Salah Jurusan?

Beberapa topik yang selalu hangat dibicarakan dan dirundingkan ketika telah melewati setengah perjalanan menimba ilmu di kampus dan jurusan pilihan. Kan sudah pilihan, mengapa kok bisa sampai salah? salah jurusan? Mengapa?

see

Penjaringan Siswa Berprestasi (PSB) Universitas Brawijaya 2007 http://prasetya.ub.ac.id/berita/Pengumuman-Hasil-PSB-2007-7400-id.html

I will not talk too far, hanya mengambil dari pengalaman apa yang telah saya rasakan dan saya alami. Sedikit kisah mungkin kurang lebih sudah pernah saya paparkan di sini. Ya, saya sendiri termasuk golongan mahasiswa yang merasa salah jurusan saat itu. Ilmu Komputer, nama jurusan yang saya ambil. Rasanya sudah sangat hopeless, tidak kuat dengan segala bentuk perkodingan yang menurut saya saat itu seperti bahasa planet lain. Hanya alien dan kawan-kawannya yang paham bahasa macam itu. Jadi harap maklum kalau saya sekarang jadi anak IT jadi-jadian 😀

But well to say the truth,  apakah kondisi nyata (seperti di dunia kerja) memaklumi kondisi kita yang salah jurusan tersebut? Sayangnya tidak semua bisa dipaksakan berfikiran sama! They tend to see what skills you have based on your educational background or interpersonal skills instead. Itu pun jika kalian ingin bekerja pada orang atau sebuah perusahaan.

Tapi banyak kok yang kuliahnya jurusan A kerjanya Z dan sukses? Betul, dan coba lihat terlebih dahulu proses dan usaha yang mereka lakukan. It’s a big deal to push their effort, kan? Jadi, kalau kamu masih berada di stage  yang tidak jelas dan mengambang mau ngapain, tidak tahu harus berbuat apa, Continue reading

Kamu Kuliah atau Jalan-Jalan?

Selain pertanyaan “kenapa sih Sar memilih Polandia?“, pertanyaan yang ada dijudul postingan ini tak kalah seringnya menghinggapi inbox saya, ataupun hanya celetukan di salah satu postingan foto jalan-jalan saya atau status facebook saya selama saya travelling mengelilingi negara-negara area Schengen di Eropa. Kalau teman-teman ber-mutual friend dengan para penerima beasiswa Erasmus+, mungkin isi timeline-nya kurang lebih akan sama, foto jalan-jalan keliling Eropa 😀 tapi tidak menutup kemungkinan juga status dan foto teman-teman yang sibuk di kampus dengan sederet capaian prestasi yang diraihnya, terutama untuk mahasiswa Erasmus+ yang mengambil full degree.

Kuliah atau jalan-jalan ya? Saya rasa bagi orang yang berada di dunia baru pasti merasakan apa yang namanya penasaran. Nah, anggap saja travelling saya yang baru di Eropa itu menjawab penasaran dan menjadi bagian dari bentuk belajar kehidupan untuk melihat sisi dunia yang lain. Sebenarnya dalam travelling sendiri juga banyak sekali yang bisa dipelajari. contohnya : Continue reading

Dua Semester Telah Usai

Bulan ini terakhir menjalani proses akademik di Warsaw University of Technology (WUT). Belajar di kampus ini membuat saya belajar lebih banyak, menemukan saya denga kawan-kawan dari berbagai negara dengan sangat baik, dan menyediakan fasilitas belajar yang saya rasa sudah cukup baik pula. Tak terasa dua semester pun berlalu sangat cepat. Jika sebelumnya saya pernah posting mengenai perkuliahan di semester 1 (winter semester), kali ini saya akan menulis perjalanan saya di semester terakhir saya di WUT (summer semester). Jika ada yang mau kepo tulisan saya terkait semester sebelumnya bisa dibaca di sini.

