Apa itu beasiswa MEXT? Selengkapnya bisa baca-baca di sini. Beasiswa ini merupakan salah satu jenis beasiswa yang diberikan oleh pemerintah Jepang. Oh ya, as long as di bawah 35 tahun, masih bisa mendaftar beasiswa ini. Dalam hal ini, alhamdulillah, saya mendapatkan beasiswa MEXT untuk studi doktoral saya di Okayama University. Baik, sekarang saya akan mencoba untuk menceritakan perjalanan saya yang lebih spesifik sampai mendapatkan beasiswa MEXT ini. Sebelumnya saya telah menuliskan juga tentang perjalanan panjang menemukan tempat studi S3 di sini dan daftar kegagalan selama mendaftar S3 di sini.
Sepuluh bulan setelah N lahir, waktu itu sudah tidak ada ART, kondisi saya dan suami sama-sama bekerja yang saat itu Work from Home (WFH) dan sesekali Work from Office (WFO), sementara kami perlu bergulat dengan perjuangan pendaftaran S3 kami. Rasanya tentu luar biasa, apalagi jauh dari “bala bantuan” keluarga lain, seperti orang tua, saudara dll, tapi saya selalu yakin Allah selalu memberikan jalan keluar di setiap permasalahan-permasalahan kita. Betul kan, ya? Hehe. Saya kalau guyonan sama suami, ya ini tantangan, ini adalah cerita yang seru yang InsyaAllah bisa diambil banyak hikmahnya.
TIMELINE PENGALAMAN PRIBADI SAAT PROSES PENDAFATARAN
Desember 2020
- Dapat informasi kalau ada lowongan S3 dari rekan kerja.
- Email sensei, perkenalan diri, sekalian melampirkan daftar publikasi yang pernah dilakukan, CV dan english proficiency test
- Kemudian sensei menjawab dengan melampirkan beberapa dokumen yang harus saya lengkapi yaitu:
1. Application form
2. Research Plan (present field of study, research topic in Japan, describing goals, timeline and references). Ini bisa disiapkan jauh-jauh hari, saat itu memang saya sudah pernah ada pengalaman memasukkan aplikasi ke tempat lain dan beberapa di motivation letter meminta adanya research plan sehingga saat membuatnya juga tidak terlalu lama. Jika punya pengalaman riset sebelumnya, ini akan sangat membantu sekali untuk merespon dengan cepat.
3. Paspor
4. Ijazah dan Transkrip (S1 dan S2)
5. Surat rekomendasi (kalau saya dari pimpinan tertinggi fakultas di tempat saya bekerja)
6. Abstrak Tesis (dalam bahasa Inggris)
7. English proficiency test (kalau untuk Jepang, minimal CEFR B2), tapi untuk beberapa kampus minta skor tertentu. - Sensei memberikan saran untuk melakukan revisi pada research plan terkait originality and significance
Januari 2021
- Pertengahan Januari. Saya baca-baca paper lagi dan kirim ulang research plan yang telah direvisi ke sensei sesuai dengan saran sensei.
- Akhir Januari. Alhamdullillah, saya menjadi salah satu kandidat yang akan diusulkan untuk mendapatkan beasiswa MEXT dari kampus. Oh ya, ini saya MEXT U2U. Kemudian setelah proses ini, ada dokumen-dokumen yang harus dilengkapi juga.
Mei 2021
- Pendaftaran aplikasi ke Graduate School. Diberi tautan ini untuk dipelajari proses submissionnya.
- Mendapatkan PDF version of Letter of Acceptance dari sensei untuk aplikasi ke Graduate School.
Juni 2021
- Proses seleksi dari Graduate School.
Juli 2021
- Alhamdulillah, dapat informasi kalau lulus seleksi di Graduate School dan lolos beasiswa MEXT. Ini tuh mirip banget seperti saat saya mendaftar beasiswa BPPDN Dikti , yaitu saat S2 dahulu (kampus ada seleksi sendiri dan beasiswa ada berkas seleksi juga). Akan tetapi, sebenarnya ini sudah satu paket.
Di masa pandemi seperti ini, tidak mudah masuk ke Jepang karena masalah border restriction. Prosedur ini belum selesai, jadi saya masih harus menunggu LoA asli yang dikirim ke Indonesia sebelum memutuskan mengajukan surat tugas belajar. Proses pengiriman ini terhambat juga karena pandemi. Di tahap ini saya baru tahu kalau ternyata ada privilige Japan Government scholarship untuk diberangkatkan terlebih dahulu dibanding dengan international students yang lain, ya karena kondisi pandemi ini. Oleh karena itu, saat itu yang non beasiswa Government belum bisa mengajukan VISA student, termasuk dalam hal ini, suami.
