Rekomendasi Aplikasi untuk Keseharianmu Saat Berada di Jepang

Assalamualaikum, sahabat Arumsha. Wah tak terasa sudah bulan September, tandanya di Jepang ini sudah mulai persiapan untuk tahun ajaran baru di bulan Oktober nanti. Menurut informasi juga, Jepang sudah mulai membuka border untuk turis meski masih dengan prosedur yang ketat. Selain itu, visa kunjungan sementara juga sudah berlaku. Pun saya juga menerima informasi kalau beberapa rekan akan melakukan kunjungan dinas ke Jepang. Ah senang sekali ya bisa berkunjung ke Jepang, welcome! Buat kamu-kamu yang baru pertama kali masuk ke Jepang dan sama sekali tidak bisa bahasa Jepang, bagaimana nih bisa survive di awal-awal kedatangan ke Jepang? Nah, pada artikel kali ini, saya akan mengupas aplikasi-aplikasi yang bisa kamu gunakan untuk membantu kamu beraktivitas di Jepang berdasarkan pengalaman pribadi menggunakan Android mobile. Apa saja aplikasi itu? Yuk, simak bersama.

Continue reading

Pengalaman Masuk ke Jepang di Masa Pandemi

Assalamualaikum, Jepang! Alhamdulillah, akhirnya kaki ini menginjakkan kaki juga di tanah Jepang. Ini adalah jadwal terakhir setelah 3 kali perubahan jadwal keberangkatan. Pertama saat 7 Desember, waktu itu varian Omicron dikabarkan masuk, dan sehingga 30 November 2021 Jepang langsung gerak cepat menutup border kembali. Selama tahun 2021, Jepang membukan border hanya di sekitar bulan November, itu pun tidak berlangsung lama, mungkin kurang lebih 3 minggu. Iya, Jepang sangat ketat sekali dalam hal ini, sekalinya masuk, aturannya berlapis. Di sisi yang lain saya bersyukur, itu artinya, saya masih bisa bersama dengan keluarga terutama anak yang masih belum genap 2 tahun. Meski berhasil proses sapih N lebih cepat, tapi rasanya sungguh berat meninggalkannya, sehingga dengan demikian saya masih punya waktu bersamanya lebih banyak dan lebih banyak menyiapkan mental saya. Emak-emak can relate, ya 🙂

Continue reading

Jogja dalam Sehari

Di tengah padatnya kegiatan-kegiatan bulan Nopember ini, ada hal menyenangkan yang terjadi mendadak. Yep, tepatnya minggu kemarin short trip ke Jogja <3. Yay! finally, padahal beberapa hari sebelum itu saya dan suami sempet ngobrol untuk merencanakan liburan singkat dan di Jogja, alhasil Tuhan mendengar dan menghijabah hasil obrolan kami dengan melayangkan undangan pernikahan dari salah satu teman baik suami saat kuliah di Swedia dulu. Ya, dadakan. Singkat sekali proses perjalanannya, dapat undangan hari Kamis, pesan tiket kereta dan pesan hotel hari Jum’at, Sabtu berangkat. Pengen banget berangkat Sabtu pagi hari, namun tidak bisa, karena saya masih ada acara dan siang juga sudah berjanji kepada adik-adik FORMASI UB untuk sharing pengalaman. Akhirnya diputuskan berangkat sore. Agak lumayan hectic persiapannya karena Jumat malam sebelum berangkat itu masih berkutat dengan urusan administrasi konferensi internasional FILKOM dan juga sedikit borang akreditasi :3. Untung dibantuin suami, simply we can call it as team work 🙂 <3 Sabtu pagi itu ada acara dan baru packingnamun saat sampai ke Guest House UB pas lah. Alhamdulillah. Oke kita mulai cerita perjalanan ke Jogja yaaa, biasalah tadi pembukaan dulu 😀