Postingan kali ini memang lebih baik untuk kawan-kawan yang selinier dengan bidang saya, maksudnya biar bacanya juga lebih nyambung (biar tidak roaming) 😀 Tapi jika yang lintas bidang ingin ikut nimbrung ya feel free to do so saja lah ya. Jika di postingan sebelumnya saya membahas mengenai mata kuliah IT, kali ini saya akan membahas kuliah teknis dan non-teknis yang saya ambil selama semester kedua ini. Saya mengambil 3 mata kuliah teknis (18 ECTS) dan 1 mata kuliah non-teknis (3 ECTS). Jadi total untuk semester ini saya mengambil 21 ECTS.

Seperti semester sebelumnya, pada intinya di tempat saya belajar ini, nilai selalu diambil dari 2 jenis, yaitu tes tulis, dan/atau nilai dari lab dan/atau project. Saya gak bilang semua ini mudah, meskipun saya mengambil ECTS yang lebih sedikit daripada semester sebelumnya,namun saya rasa lebih susah lagi kalau gak belajar kan ya? Yasudahlah hajar saja kalau begitu. 😀  Semester ini kuliah rasa nano-nano, meskipun begitu saya bersyukur bisa lulus juga semua mata kuliah semester ini. Alhamdulilah.

1. Methodological and Ethical Aspect of Research

Ini satu-satunya mata kulaih non teknis yang saya ambil di semester ini. Kuliahnya Continue reading

Rupanya, Winter Semester Telah Berlalu

Time flies so fast. Begitulah salah satu kalimat pendek yang sering diucapkan ketika telah menjalani sebuah proses. Sudah satu semester tak terasa dan sangat bersyukur sekali atas yang saya terima selama belajar disini. Bersyukur untuk diijinkan belajar di salah satu universitas terbaik bidang teknologi di Eropa Timur. Jadi ceritanya, kemarin itu adalah hari yang paling melegakan, karena dapat dipastikan untuk tidur nyenyak setelah semua ujian, project, dan tugas lab untuk semester kemarin selesai. Bagaimana hasilnya? Alhamdulillah semua mata kuliah lulus. Disini menggunakan range nilai 1-5 dengan threshold 3 adalah batas lulus (pass) yang harus dicapai.

Soal berapa indeks nilai yang berapa saya capai bukan intinya, karena rata-rata teman-teman disini menganggap bahwa berusaha untuk pass itu sudah bagus dan hanya butuh >= 50 poin untuk pass hampir di semua mata kuliah. Bahkan, teman saya dari Perancis -satu teman kerja kelompok sama saya-, cerita kalau di tempat dia kuliah nilai 51 atau 100 itu sama saja, artinya tidak ada perbedaan signifikan, yang membedakan adalah pass atau fail. Menarik, karena hampir semua teman saya disini punya pemikiran seperti itu, sehingga terkesan tidak “ngoyo” namun mereka masih belajar serius mencapai target. Cerita lain, teman saya dari Ukraina bilang, bahwa yang terpenting dalam kuliah adalah ilmu, dia gak peduli yang dia dapat asal lulus, karena yang dibutuhkan untuk menyelesaikan urusan administrasi harus lulus saja. Jadi saat sebelum perkuliahan berakhir, teman saya itu sebenarnya sudah punya nilai diatas rata-rata, kalau mau, dia tidak perlu ikut lab dan ngerjakan tugas lagi karena nilainya cukup, tapi dia bilang tujuan kuliahnya bukan itu. Lebih excited lagi mendengar target dia setelah lulus Master disini, ingin membuka bisnis software house sendiri. Begitu pula dengan teman saya yang dari Prancis tadi, setelah kuliah Master berencana meneruskan startup yang telah dia buat. Superb.

Eh jadi panjang preambulenya 😀 Ini tadi mau ngebahas model perkuliahan disini sebenarnya. Well saya mengambil 3 mata kuliah di bidang IT, dan 2 mata kuliah humanity. Pada postingan kali ini saya akan fokus untuk bercerita tentang mata kuliah IT, saya akan coba ceritakan satu per satu per mata kuliah, karena setiap matakuliah pada dasarnya punya kontrak yang berbeda, tergantung dosennya masing-masing. Pada dasarnya masing-masing kuliah IT ini memiliki 2 penilaian yaitu dari ujian tulis dan lab atau project.