Agustus 2021
- Mendapatkan prior information terkait dengan rencana keberangkatan yang belum tahu kapan, dari IO kampus memberikan FAQ ke email semua MEXT awardee di Okayama.
September 2021
- IO Kampus memberikan informasi untuk segera mengurus VISA. karena rencananya MEXT awardee akan dikirimkan bertahap. Ya, saya request untuk diberangkatkan pada gelombang terakhir yang diperkirakan adalah awal Desember 2021.
Oktober 2021
- 12 Oktober 2021 urus visa di kedutaan Jepang di Konjen Surabaya. Pertama kali ninggal N agak jauh, berangkat pagi 05.30 WIB dari rumah naik kereta pagi ke stasiun Kota Malang. N masih tertidur saat saya berangkat ke stasiun. Sampai stasiun, saya Gubeng langsung naik Grab untuk urus ke kedutaan, prosesnya sangat cepat. Pas masuk gerbang, tidak diperkenankan bawa HP. Isi tas discan dan dilihat semua.
- Karena ada remarks. Gov. Scholar (artinya student dengan biaya dari pemerintah Jepang), maka VISA ini gratis.
- Normalnya, kalau tidak pandemi, Oktober ini harus sudah di Jepang dan mulai perkuliahan. Berhubung masih pandemi, semua perkuliahan dilaksanakan secara daring. Bulan Oktober ini juga masih belum penuh jadwal kuliah, hanya mengisi rencana studi dan diskusi mata kuliah apa yang akan diambil. Jadi, setahun pertama ini, saya lebih banyak kuliah nantinya.
November 2021
- Kuliah daring masih berlanjut
- Di pertengahan November dapat e-ticket untuk pemberangkatan tanggal 7 Desember 2021. Hati rasanya tidak karuan.
- Mulai mencicil beli kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, karena berangkat pas winter. Juga menerima jastip dari teman-teman yang sudah di Jepang.
- Memantapkan hati untuk menyapih kesayangan N lebih awal dengan drama yang pernah saya tulis di sini. Sekaligus mempersiapkan N untuk lebih sering bersama Ayahnya.
November 2021
- Kabar varian baru, COVID19 diumumkan: Omicron. Jepang langsung kembali menutup border yang baru 1-2 bulan dibuka. Alhamdulillah. I don’t know how to express this feeling, tapi karena sudah lelah hati dan pikiran dengan semua yang ada, saya memilih untuk bersyukur. InsyaAllah yang terbaik.
SAAT INI….
Saat ini saya masih meneruskan kuliah daring, berkutat dengan tugas-tugas serta topik riset yang harus saya selami lebih dalam. Saya sekarang merasakan bagaimana menjadi seorang mahasiswa dengan kuliah daring dengan perbedaan waktu, masih selisih dua jam padahal, tapi rasanya melelahkan :D. Semoga lelah ini lillah. Pas banget lihat memory di Facebook yang tertulis 8 tahun lau, “Ilmu pengetahuan itu pahit pada awalnya, tetapi manis melebihi madu pada akhirnya” ~ 99 Cahaya di Langit Eropa, hal. 155. InsyaAllah jadi penyemangat. Mungkin karena belum terbiasa seperti ini sebagai mahasiswa dalam kondisi daring. Kalau selama ini yang dirasakan kan daring, tapi sebagai pengajarnya 😀 Bisa jadi karena pas zaman mahasiswa belum ada beban berarti selain dirinya sendiri, sekarang sudah ada suami dan anak. Keadaannya sudah tidak sama. Masalah orang dewasa memang sedikit lebih kompleks 😀 Yasudah, mari berjalan, berprogress dan bertumbuh. Bismillah.
Soal berangkatnya jadinya kapan. Belum tahu sih, ya nunggu kepastian saja. Mohon doanya, yang terbaik ya teman-teman. Sehat selalu semuanya..
Oh iya, kalau mau tahu tentang kuliah ke Jepang dengan beasiswa Mext U2U bisa juga lihat Youtubenya PPI Okayama pada tautan berikut.
Terima kasih semua, sampai jumpa.
@baiti jannati, Jum’at berkah.