Naik kereta api tut..tut..tut.. Udah lama sekali tidak naik kereta api, sebelum berangkat kita sempat beli oleh-oleh dulu untuk kawan kami di sana, dan juga beli makan siang yang antrinya euh euh. Sensasinya perjalanan kali ini sungguh menyenangkan dan sangat menikmati, apalagi sama suami #eh. 😀 Sepanjang jalan saya merasa bersyukur sekali masih diberi kesempatan untuk menikmati perjalanan, melihat keindahan lukisan Tuhan, menyenangkan pokoknya 😀 Alhamdulillh. Sampai di stasiun Jogja tengah malam dan berencana naik Grab menuju hotel yang kalau dari aplikasinya 2km. Untung suami lihat Google Maps, hotelnya ternyata berjarak 500 meter dari Stasiun, akhirnya kami jalan kaki saja lah, karena menurut parameter kami 500 meter itu sangat dekat. Sambil melihat dan menikmati suasana Jogja malam hari, melalui Jalan Malioboro yang masih sangat ramai, menyenangkan.

Si embek ikut jalan-jalan pagi di Malioboro

Pagi hari di hari Minggu, kami sudah membuat daftar kegiatan (fleksibel sih) untuk seharian, yang jelas hal utama kondangan dulu. Untuk seharian itu, kami dapat sambutan spesial oleh Alvi Syahrina, yang repot-repot menyediakan fasilitas untuk jalan-jalan. Thanks ya Pi :). Kondangan masih jam 11, sementara pagi hari kami  masih mempunyai waktu sedikit banyak untuk jalan-jalan ke Malioboro dan randomly kita kepikiran untuk main ke Taman Sari. Selepas sarapan pagi di hotel dengan hati senang memulai jalan kaki ke Malioboro, karena hotelnya deket banget kok sama Malioboro.  Ada warna yang berbeda dengan setahun yang lalu, area pedestrian di sepanjang Malioboro jadi lebih lebar dan ada tempat untuk duduk-duduknya. Namun, tetap saja yang namanya Malioboro tak pernah sepi pengunjung. Saat jalan-jalan tersebut ada hal yang lucu, karena ada kambing jalan-jalan di pedestrian mengikuti pemiliknya. 😀 Anti mainstream banget ya, biasanya anjing atau kucing, ini mah kambing di tengah keramaian pedestrian Malioboro 😀 Sampai sekitar 700 meter kami berjalan, kemudian kami memutuskan untuk ke Taman Sari naik becak, yang sekarang sudah banyak becak motor di Jogja. Setahun yang lalu masih belum nemu becak motor, sekarang di sepanjang Malioboro sudah banyak sekali becak motor. Dengan bahasa Jawa kromo mencoba untuk menawar harga tapi yasudahlah, Rp 25.000,- ke Taman Sari, it’s ok.

1.Taman Sari

Sampai ke Taman Sari jam 9 kurang masih tutup dan sudah banyak pengunjung yang berjajar-jajar mengantri di depan gerbang taman Sari. Sambil melihat-lihat dan foto-foto sekitar, tak lama kemudian gerbang dibuka, dan semua pengunjung yang telah menunggu berhamburan membentuk barisan di depan loket. Tak lama antri, saya membeli dua buah tiket dan satu tiket kamera. Harga per tiketnya adalah Rp. 5000,- dan harga untuk membawa satu kamera adalah Rp 3000,-. Murah banget lah pokoknya. Berhubung masih pagi, cuaca juga masih nyaman dan seger, juga pengunjung tidak terlalu berjejejalan. Suasananya masih enak. Kemudian dari arah mau masuk ke area pemandian Taman Sari ada bapak-bapak yang sudah sepuh menanyakan apakah membutuhkan guide? Awalnya saya bilang “mboten”  yang artinya tidak. Sekitar 7 langkah setelah bilang tidak ke bapak guide tersebut, saya diskusi sama suami. Yang intinya, kalau cuma foto-foto saja kayaknya kurang deh, kita butuh informasi sejarah yang ada di dalamnya. Kalau cuma untuk foto-foto memang Taman Sari ya gitu-gitu aja, bagus sih, tapi ya gitu-gitu aja. Akhirnya saya balik badan menghampiri bapaknya lagi. Enak loh, guide yang ada di sana itu gak maksa, gak seperti mbak2 SPG yang kadang agresif banget kalau nawarin barang :D. Masalah preferensi sih, kalau saya suka model seperti itu, gitu aja :D. Saya tanya ke bapak guide “Pak, ngapunten, berapa ya harganya untuk jasa guide?” Seikhlasnya mbak. Sama seperti di Keraton dulu juga guidenya tidak mematok suatu harga namun seikhlasnya.