1. Pattern Recognition

Untuk lulus mata kuliah ini harus menyelesaikan 2 bagian yaitu bagian tes tes tulis dan lab. Tes tulis dilakukan dua kali, yaitu saat mid semester (tes I) dan akhir semseter (tes II). Untuk lulus di bagian tes tulis ini kita harus mendapatkan setidaknya 32 poin (total test I dan II). Ujiannya standart, setiap kali tes ada 4 nomor dimana masing-masing nomor punya bobot penilaiannya tersendiri, ada satu nomor yang punya beberapa pertanyaan. Pada umumnya yang soalnya bisa dijawab dengan mudah, bobotnya juga ringan. Sifat ujian open notes (boleh buka catatan, asal yang tulisan tangan). Sementara untuk lab kita harus lulus di bagian ini setidaknya 18 poin. Tools yang digunakan untuk lab ini adalah wajib Octave (versi open source dari Matlab), yang beberapa toolbox kurang lengkap, sehingga tak semudah menggunakan Matlab .Di dalam lab ini kita mempunya 2 jenis lab  exercise (masing-masing nilainya 6 poin) biasa dan 2 mini project (masing-masing 12 poin, dimana salah satu mini project bisa dilakukan secara berkelompok).

Mau tau durasi lab untuk mata kuliah ini? 4 jam sodara-sodara dan Continue reading

Presentasi Tentang Indonesia di Tengah Kelas Internasional

Salah satu mata kuliah diantara 2 mata kuliah non IT yang saya ambil di WUT,Poland ini adalah Presentation Techniques, yang mengharuskan setiap mahasiswa di dalam kelas tersebut show up. Awalnya mengambil mata kuliah ini karena ingin mengimbangi sisi akademik di bidang IT yang sudah cukup bikin klenger. Namun, ternyata juga tidak semudah dan senyantai yang dibayangkan mengambil kelas non IT. Cukup minder juga awalnya karena mostly teman-teman di kelas ini teknik presentasinya sudah pada bagus secara teknik maupun non-teknik. Secara teknik kita belajar mengenai membuat slide presentasi yang seharusnya, nama di bagian depan slide, tidak terlalu banyak tulisan, kombinasi gambar dan tulisan simetris, paduan warna kontras dan jelas (dapat dibaca pada kondisi lampu menyala terang maupun gelap), memberi nomor halaman pada tiap slide, serta berbicara pelan dan tegas. Secara non-teknis kita belajar mengenai body language ketika presentasi. Ah, saya mikir sebelumnya banyak aturan tambah bikin nervous  saat presentasi karena segala aspek dinilai, namun ternyata hal ini berdampak pada orang yang sedang mendengarkan presentasi kita, menarik atau tidak. Karena diberi waktu diskusi setiap kali ada yang selesai presentasi, maka dengan diskusi yang hidup setelah presentasi itu menandakan bahwa kesuksesan tahap awal. Dan baru kemarin, saya merasakan yang khawatir banget kalau gak ada yang tanya. Somehow, membuat orang lain paham dengan apa yang kita bicarakan itu hard to do, apalagi dengan bahasa yang tidak biasanya digunakan.

Di kelas ini ada sekitar lebih dari 20 mahasiswa dari beragam negara Eropa, Asia dan Amerika, dan ada salah satu teman, dia minta maaf di salah satu pembuka presentasinya karena merasa bahasa Inggris-nya kurang begitu bagus (*padahal saya mikir dia kurang bagus apa). Meminta maaf seperti itu tidak diperkenankan dalam presentasi, karena apapun yang terjadi, si pendengar harus menerima apa yang kita omongkan. Tambah berasa sesuatu karena mostly teman-teman presentasi dengan bahasa formal (bahasa akademik) yang tata bahasanya juga sudah bagus. Ya..ya..ya kemudian  I am really aware, kalau gak dipaksa belajar, harus dimulai kapan? Saya juga meminta masukan dari beberapa teman Erasmus dari Indonesia dan beberapa kawan yang lain yang sempat chat pribadi dengan saya :D, sebelum menghadirkan presentasi ini. Tugas pertama kita diberikan kesempatan untuk presentasi free topic dimana kita bisa presentasi tentang negara asal kita. Langsung kepikiran tentang unity in diversity-nya Indonesia.

Rasanya terenyuh ketika mencari-cari referensi tentang negara sendiri, kenapa kita gak bersyukur tinggal dan mempunyai Indonesia?  Tapi merantau itu juga perlu! Nah ya kan bingung 😀 Jika sempat merantau untuk menuntut ilmu, kembalilah, kembalilah untuk Indonesia. Indonesia itu luar biasa! Mungkin saya tidak pernah merasakan perasaan sedalam ini jatuh cinta pada negeri ini kalau gak merantau dan terlebih lagi mendapat kesempatan presentasi tentang Indonesia. Saya sama sekali tidak mengungkap sisi kurangnya Indonesia memang, karena saya pernah dengar dari seseorang, jika kita hanya melihat keburukan, keburukan itu yang akan mudah mendominasi pikiran kita, sementara kita akan melupakan sisi baik yang sebenarnya bisa membuat kita lebih maju. Pun hal yang sama kita lakukan juga dengan menilai orang lain, bukan? 😉

Saya tidak tahu berapa lama saya presentasi karena kita diberi kelonggaran waktu untuk presentasi moreless  20 menit, jadi kita sudah seharusnya mengalokasikan waktu sesuai aturan yang diberikan. Saya saat itu menggunakan pakaian Continue reading

Kesan Pertama di Warsawa, Polandia

Tepat 40 hari  berada di Warsawa, Polandia dan tepat dengan Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1436 H. Saya anggap satu bulan setengah disini sebagai kesan awal, karena masih ada sekitar 8-9 bulan lagi berada di kota ini, dan mungkin juga belahan negara lain di benua Eropa. Hari ini cuaca dingin sekali, lebih dingin dari sebelum-sebelumnya (sekitar -2 derajat celcius moreless), padahal juga masih musim gugur 😀 Welcome to the east Europe climate 😀 Berhubung sepertinya sudah lama tidak menulis, kali ini saya akan mengisinya dengan bahan-bahan yang biasanya ditanyakan teman-teman ketika bersua dalam dunia maya maupun nyata :D, Well mungkin saya akan buat beberapa poin, sementara masih bicara mengenai kultur lingkungan, pendidikan, cuaca, dan transportasi, serta besarnya biaya hidup yang saya alami sejauh ini.

Kultur Lingkungan

Sempat mengalami yang namanya culture shock, meskipun sudah dapat kabar, nasihat, dan training sebelumnya. Tapi apalah sebuah teori tanpa praktek, dan apalah praktek tanpa teori *jadi mbulet 😀 Bicara soal kultur sebenarnya cakupannya juga luas, namun demikian Continue reading

Welcome Meeting Mahasiswa Erasmus di Warsaw University of Technology (WUT)

Hari ini tepat 9  Dzulhijah dan alhamdulilah lulus puasa Arofah meskipun sahur telat, karena kebablasan tidur 😀 Selain nikmatnya puasa Arofah pertama kali di benua Eropa, hari ini aku datang ke acara Welcome Meeting yang sengaja dihelat untuk para mahasiswa Erasmus yang akan studi di WUT. Acara diselenggarakan jam 16:00 waktu Polandia, saat itu aku datang ke TKP jam 15:55 dan aula sudah banyak orang karena sebagian kursi sudah ada yang menempati. Aku sapu seluruh pandanganku ke semua sudut ruangan, hanya untuk mencari tempat dimana kursi yang tepat untukku. Secara random akhirnya aku duduk di sebuah kursi yang samping kanan dan kiriku kosong. Sambil melihat keadaan ruangan, sebenarnya aku ingin berpindah dari tempat tersebut, karena tidak ada teman yang diajak ngobrol. Karena tujuanku datang ke acara ini buat cari teman, jadinya aku lebih memilih berpindah tempat dan tak sengaja aku bertemu dengan salah seorang teman dari Hungaria, kenal saat kursus Bahasa Polandia dulu. Kita bercakap sebentar dan aku duduk tak jauh dari tempat temanku itu duduk. Sendiri, ya saat itu masih sendiri dalam keramaian #lebay :D.

