 3 jam, banyak waktu pikirku, tapi implementasinya tidak sesuai ekspektasi. Beberapa orang membantuku, mulai dari yang bantuin angkat koper saat di bagian ambil bagasi, menunjukkan arah jalan ke bagian penerbangan internasional, dan beberapa membantu tanpa dimintai tolong. Big thanks to Allah.

Saat sudah berada di bagian check in untuk Qatar airlines, Continue reading

Visa Pertama : Visa Tipe D ke Eropa

Akhirnya, paspor saya ada isinya juga, setelah sekian lama menganggur dan hanya ngeksis untuk memasukkan aplikasi saja. Aplikasi yang 2 kali ditolak karena mungkin belum layak, atau mungkin karena belum rejekinya, namun pastinya bisa jadi karena diri ini yang kurang berusaha. Akhirnya, visa pertama ini menghiasi paspor juga, sebagai salah satu bekal untuk berangkat ke Polandia bulan depan. Jenis visa sebenarnya bermacam-macam, namun  karena saya akan tinggal di Polandia selama 10 bulan (yaitu lebih dari 90 hari), maka visa saya tergolong ke dalam visa tipe D. National Visa yang merupakan visa tipe D ini saya dapatkan di Kedutaan Polandia, Jakarta dengan proses yang saya rasa tidak terlalu rumit dan syarat yang tidak terlalu susah karena tidak ada sesi interview-nya. Bagi yang ingin mengurus visa ke Polandia, silakan kepo di halaman berikut.

Proses pengurusan visa pun berjalan cukup singkat, tidak bertele-tele, dimana dokumen-dokumen yang telah terkumpul lengkap dicek oleh petugas dan kemudian dikumpulkan, kita tinggal menunggu sekitar kurang lebih 14 hari kerja. Kita perkirakan saja 14 hari kerja itu kira-kira kapan, karena ketika visa jadi kita tidak dihubungi petugas, namun kita yang aktif untuk menanyakan sudah jadi atau belum visanya. Petugasnya cukup ramah dan baik, jadi tidak perlu takut untuk bertanya 😉 Untuk pengambilan, ketika tidak bisa mengambil sendiri, bisa diwakilkan kepada orang yang dipercaya dengan menggunakan surat kuasa bermaterai.

wisa2

Visa ini sifatnya multiple entry, jadi ketika saya sudah di Eropa nanti saya bisa berkunjung dari satu negara ke negara lain di Uni Eropa yang termasuk ke dalam visa Schengen -yaitu sekitar 20 negara (menurut informasi)- , menggunakan hanya satu visa ini saja. Kedengarannya sekilas sangat seru dan sudah membayangkan travelling nya daripada kuliahnya #ups 😀 *bercanda* 😀 Tujuan utamanya tetap kuliah kemudian networking sambil travelling. Bismillah, saat ini sedang sibuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk H-1 bulan sebelum keberangkatan. Semoga tidak ada yang terlewat, dan bisa memaksimalkan waktu yang tersisa dengan baik. Semangat 🙂

Scientific Meeting III [Part 5-Habis] : Sampai Jumpa Makassar!

30 Maret 2014

Akhirnya setelah kurang lebih berumur seminggu pengalaman ke Makassar kemarin, ada juga waktu luang untuk kembali menulis :). Bagi yang sudah menanti part selanjutnya ini adalah part terakhir dari perjalanan delegasi ITS bertandang dalam acara Scientific Meeting III. Terima kasih buat temen-temen atas atensi yang diberikan kepada tulisan bersambung Scientific Meeting III ini baik secara langsung maupun tidak langsung 🙂

IMG_9656_Fotor_Fotor_Collage

Foto bersama dengan panitia dan delegasi UPI (atas) dan delegasi ITS (bawah) sebelum pulang meninggalkan tempat penginapan

Oke, di postingan kali ini saya akan menceritakan sedikit banyak perjalanan pulang kami, meninggalkan Makassar dan menuju Surabaya untuk pulang. Pesawat Garuda Indonesia dengan penerbangan GA360 membawa kami mengarungi setiap detik perjalanan senja ke malam hari. Pemandangannya pun sangat cantik. Semburat jingga yang terpancar mengiringi Continue reading