Area utama Taman Sari

Bapak guidenya ini baik banget, Continue reading

Dua Jam Jalan-Jalan di Kampung Tridi, Jodipan, Malang

Kampung Tridi (atas), Cinque Terre (bawah)

Alhamdulillah, akhirnya ada waktu juga mampir di Kampung Tridi di daerah Jodipan, Malang. As you know, saya sama suami sebenarnya tinggal tak jauh dari kampung Jodipan ini, atau bisa dikatakan seminggu sekali lewat situ. Beberapa teman yang berkunjung ke Malang sudah mampir, tapi ini yang dekat tempat tinggal malah belum pernah kesitu. Yep, pada akhirnya saya bisa memberi pengumuman kalau I’ve been there 😀 #lebay. Kampung warna-warni ini sudah menyedot perhatian banyak publik dan sering masuk media atau masuk jajaran foto favorit di Instagram kalau lagi liburan ke kota Malang. Dulunya daerah ini daerah yang padat pemukiman, cenderung tak terurus. Konon kabarnya atas dasar inisiatif mahasiswa UMM (Universitas Muhammadiyah Malang) yang didukung oleh salah satu perusahaan cat ternama dan jadilah kampung yang sedap dipandang.  Saya juga akui top deh kebersihannya.

Ada yang bilang kampung tridi ini konsepnya mirip Cinque Terre di Italia. Kata suami yang sudah pernah ke Cinque Terre alamnya memang sudah bagus, lautnya juga indah. Sementara kampung tridi ini adalah warna yang baru dari kampung yang dikenal kurang terawat sebelumnya, sehingga sekarang pun jadi salah satu icon wisata di Kota Malang. Kampung tridi  ini dipadati banyak pengunjung, hampir di setiap sudut dari rumah-rumah  dilukis dan dihiasi dengan aneka ragam atribut yang instagramable. Tak ayal banyak sekali yang menghabiskan waktu untuk mengambil spot dan berfoto ria di sana, karena hampir setiap sudutnya memiliki keindahan tersendiri.

Ini tiket masuk kampung tridi, bayar 2500 dapat gantungan kunci dan stiker

Baru-baru ini dibangun jembatan penghubung antara kampung yang satu dengan kampung yang di sebelahnya. Jadi sebenarnya ada dua kampung yang berbeda yang dipisahkan oleh sungai. Jembatan tersebut jembatan kaca, jadi kita bisa langsung melihat air sungai dari tempat kita menyeberang jembatan tesebut. Kapasitas jembatan tersebut adalah 50 orang. Saking padatnya tidak bisa mengambil full  gambar sepanjang jembatan.

Nah, ada yang unik juga dari kampung tridi ini, karena terdiri dari dua kampung yang berbeda, harga tiket masuk pun berbeda. Harga tiket masuk  per orang adalah Rp 2.500,- untuk kampung satunya dan Rp 2000,- untuk kampung yang sebelahnya (duh lupa tidak tanya nama kampungnya) :D, so far tidak mahal untuk kenyamanan mata yang ada di dalamnya. Harga tersebut digunakan warga kampung untuk memelihara warna cat, perawatan, inovasi gambar, kebersihan, dan lain-lain (info yang ada di karcis seperti itu). Menariknya lagi karcis masuknya bukan karcis biasa. Di kampung satunya karcisnya adalah stiker, dan kampung satunya adalah gantungan kunci. Konsepnya sudah lumayan keren sih. Ya, daripada karcis atau gelang terus dibuang sayang mending gantungan kunci. 😀 #eh *no offense ya guys. 😀

Mungkin kedepannya bisa dibuat tiket terusan saja, sehingga tidak membingungkan pengunjung. Karena setiap masuk kampung baru langsung ditagih tiket lagi. Perasaan sudah bayar ternyata beda kampung. Banyak pengunjung yang ogah bayar lagi jadi puter balik jalan-jalan cuma di kampung sebelah saja. 😀

  

Oke guys, segitu aja postingan kali ini,barangkali bisa jadi salah satu informasi yang berguna bagi yang berkunjung ke Kota Malang yang semakin macet ini. 😀 Semoga nyaman ya di Malang 🙂

 

See you!

