Sedikit Banyak Direncanakan

Alhamdulillah wasyukurillah, bulan April 2018. Saya rasa bulan Maret seperti mampir saja, tak terasa waktu cepat sekali berjalan. Benar kata dari seseorang bahwa kalau ada yang lebih berharga daripada uang, itu adalah waktu. Dengan waktu kita bisa mengubah apa saja sesuai dengan apa yang kita kerjakan di rentang waktu tersebut dan uang mengikuti saja dari apa yang kita kerjakan. Uang tak perlu dikejar, yang kita kejar adalah keridhaanNya, sehingga apa yang kita lakukan berkah dan manfaat bagi banyak orang. Sebuah motivasi yang pernah saya baca dari sebuah buku. Motivasi yang terkadang membuat saya berfikir, kalau misalnya kita memiliki banyak rejeki, tentunya akan menghasilkan manfaat yang lebih luas, dan bisa saja salah satu rejeki itu bentuknya adalah uang. Tapi dengan uang yang kita dapatkan Tuhan tidak ridha, berarti ada yang kurang tepat jalan kita mencarinya atau bukan sesuatu yang terbaik untuk kita? Mungkin. Wallahu A’lam.

Bicara mengusakan yang terbaik, ada kalanya hal tersebut berbanding lurus dengan rencana yang kita susun. Dari dulu saya sudah terbiasa menyusun rencana, meski buanyaaak sekali yang tidak sesuai dengan target karena situasi yang tidak sesuai dengan bayangan saya. Bisa dibilang saya hampir sering gagal dalam sebuah perencanaan yang matang, sehingga saya selalu berfikir untuk tidak terlalu berharap besar pada perencanaan, cuma hanya ingin mengusahakannya dengan baik. Dengan bekal tersebut, Tuhan pasti memberi jalan terbaik, lewat keputusanNya, kebijaksanaanNya yang agung. Meski banyak rencana  saya yang meleset, kadang saya sudah siapkan rencana-rencana baru. Beberapa stok rencana sudah disediakan. Entah mengapa kalau sudah terencana itu lebih enak dijalani dan nyaman untuk diperjuangkan. Ya, sedikit banyak direncanakan. Namanya juga manusia, hanya bisa berencana, selanjutnya kita ikut alur skenarioNya.

Akan tetapi, banyak rencana yang saya buat, terkadang membuat saya kurang fokus di beberapa bagiannya. Saya rasa ini masalah manajemen waktu saya yang selama ini kurang pas. Saya masih harus banyak belajar untuk menggunakan sosial media dengan bijak, melayani chatting seperlunya saja, atau meminimalisir obrolan yang kurang faedah. Saya mencoba untuk belajar membagi waktu setiap harinya. Alhamdulillah, saya didampingi oleh seorang suami yang sifatnya bisa dibilang berkebalikan dengan saya. Terkadang saya sangat antusias menyusun banyak rencana, padahal belum banyak yang diselesaikan, sementara beliau tidak banyak rencana namun fokus satu diselesaikan terlebih dahulu, baru mengerjakan yang lain. Apa ada hubungannya kalau cewek lebih multitasking ya? Padahal  bisa dibilang menurut teori yang pernah saya baca dalam sebuah penelitian, multitasking itu tidak sehat dan sebenarnya kita menjadi kurang produktif karenanya. Sejak berumah tangga, beberapa rencana yang kurang perlu saya coret dari daftar rencana, saya coba selesaikan tanggungan-tanggungan yang kini ada satu per satu, dan semoga selesai semua amanah dalam tahun ini.

Setiap hari kita 24 jam, saat weekdays saya mencoba untuk menyempatkan masak tiap habis subuh untuk bekal siang hari, beberes rumah, setrika baju yang akan dipakai kerja suami dan saya. Pagi hari berjalan sangat cepat. Di kantor, saya mencoba untuk produktif melakukan dan menyelesaikan perkerjaan di kantor dan tidak dibawa pulang. But well, tidak mudah melakukan itu ternyata. Terkadang di kantor distraksinya cukup besar, sehingga harus membawa pekerjaan itu ke rumah, atau menyempatkan sebentar untuk mengerjakannya, misalnya ngoreksi, atau nyiapin materi, atau ngoding, atau nulis jurnal/paper atau hanya membaca artikel ilmiah atau baca buku. Sejaman cukup. kadang pun kalau di rumah juga sudah sore, artinya harus segera menyiapkan makan malam. Ya, kalau di rumah sudah beda profesi lagi, meski kadang kalau capek beli makan, atau makan siang di kantin, cuma suami lebih suka makanan yang saya buat dari tangan saya #eciye 😀 Alhamdulillah. Jadi dalam seminggu saya sempatkan untuk masak, agar gak melulu tiap hari beli di kantin. Di sele-sela leyeh-leyeh biasanya saya buka sosial media, entah itu Instagram atau Facebook, gak lama biasanya, cuma kalau balesi notifikasi satu-satu jadi lama. 😀 Tapi kerasa banget fungsi sosial media saat jualan buku kemarin. Aktif sama enggak beda, cukup memengaruhi penjualan. Tergantung tujuannya apa mainan sosmed itu kan ya? Begitu itu saya sampai sekarang masih heran kalau ada yang memperdebatkan fungsi sosial media.

Weekend  adalah waktu yang dinanti, Sabtu dan Minggu. Kadang kami buat silaturahmi ke teman, atau sekadar our timeWeekend ini waktu yang pas juga untuk olahraga, kita butuh itu dalam seminggu, mengingat saat weekdays begitu hectic  ya. Nah, rencananya saat weekdays kita coba juga untuk olahraga, meski cuma jalan kaki 30 menit, namun efek olahraga ini cukup memengaruhi aktivitas kita saat weekdaysThat’s why sesibuk apapun kita, memang menjaga kesehatan tetap penting. Kalau olahraga minimal jadi gak ngantukan dan merasa bugar serta pikiran jadi fresh. Selain itu biar gak gampang emosian ngadepin mahasiswa yang njengkelin dan ‘nggemesin’ Haha… Weekend adalah waktu jalan-jalan, pokoknya udah seneng saja kalau ketemu weekend. Artinya, saya bisa lebih produktif untuk hal yang lain di luar kerjaan kampus, seperti nulis blog ini, yang merupakan kegiatan rutin tiap bulan. Semoga istiqomah dan manfaat.

Sedikit banyak direncanakan. Agar tak hanya rencana, uji coba yang berat adalah melaksanakan. Maret sudah lewat dengan memorinya dan saya selalu nyesel tiap kali ada waktu yang terbuang, meski itu terjadi berulang kali, namun saya berusaha untuk kembali ke jalan yang benar setelahnya. Misalnya terlalu asyik bersosial media sehingga membuat jam istirahat saya berkurang. Ya, begitulah, manusia sebatas berencana. Semoga April ini membawa keberkahan, karena sebulan lagi kita semua akan menyambut Ramadhan yang mulia. Sudah tak sabar rasanya menunggu Ramadhan, ada gemuruh dalam dada saat bulan istimewa itu disebut namanya. Allahu Akbar.

Oke, sampai jumpa di artikel berikutnya ya.. 🙂

@Malang, baiti jannati, selepas subuh sebelum olahraga pagi 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *