Kenapa sih Polandia?

Kita akan begitu mudah mengingat negara Polandia karena warna bendera nasional kita yang sama persis, hanya berkebalikan, merah-putih (Indonesia) dan putih-merah (Polandia). Jika yang suka bola maka dengan mudah mengingat Robert Lewandowski. Jika suka dengan ilmu pengetahuan akan mudah mengingat  Marie-Curie, wanita pertama di dunia -asli Polandia- yang memenangkan “nobel prize” dalam bidang radiologi, yang kemudian diklaim oleh Perancis : Marie Curie berasal dari Perancis karena menikah dengan orang berkebangsaan Perancis.

Pertanyaan mainstream namun selalu membuat penasaran “kenapa sih Sar memilih Polandia?”, sehingga saya sudah tak dapat menghitung lagi berapa kali saya mendapat pertanyaan yang sama :D. No problem, saya tetap dengan senang hati menjelaskannya dan jadi punya topik untuk membuat postingan di blog saya ini. Sebenarnya, tidak hanya teman-teman yang bertanya, namun awalnya saya juga bertanya pada diri sendiri, yakin dengan Polandia? Ikuti saja celotehan saya kali ini ya 😀

IMG-20150426-WA0023

Photo diambil saat musim semi bulan April 2015, di depan Palace of Culture and Science, Warsawa, Polandia

1. Polandia ada di salah satu program Interweave Erasmus+

Program beasiswa yang saya ambil ini adalah program kerjasama, jadi hanya universitas tertentu Continue reading

Biaya Hidup di Polandia

Pertanyaan ini lagi ‘hot’ di kalangan scholarship hunter yang ingin mendaftar sekolah ke Polandia. Bicara biaya hidup di Polandia, saya bilang termasuk paling murah dibandingkan negara Eropa lainnya. Silakan dicari di mesin pencarian Google, negara-negara Eropa yang memiliki biaya hidup cukup rendah, dan kalian akan dengan mudahnya menemukan Polandia ada dalam daftar tersebut. Oleh karena itu, Polandia juga sering menjadi sasaran para turis untuk berkunjung ke Eropa. Meskipun tergolong murah, namun fasilitas dan kualitas di dalamnya tidak bisa juga dibilang ‘murahan’. Karena Polandia merupakan bagian dari negara uni-Eropa, sehingga memiliki kualitas yang kurang lebih sama dengan negara Eropa lainnya. Postingan kali ini murni dari pengalaman saya pribadi selama hidup di ibu kota Polandia, Warsawa selama lebih dari 8 bulan. Ibu kota lebih mahal dibandingkan kota-kota lain di Polandia. Jadi yang tertulis disini bisa jadi selain di Warsawa itu lebih murah. Hal yang perlu ditekankan disini adalah kita harus mengingat satu hal, biaya hidup tergantung gaya hidup. Pernyataan ini sudah pernah saya utarakan di postingan saya sebelumnya, disini sedikit tentang biaya hidup, dan di postingan ini saya akan membahasnya sedikit lebih rinci (mesipun juga tidak detail banget 😀 ).

IMG_20140916_094502341

Mata uang Polandia namanya Polish złoty (PLN). 1 EUR setara 4 PLN, dan 1 PLN setara sekitar IDR 3400-3800

Akomodasi

Untuk akomodasi, kalau mahasiswa Continue reading

Acara ‘Munggahan’ di Wisma Duta KBRI Polandia

Pada hari Senin tanggal 15 Juni 2015, merupakan sebuah kehormatan bagi saya yang menjadi bagian dari PPI Polandia diundang ke KBRI untuk acara munggahan. Sebelumnya, saya sempat tidak akan bisa hadir, karena baru saja pulang dari travelling, tapi ternyata saya masih mempunyai tenaga yang cukup untuk memenuhi undangan tersebut. Awalnya, saya juga tidak tahu persis akan ada acara apa, yang jelas saat itu yang saya tahu dari informasi sebelumnya, Pak Dubes, Pak Peter Gontha ingin ketemu dengan pengurus PPI Polandia, awalnya saya pikir akan seperti rapat, ternyata acara munggahan (salah satu acara makan-makan sebelum datangnya bulan Ramadhan).