 

@kontrakan <3

Publikasi ke-8 : ICTS 2015

Screen Shot 2015-09-17 at 9.43.38 pmICTS adalah singkatan dari International Conference on Information and Communication Technology and Systems. Acara ini diselenggarakan oleh Jurusan Teknik Informatika ITS dan hasil dari paper tersebut akan terindeks ke dalam Scopus (IEEE Xplore). Alhamdulillah, diberi kesempatan lagi untuk mempresentasikan hasil paper yang merupakan sepertiga dari Tesis saya ini. Aktif untuk publikasi semenjak duduk di bangku Master di ITS pada tahun 2012. Sedikit bercerita hingga publikasi ke-8 ini meluncur. Di ITS kami diajarkan banyak hal terkait penulisan paper, bagaimana mengkonstruksi ide, menyampaikan kontribusi, dan kita dipacu untuk berfikir untuk menyelesaikan masalah dilihat dari berbagai sisi (problem well defined in thousands solutions). Saya berbincang tentang Master di jurusan Teknik Informatika saja, karena saya berkecimpung sebagai mahasiswa S2 di jurusan tersebut, untuk jurusan lain di ITS sangat mungkin berbeda.

Sejak semester satu kami dibekali untuk me-review  paper, tidak hanya satu atau Continue reading

Kamu Kuliah atau Jalan-Jalan?

Selain pertanyaan “kenapa sih Sar memilih Polandia?“, pertanyaan yang ada dijudul postingan ini tak kalah seringnya menghinggapi inbox saya, ataupun hanya celetukan di salah satu postingan foto jalan-jalan saya atau status facebook saya selama saya travelling mengelilingi negara-negara area Schengen di Eropa. Kalau teman-teman ber-mutual friend dengan para penerima beasiswa Erasmus+, mungkin isi timeline-nya kurang lebih akan sama, foto jalan-jalan keliling Eropa 😀 tapi tidak menutup kemungkinan juga status dan foto teman-teman yang sibuk di kampus dengan sederet capaian prestasi yang diraihnya, terutama untuk mahasiswa Erasmus+ yang mengambil full degree.

Kuliah atau jalan-jalan ya? Saya rasa bagi orang yang berada di dunia baru pasti merasakan apa yang namanya penasaran. Nah, anggap saja travelling saya yang baru di Eropa itu menjawab penasaran dan menjadi bagian dari bentuk belajar kehidupan untuk melihat sisi dunia yang lain. Sebenarnya dalam travelling sendiri juga banyak sekali yang bisa dipelajari. contohnya : Continue reading

Berkunjung ke Auschwitz di Krakow, Polandia

Semenjak datang ke Polandia, selalu familiar dengan kota Krakow, kota yang menyimpan banyak sejarah di Polandia, dan kota yang menurut sebagian besar orang paling cantik di Polandia. Pada kesempatan yang lalu saya sangat senang akhirnya bisa mengunjungi Krakow, dan Auschwitz adalah tempat yang paling dikenal entah karena apa, yang jelas saya ngeri saja setelah tahu tempat ini. Untuk hal-hal mendasar seperti transportasi dan berapa besar untuk menuju Auschwitz bisa dibaca di postingan yang pendek sebelumnya, disini. Masuk museum ini gratis, tapi sayang kalau tidak pakai tour guide.

Singkat cerita Auschwitz ini sebenarnya diambil dari nama Jerman, yang artinya juga tidak tahu apa. Di Polandia nama tempat ini adalah Oswiecim, sehingga nama bus stop untuk menuju ke Auschwitz ini tetap Oswiecim. Sebenarnya kunjungan kesini sangat tidak ideal untuk dijadikan tempat wisata, gak ada hiburannya sama sekali, yang ada kesan menyeramkan dan berasa membayangkan kejadiannya dengan melihat beberapa sudut dan barak pembantaian ini. Anggap saja ini wisata sejarah, dan kesini akan menjadi percuma tanpa tour guide, karena yang dilihat sejauh pandangan mata ya bangunan kotak-kotak biasa yang sangat senyap. Dengan adanya tour guide membawa kita ke tempat-tempat sesuai urutan dan alur ceritanya, sehingga ada yang bisa kita nikmati (nikmati sejarah). Auschwitz ini terletak cukup jauh dari pusat kota dengan dikelilingi hutan, seperti bisa membayangkan bagaimana dulu kala. Oh iya kalau ingin memesan tour guide disini, jangan lupa dibooking dahulu.