10712899_783382475055613_388145501124939754_n (1)

Akhirnya ada gadis cantik duduk disampingku, dia datang seorang diri, dan kemudian aku memberanikan diri menyapanya terlebih dahulu. Gadis cantik itu dari Rusia dan kita bercakap lumayan banyak sampai tukar kontak. Kemudian 5 menit sebelum acara dimulai bangku sebelahku langsung penuh. Entah gimana ceritanya tiba-tiba temanku dari Rusia itu kemudian bercakap dengan orang sebelahku dengan bahasa yang tentunya bukan bahasa Inggris. Tak lama kemudian kedua gadis yang duduk di depanku menoleh ke belakang dan senang bertemu dengan gadis Rusia itu. Bekal SKSD gitu aku berkenalan juga dengan teman yang di depanku dan sebelahku. Mereka sangat ramah dan lucu, kemudian aku jadi berani bertanya apakah sudah kenal lama dengan gadis Rusia itu, kelihatan sangat akrab. Mereka jawab tidak. Kedua orang di sebelahku berasal dari Belarus, dan yang duduk di depanku berasal dari Ukraina. Lantas kenapa mereka bisa mengerti bahasa satu sama lain. lha da la, kok ternyata mereka memiliki bahasa nasional yang sama. Oala, dan kemudian aku roaming gitu pas mereka ngobrol 😀

Acara welcome meeting ini dihadiri cukup banyak mahasiswa Erasmus, mungkin sekitar 200 orang di dalam aula tadi. Semuanya dari beasiswa Erasmus+ yang dimana mahasiswa Erasmus Eropa-Eropa jumlahnya lebih banyak dibandingkan mahasiswa Erasmus Asia-Eropa. Sehingga moment ini menjadi sangat berkesan buat aku pribadi, karena sejauh pandangan ke seluruh ruangan hanya aku yang memakai kerudung 😀

C360_2014-10-03-17-18-47-622 copy

Sebagian dari teman-teman Asia yang mendapatkan beasiswa Erasmus+ program Interweave (Action 2)

Welcome meeting sendiri bertujuan untuk Continue reading

July Has Gone So Fast

Every best moment always come in July in each year and my best moment in this year (2014) came with Ramadhan and my detail events moreless as below :

1st : my big bro birthday, and surprise email from Embassy of Poland.

3rd : I was in final examination as Master student in ITS.

IMG_20140718_062952

“Second chapter has done and ready for the next phase. Writing journal related to this research is still waiting list right now. Weekend is not really day off a long day, but a moment to rest for a couple hours only. Always keep fighting and doing the best for 10 last days of Ramadhan. Aamiin. #thesis #blessing #fingercrossed #research #Ramadhan “ ~ This picture was taken from my instagram

9th : The Indonesia Election Day.

Screen Shot 2014-08-07 at 6.05.26 am

Today is Indonesia Election Day. The day that will drive Indonesia gaining brighter days for 5 years then. Say no to GOLPUT. Whoever who chosen, hopefully they could convey this country better.Aamiin. #electionday #indonesia #July #Ramadhan. ~ This picture was taken from my instagram

10th-13th : I went to Jakarta to process my visa. I also visited University of Indonesia in Depok, and went to Taman Mini Indonesia Indah, East Jakarta.

20140713_043747-kdcollageEventually, I can go to University of Indonesia after just dreaming only in couple of years. This was my first time to go there with commuter (KRL) alone. I was at Depok for visiting my close sister Mbak Milyun who was studying as Master Student in Computer Science at University  of Indonesia. I also met Udin and Mas Ari who studying together with mbak Milyun. We are close each other because we are part of Computer Science students in bachelor degree at Brawijaya University. Proud of them after no meet so long and glad came face to face with them again in higher degree as master student. The picture was taken in the Computer Science Faculty and library of University of Indonesia.

TMII

They are  my classmates as Computer Science student at University of Brawijaya as 2007 grade. They  helped me much during m rush process in Jakarta, especially for Irine and Bagus, I am so thankful with them.  They arranged the limited time become a great time for memorising our friendship. We were at Taman Mini Indonesia Indah (TMII) and again this is my first time to go this place 😀

15th : my birthday and I should hide the specific number of my age right now. 😀 I was getting old 😀

23th : Gathering with all my classmates in master student and my lab research team.