Scientific Meeting III [Part 4] : Jalan-Jalan Lagi

30 Maret 2014

Hari terakhir di Makassar, rasanya waktu cepat berlalu. Teman-teman dari UNJ dan UGM berpamitan denga kami sekitar pukul 06:30 WITA untuk pulang. Sementara delegasi yang tersisa adalah ITS, UPI, dan UI. Hari terakhir ini memang sengaja kami luangkan untuk membeli lagi oleh-oleh yang belum sempat terbeli kemarin. Sebelum berangkat membeli oleh-oleh sama-sama kami sepakat untuk sarapan dulu. Kali ini menu khas Makassar yang lain yaitu Mie Titi. Apa itu Mie Titi? Sejenis mie kering yang diberi kuah maizena ditambahkan dengan daging ayam dan sawi, dan tetap saja mie Titi ini pun disajikan dengan jeruk nipis. Sekilas porsinya tampak sedikit, namun membuat kenyang sekali, sepertinya memang ciri khas dari Makassar, makanan khas yang disajikan adalah makanan berat yang cukup mengenyangkan walaupun secara visual nampak sedikit. Saya memesan es jeruk nipis sebagai teman makan Mie Titi ini. Menurut guide, tidak banyak orang luar Makassar yang suka makan mie Titi, namun setelah saya komposisinya, saya berani mencobanya [karena saya terkadang susah beradaptasi dengan makanan baru *ndeso saktik* hehe]. Kata temen saya dari Aceh, menyebut mie Titi ini Mie Jembatan, karena artinya Titi adalah jembatan. He he he, keragaman buadaya dan bahasa ini membuat saya happy :D. Oh ya dari penginapan ke tempat makan Mie Titi ini kita naik pete-pete . Ada yang tau gak pete-pete itu apa? Pete-pete kalau di Jawa itu angkot :D. Jauh dekat Rp. 3000,- standar lah ya.

Mie Titi

Mie Titi khas Makassar

Sarapan Mie Titi

Sarapan mie Titi bersama delegasi dari UI, Unhas, UPI, dan ITS

Setelah makan mie Titi kita bersama-sama hunting oleh-oleh dan panitia mengatarkan kami (padahal harusnya bukan tanggungan panitia lagi), tapi entahlah seperti cerita di Part 3 bagian Lokasi 5, saya telah bercerita bahwa memang loyalitas dari panitia untuk kami-kami sebagai tamu ini sangat luar biasa. Delegasi yang belanja ini hanya UPI dan ITS, karena delegasi dari UI harus segera meninggalkan tempat menuju ke bandara.

Dengan senang hati panitia yang satu mobil dengan saya mas Dimas dan Mbak Nunung dari UNHAS menjadi  Continue reading

Scientific Meeting [Part 3] : Jalan-Jalan

29 Maret 2014

Setelah hectic day  di hari pertama, akhirnya ada waktu tersendiri buat jalan-jalan. Selamat pagi, dan saatnya membuka jendela untuk melihat sinar mentari yang cantik di lantai 5 Hotel Tree. Saatnya untuk jalan-jalan hari ini. Yey! Sebelum jalan-jalan sekalian packing dan check out dari kamar hotel. Setelah beres-beres dan sarapan, kami berangkat dengan 2 bus menuju ke tempat-tempat wisata yang telah diatur sedemikian rupa oleh panitia. Kita tinggal tut wuri 😀

DSC01681

Semburat sinar mentari yang terlihat melalui jendela kamar

Sarapan @Hotel Tree

Sarapan bersama @Hotel Tree (UI, ITS, UNJ, UNHAS)

Lokasi 1 : Pantai Losari Makassar

Kita sampai di Pantai Losari sekitar pukul 09:00 an WITA, sudah cukup panas, namun tetap saja semua bak anak kecil, langsung lari-lari dan bergaya di depan lensa kamera untuk mengabadikan momen [yang kebanyakan] baru pertama kali datang ke Makassar.

 

Pantai Losari11Foto bersama delegasi dari ITS [tanpa Dilla -Teknik Sipil 2012] 😀 Continue reading

Scientific Meeting III [Part 2] : Hectic Day

Makassar, 28 Maret 2014

Sebelumnya>>> Scientific Meeting 3 [Part 1] : Sebuah Perjalanan Pagi

Halo Makassar! Akhirnya sampai juga di sini. Setelah dari bandara, kami langsung dilayani panitia dengan pelayanan yang ramah, dijemput dan diantarkan ke tempat istirahat. Kami beristirahat sebentar, dan kemudian langsung diajak sarapan oleh panitia dan jalan-jalan kecil melihat sebagian kecil sisi Universitas Hasanuddin, Makassar. Kata orang-orang Makassar panas, setiba kami di bandara kalau boleh bilang sih, hawanya sejuk-sejuk aja, tapi memang benar semakin kesini, semakin hot hot  pop :D. Seusai jumatan, kami kembali menunggu jemputan dari panitia, untuk mengikuti acara selanjutnya yaitu acara seminar yang berlokasi di UNHAS *lupa nama hall-nya apa 😀 .

Foto Bersama setelah Seminar

Para delegasi Paguyuban Penerima Beasiswa Unggulan DIKTI 2012 tingkat Nasional

Setelah sampai di Universitas Hasanuddin, kami disambut dengan senyuman-senyuman yang ramah dari panitia PBU Makassar, dan untuk acara seperti ini, rasa-rasanya lebih dari cukup cara penyambutannya, mulai dari antar-jemputnya, kualitas makanan yang disediakan, dan juga konten acaranya. Disini acara dikemas dalam bentuk seminar, yang dihadiri oleh 9 delegasi Universitas penyelenggara Beasiswa Unggulan Dikti selain tuan rumah UNHAS, diantaranya ITS, IPB, UI, UPI, UNY, UNJ, UI, UGM, dan UM. Continue reading