DSC03885

Gerbang depan Auschwitz I, “Arbeit Macht Free” <bahasa Jerman> yang artinya freedom by working. Kebebasan hanya bisa didapatkan dengan cara bekerja. Nama gerbangnya saja sudah bikin bulu kuduk berdiri, karena bekerja itupun sifatnya temporarily life, yang Continue reading

Krakow : Berkunjung ke Kamp Nazi Terbesar di Eropa, Auschwitz

Kamp kosentrasi Nazi Jerman, di Auschwitz, Krakow, Polandia. Inilah kamp yang merupakan salah satu situs warisan dunia UNESCO, dimana tempat ini adalah saksi bisu kekejaman Nazi Jerman yang melakukan pembunuhan massal kaum Yahudi. Saat masuk wilayah kamp ini bagian dalam barak hampir semua tidak boleh diabadikan dalam kamera. Rasanya takut dam merinding serta tidak tega, 1,5 juta manusia Yahudi dibuat mainan, eksperimen, dan dibunuh dengan biadabnya. Rambut mereka dipotong dan digundul untuk dijadikan tekstil, yang kuat dipekerjakan, yang lemah langsung masuk wilayah pembantaian, dilucuti pakaiannya dimasukkan jadi satu ke dalam ruang bawah tanah dimatikan dengan gas beracun, dan setelah itu dibakar. Jika kalian sempat main ke Polandia, jangan lewatkan untuk ke Krakow mengunjungi tempat yang menjadi sejarah dunia atas pembunuhan massal secara sengaja kaum Yahudi oleh Nazi Jerman. Dan Auschwitz ini menjadi wilayah pusat kamp kosentrasi Nazi Jerman, jadi tempat ini adalah kamp kosentrasi terbesar di Eropa. Saya sarankan untuk memakai guide tour dan booking dahulu sebelumnya sebelum mengunjungi tempat ini, soalnya selalu penuh jika tidak reservasi dulu. Harga masuk Auschwitz ( 1 dan 2) plus tour guide adalah 35 PLN (sekitar 9€ ). Untuk menuju tempat ini waktu tempuhnya sekitar 1,5 jam dari pusat kota Krakow. Harga bus return Auschwitz-Krakow adalah 24 PLN (sekitar 6€ ). Happy trip to Krakow 😊, dijamin gak nyesel, kota Krakow juga sangat cantik. Belum ke Polandia lho kalau belum ke Krakow 😉 hehe.. #subjektif 😅

View on Path

Halo Paris!

Paris, kota yang terkenal di dunia, dan semua orang ingin pergi kesini karena terkenal dengan kota yang romantis, kota fashion dan kota yang sangat indah karena megahnya Eifel Tower. Kota ini menjadi kota pertama dalam serangkaian perjalan winter trip bulan Desember 2014. Dan kali ini saya berkesempatan untuk mengunjungi beberapa tempat di kota Paris, serta akan bercerita lebih banyak lewat gambar-gambar yang ada 😀 *bilang aja males nulis* (bisa jadi) 😀  .Pada episode sebelumnya saya juga telah bercerita tentang masalah penginapan dan transportasi yang digunakan selama winter trip. Kalau ada yang ingin berkunjung ke postingan sebelumnya, jangan sungkan lho masuk saja 😀 . Kalau masalah penginapan bisa dibaca disini, dan masalah transportasi juga bisa dibaca disini.