10345986_10203485064879757_2641573805339630258_n

We never cannot stand alone for battle in our environment, we need others. They are part of my life when I was studying in my Master student,  my classmates and my research team. We spend our night at Dimsum Suki Surabaya.

24th : my last meeting in the English First course in Surabaya. I have birthday gift from them. I finished two terms of  upper intermediate level (a half of Book 9 and half of Book 10) in English First.

28th-29th : Lebaran Day, yey 😀

Actually, I am not seriously enough to create this post. I just spent a couple minutes to memorise my July for a while. 😀

Mengembara Ilmu Jilid II (M.Kom)

Setelah melalui tahap S.Kom, akhirnya sejarah ujian sidang pun terasa kembali, dan saat ini berada di tingkat yang lebih tinggi, menuju M.Kom. Alhamdulillah, 3 Juli 2014 dengan segala dukungan, doa, dan kerja penelitian semenjak semester 2, akhirnya bisa mencapai tahap akhir untuk menuntaskan serangkaian kisah perjalanan di tahap Master ini. Meskipun sudah ujian, namun saya tetap tidak bisa melaksanakan yudisium segera, karena masih harus melakukan tahap tambahan yaitu Master exchange ke Warsaw University of Technology di Polandia selama 10 bulan. Saya harus menyelesaikan publikasi sebelum masa exchange  saya berakhir, untuk kemudian dapat yudisium di tahun 2015 nanti. Semoga maksimal. S2 plus..plus total 3 tahun, 2 tahun studi Master, 1 tahun studi Master exchange. Pengalaman yang tidak saya prediksi sebelumnya, saya hanya bisa untuk bersyukur, apapun kekurangan dan kelebihannya, ini sudah menjdi bagian dari rancanganNya yang begitu indah. Salah satu kata teman saya  Freta K. Balladona yang sekarang internship di Jerman dan menjalani puasa Ramadhan 20 jam disana, “Eropa bisa membeli pengalaman lebih dari sekedar cum laude”. Sungguh kalimat itu menjadi motivasi saya untuk terus menggali ilmu sedalam-dalamnya, dimanapun saya berada. Thanks Freta being my sweet lil sist 🙂

Terus terang hari-hari menuju tanggal ujian ditentukan rasa-rasanya tidak mengalami suatu hal yang namanya nervous versi alay. Namun, sehari sebelumnya sempat lemas karena tiba2 diare, gara-gara salah makan waktu buka puasa, jus mangga, buah asam, dan batagor pedas, cukup melengkapi malam tanpa tidur nyenyak sebelum ujian. Persiapan pun jadi kurang maksimal menuju H-sekian jam, meskipun telah ada persiapan yang disiapkan memang jauh-jauh hari sebelumnya. Biasanya saya latihan presentasi terlebih dahulu sebelum ujian sidang, namun kali ini tidak, hampir semua sisa waktu saya gunakan untuk istirahat saja. Ternyata cukup berhasil membuat badan saya lebih fit dengan istirahat cukup meskipun persiapannya saya rasa kurang. Yang saya yakini hanya satu, selama hampir 3 semester saya telah melakukan penelitian bersama teman-teman lab sistem cerdas dan dalam waktu yang cukup lama kami juga saling diskusi dan bertukar pendapat, InsyaAllah semuanya berjalan baik-baik saja. Kehadiran teman-teman sebelum saya masuk ruang sidang juga membuat motivasi tersendiri, karena menjadikan suasana tidak terlalu tegang, dan terkesan lebih nyaman serta menenangkan. Terima kasih teman-teman 🙂

Pada tanggal 3 Juli,saya tidak berjuang sendirian, ada rekan saya satu lab yaitu Abidatul Izzah dan Ratih Kartika Dewi, yang juga ujian di hari yang sama pada jam yang sekuensial, dimulai dari Izzah, saya, dan kemudian Ratih. Sebelumnya, kami mendapat jadwal seminar proposal juga di hari yang sama, dan sekarang kami dapat tersenyum bersama-sama kembali di tanggal yang sama. Alhamdulillah. Semoga tetap keep in touch terkait penelitian ketika telah mengembara di tempat yang berbeda nanti bersama mereka. 🙂