PPIPolandMunggahan

PPI Polandia bersama Konselor KBRI dan Bu Mari Elka Pangestu (Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2004-2011)

Acara ini dihadiri oleh orang-orang penting, sehingga saat berada di TKP Continue reading

Konser Jazz “Dwiki Dharmawan and His Polish Friends” di Warsawa

Pada tanggal 30 April 2015, di Warsawa telah diselenggarakan konser Jazz yang merupakan perpaduan antara musisi Jazz Indonesia, Dwiki Dharmawan, dan teman Polandia-nya. Konser yang bertajuk “Dwiki Dharmawan and His Polish Friends” ini dihadiri oleh sekitar lebih dari 40 pengunjung (ini kira-kira saya saja). Hampir 3 jam acara ini berlangsung dan sangat bergengsi sekali bisa menikmati musik Jazz Indonesia di negeri orang. Saat itu saya berpikir dan baru menyadari, ya, saya sedang di Ibukota negara, Warsawa, dimana begitu mudahnya para musisi di level internasional manggung di kota ini. Maklum lah diri ini tak pernah merantau lama di ibukota negara, paling mentok di Indonesia ya di Surabaya (kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta) 😀 Saat itu beruntung sekali saya meski datang telat karena “nyasar“, menempati barisan duduk kedua, yang sebenarnya digunakan untuk para undangan dari kedutaan, berhubung kosong dan dipersilahkan untuk duduk di deretan tersebut, ya saya tidak bisa menolak dan saya terima dengan penuh senang hati. Hehe. #dasar.

11205972_10206275648992157_8823470978788306139_n

Berfoto bersama Dwik Dharmawan bersama anggota KBRI dan PPI Polandia (Photo by Mas Mirza Satoto)

Ini saya berikan sedikit cuplikan video saat konser Jazz yang dapat dilihat di bawah. Video diambil dengan menggunakan kamera HP biasa, Motorola Moto G yang saat acara berlangsung tiba-tiba memorinya penuh karena kebanyakan diisi file :D. Jadi tidak semua bisa terekam, namun bagian yang berhasil saya rekam ini adalah bagian yang saya suka, semoga juga kalian yang menikmatinya 😉

[youtube https://www.youtube.com/watch?v=cXv07Qbf1DA]

PPI Polandia Secara Resmi Terbentuk

Pada akhirnya PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) di Polandia secara  resmi terbentuk pada tanggal 21 Maret 2015. Setelah sebelumnya cukup susah untuk membentuk PPI ini secara resmi dikarenakan tidak tersedianya pelajar yang tinggal lama di Polandia. Dibandingkan negara lain yang mencapai ribuan, orang Indonesia yang ada di Polandia bisa dibilang tidak begitu banyak, sekitar 200an (antara yakin dan enggak 😀 ) dari mulai pekerja dan pelajar. Saat ini hanya sekitar 16 pelajar aktif yang tercatat sedang menempuh studi di Polandia dari berbagai kota yang ada di Polandia, seperti Warsawa, Gdanks, Lublin, Olsztyn, dan Krakow. Dari 16 pelajar itupun yang full degree hanya beberapa orang saja, sisanya Erasmus exchange student dengan durasi 6-12 bulan. PPI Polandia

Pengurus Aktif PPI Polandia selepas Kongres I di KBRI, Warsawa, Polandia. (Photo by Mbak Jorrie, Konselor KBRI).

Karena dengan sedikitnya orang Indonesia di Polandia, Continue reading

Kecantikan Polandia yang Tersimpan di Krakow

Sudah agak tidak tahan dengan tulisan Auschwitz, kali ini saya akan menyajikan keindahan kota Krakow. Ibu kota Polandia adalah Warsaw, dan Warsaw ini memang kota metropolitan, sudah banyak bangunan Eropa modern yang kita jumpai, sehingga berkunjung ke Krakow ini menyimpan kecantikannya tersendiri. Iya, memang benar kata orang, sekarang saya bisa merasakan bahwa di Krakow inilah kecantikan Polandia tersimpan.