1. Ponts Des Arts 

Gembok Cinta! Oala ini to gembok-gembok yang dipasang disepanjang jembatan itu (lho ya to lek ndesone kumat 😀 ), ya saya melihatnya langsung kini, sepanjang jembatan penuh dengan gembok-gembok berpasangan seperti ini. Konon dengan mengikat sepasang gembok dan kuncinya dibuang ke sungai itu, cintanya akan abadi. Percaya? Sepanjang jembatan, gembok-gembok ini banyak yang sengaja ditutup dengan papan balok, mungkin karena sudah overload kali ya. Jadi, ini yang terlihat gambar gemboknya ini hanya dipinggir jembatan saja. Saat kesini cuacanya gloomy romantis gitu 😀

paris_jembatan

2. Eifel Tower

Hadu..hadu..hadu.. ini yang ditunggu-tunggu kalau ke Paris, apalagi kalau bukan ke Eifel. Yuhu mak! dari sore sampai malam ngendon disini, alhasil menghasilkan gambar variatif dari sore ke malam seperti di bawah ini. Maap yak kalau narsisnya gak ketulungan 😀  Cantik, iya cantik, memang cantik, cuma saya gak pakai video maju mundur cantik ala Syahrini 😀

paris-eifel

Setiap malam, Eifel ini mengeluarkan kecantikan dengan menebar pesona lewat kerlap-kerlip lampunya. Saat itu saya berada di posisi bawah tower pas. Dan ini salah satu rekaman yang saya ambil ketika Eifel mulai bling-bling 😉

[youtube https://www.youtube.com/watch?v=jjQVhdK9K1o&w=560&h=315]

Piye rek? Apik tenan gak? 😀 Continue reading

Dua Menit

19 Desember 2014

Iya sudah heboh. Belum juga berangkat terbang ke tujuan pertama Eurotrip sudah heboh gara-gara tertinggal bus bandara, saya yang salah telat 2 menit. Bangga? Jelas enggak! Meski datang sudah agak pagi, namun kurang pagi lagi karena kemacetan terkadang tidak dapat diprediksi. Fiyuh. Petugas sempat ngomel, tapi saya diam aja sih, namanya juga salah, cuma mengemukakan sedikit alasan, meski apapun yang terjadi, namanya telat ya telat meskipun cuma 2 menit.

travel docSaya panik, gate close pesawat jam 12:20 dan bus bandara berangkat jam 9:20 (definitely saya datang jam 9:22). Entahlah, tiba-tiba bapak petugasnya jadi baik dan memberi aku alternatif lain, nunggu bus berikutnya atau naik taksi. Kalau nunggu bus berikutnya datang jam 10:55 sampek bandara 11:40 dan mepet sama gate close kalau naik taksi artinya saya harus merogoh kocek 25€, padahal reservasi bus cuma 7€. Akhirnya saya ijin bapaknya untuk berfikir sebentar sebelum mengambil keputusan mana pilihan yang harus saya ambil, dan bapaknya memastikan juga bahwa masih ada seat untuk keberangkatan bus berikutnya. Kalau seat penuh artinya saya tetap harus naik taksi.

Setelah 10 menit berselang saya memutuskan lebih baik naik taksi. Kemudian bapaknya memberi tahu “you are lucky today! Only one seat free and you can take it. But, again it just for this time only and next time, please don’t be late again. We can wait you until 3-5 minutes if you are still on way, and we will wait you, but please call us to inform your condition at that time“. Alhamdulillah, meski tetep deg deg ser juga, nutut apa tidak sebelum gate close. Secara saya juga baru pertama kali ke bandara Modlin, belum tau arenanya seperti apa. Saya menanyakan ke bapaknya, beliau bilang masih nutut soalnya saya gak pakai bagasi dan bawa tas kecil jadi estimasi waktu itu cukup.

Jam 10:55 akhirnya tiba juga, dan setelah 11:43 sampai juga di Modlin Airport. Alhamdulillah, kali ini saya gak pakai metode cari mencari tempat sendiri tapi langsung tanya-tanya petugas untuk mempersingkat waktu dan belajar dari pengalaman tadi pagi. Eh tiba di depan gate, masih tutup, pas tanya orang-orang di sekitar gate katanya memang belum buka. Syukurlah kalau begitu :D. Siap meluncur ke Paris sebagai tujuan pertama liburan musim dingin 🙂

Dua menit sangat berarti untuk dua minggu 🙂 Inilah drama kecil, opening dari serangkaian cerita winter trip pertama saya 😀