C360_2014-07-03-12-06-04-852_Fotor_Collage

Kehadiran teman-teman adalah kekuatan tersendiri 🙂 Terima kasih

Ucapan terima kasih ini saya mengutip kata pengantar Continue reading

Tentang Workshop Publikasi Jurnal/Artikel Ilmiah

Barangkali tidak sekali dua kali saya mengikuti pelatihan semacam ini, karena semenjak studi Master saya ini, saya hampir selalu menyempatkan datang untuk workshop mengenai penulisan artikel ilmiah, publikasi internasional, penulisan jurnal, atau yang topik workshop yang serumpun dengan itu. Hanya karena sudah menjadi dari kewajiban saya yang mempunyai cita-cita sebagai tenaga pendidik sekaligus researcher, rasa-rasanya kadang-kadang saya menyanyangkan kalau tidak bisa hadir dalam workshop ini. Posisi saya saat ini adalah mahasiswa yang selalu haus akan ilmu, jadi tulisan saya ini tidak atau bukan berarti saya orang yang sudah paham benar dan ahli dalam penulisan ilmiah. Jadi ini asal curhat dan cuap-cuap saja, barangkali menghadirkan manfaat jadinya alhamdulillah 😀 . Biasanya acara-acara seperti ini menghadirkan para pembicara yang super keren, yang ahli di bidangnya. Mostly  para doktor dan professor ini telah mengenyam pendidikan di luar negeri, yang kemudian mengadopsi ilmu-ilmu mereka selama belajar di luar negeri untuk dideseminasikan di acara-acara seperti ini. Secara tidak langsung saya berasa belajar di LN *kalau ini agak lebay [dikit]* :D, karena kebanyakan dari beliau-beliau bilang ‘Pengalaman saya di negara X begini,’ ‘kalau di negara A metode ini itu begini’, dst . Kan jadi belajar dari beberapa negara dalam satu waktu, being nice of learning. Wah jadi banyak basa-basi-nya nih. Oke cekidot gan!
Capture

Jadi ceritanya tadi siang saya dan kawan-kawan dari S2 dan S3 berbondong-bondong datang ke acara yang bertajuk “Strategi Menembus Jurnal Bereputasi” oleh Dr. Dhany Arifianto, ST, M.Eng dari Teknik Fisika ITS. Acara yang cukup menarik ini dihadiri oleh narasumber yang sudah berkompeten di bidang tulis menulis, spesialisasi di jurusan beliau tentunya. Selain pengalaman dalam tulis menulis beliau juga seorang reviewer jurnal.

Beliau menyampaikan bahwa yang secara umum terkandung dalam sebuah penelitian adalah kita harus bisa spesifik menentukan bidang apa yang mau kita tulis, I mean research interest that you have. You should state it clearly and specifically. Jadi kalau mau nulis, ambil bidang jangan Data Mining saja, harus spesifik Data Mining yang seperti apa, Data Mining sendiri masih terlalu luas, lebih disempitkan lagi hal yang spesifik itu apa di dalam data mining. Selanjutnya, kita harus bisa melihat sasarannya, tujuannya apa, peluangnya seperti apa. Nah, hal-hal ini yang paling tau siapa? Pembimbing. Jadi pembimbing memang mempunyai kewajiban dan andil dalam mengarahkan mahasiswanya dalam proses penulisan ilmiah. Karena pembimbing adalah orang yang setidaknya lebih berpengalaman daripada kita yang masih belajar. *Bisa jadi wancana kalau suatu saat bisa menjadi dosen, semoga bisa bermanfaat dan berkah* 😀 sekedar ngomong #citacita. Peran dosen memang sangat penting dan vital dalam hal ini, sebagai seorang promotor sekaligus yang mengarahkan baik buruknya, dan akan kemana jurnal atau paper tersebut dipublikasikan. Gaya selingkung dalam masing-masing penulisan jurnal juga harus diperhatikan, dan ini tergantung akan dimasukkan kemana jurnal itu. Tidak bisa gaya selingkung jurnal A dibawa ke gaya selingkung jurnal B. Begitu kira-kira 😀

Dan dari sekian yang beliau ceritakan saya tertarik pada 4 poin penting yang biasa dialami Continue reading