Saat saya kesini antara akhir musim dingin dan awal musim semi. Jadi cuaca masih tidak bisa dikontrol secara pasti, yang jelas masih dingin dan sesekali gerimis. Saat itu tidak banyak waktu untuk berkeliling Krakow, sampai Krakow sudah menjelang Ashar jadi tidak banyak tempat yang dikunjungi, namun sudah cukup produktif dan puas, karena ditemani jalan oleh teman dari Indonesia yang sedang studi di Krakow, jadi tidak perlu pusing-pusing mikir rute, apalagi baca peta 😀 Thanks Nabiel.

Inilah foto-foto yang sempat diambil ketika jalan-jalan sore di Krakow.

DSC03831

Model mobil sigthseeingnya lucu sekali 😀

DSC03833

Suasana sore hari di sekitar Wawel Castle Continue reading

Berkunjung ke Auschwitz di Krakow, Polandia

Semenjak datang ke Polandia, selalu familiar dengan kota Krakow, kota yang menyimpan banyak sejarah di Polandia, dan kota yang menurut sebagian besar orang paling cantik di Polandia. Pada kesempatan yang lalu saya sangat senang akhirnya bisa mengunjungi Krakow, dan Auschwitz adalah tempat yang paling dikenal entah karena apa, yang jelas saya ngeri saja setelah tahu tempat ini. Untuk hal-hal mendasar seperti transportasi dan berapa besar untuk menuju Auschwitz bisa dibaca di postingan yang pendek sebelumnya, disini. Masuk museum ini gratis, tapi sayang kalau tidak pakai tour guide.

Singkat cerita Auschwitz ini sebenarnya diambil dari nama Jerman, yang artinya juga tidak tahu apa. Di Polandia nama tempat ini adalah Oswiecim, sehingga nama bus stop untuk menuju ke Auschwitz ini tetap Oswiecim. Sebenarnya kunjungan kesini sangat tidak ideal untuk dijadikan tempat wisata, gak ada hiburannya sama sekali, yang ada kesan menyeramkan dan berasa membayangkan kejadiannya dengan melihat beberapa sudut dan barak pembantaian ini. Anggap saja ini wisata sejarah, dan kesini akan menjadi percuma tanpa tour guide, karena yang dilihat sejauh pandangan mata ya bangunan kotak-kotak biasa yang sangat senyap. Dengan adanya tour guide membawa kita ke tempat-tempat sesuai urutan dan alur ceritanya, sehingga ada yang bisa kita nikmati (nikmati sejarah). Auschwitz ini terletak cukup jauh dari pusat kota dengan dikelilingi hutan, seperti bisa membayangkan bagaimana dulu kala. Oh iya kalau ingin memesan tour guide disini, jangan lupa dibooking dahulu.

DSC03885

Gerbang depan Auschwitz I, “Arbeit Macht Free” <bahasa Jerman> yang artinya freedom by working. Kebebasan hanya bisa didapatkan dengan cara bekerja. Nama gerbangnya saja sudah bikin bulu kuduk berdiri, karena bekerja itupun sifatnya temporarily life, yang Continue reading

Kesan Pertama di Warsawa, Polandia

Tepat 40 hari  berada di Warsawa, Polandia dan tepat dengan Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1436 H. Saya anggap satu bulan setengah disini sebagai kesan awal, karena masih ada sekitar 8-9 bulan lagi berada di kota ini, dan mungkin juga belahan negara lain di benua Eropa. Hari ini cuaca dingin sekali, lebih dingin dari sebelum-sebelumnya (sekitar -2 derajat celcius moreless), padahal juga masih musim gugur 😀 Welcome to the east Europe climate 😀 Berhubung sepertinya sudah lama tidak menulis, kali ini saya akan mengisinya dengan bahan-bahan yang biasanya ditanyakan teman-teman ketika bersua dalam dunia maya maupun nyata :D, Well mungkin saya akan buat beberapa poin, sementara masih bicara mengenai kultur lingkungan, pendidikan, cuaca, dan transportasi, serta besarnya biaya hidup yang saya alami sejauh ini.

Kultur Lingkungan

Sempat mengalami yang namanya culture shock, meskipun sudah dapat kabar, nasihat, dan training sebelumnya. Tapi apalah sebuah teori tanpa praktek, dan apalah praktek tanpa teori *jadi mbulet 😀 Bicara soal kultur sebenarnya cakupannya juga luas, namun demikian Continue reading