Bakwan Jagung No MSG

Bahan-bahan yang diperlukan:

  • 3 batang jagung kemudian sisir atau kalau pakai jagung pritilan yang frozen juga bisa, sesuaikan saja porsinya
  • 8 siung bawang putih
  • 4 siung bawang merah
  • 1 sdm tepung maizena

    photo00

    Bakwan Jagung Arumsha. Avaliable at Cookpad https://cookpad.com/id/resep/1980506-bakwan-jagung-arumsha

  • 3 sdm tepung beras
  • 6 sdm tepung terigu
  • 1 butir telor
  • daun bawang pre dan seledri, diiris tipis
  • secukupnya garam dan merica
  • sesuai selera ketumbar secukupnya

Cara membuat:

  1. Haluskan bawang merah, bawang putih, ketumbar, garam dan merica. Letakkan di suatu wadah yang sama dengan printilan jagung.
  2. Aduk rata bumbu halus dengan jagung, kemudian masukkan telur dan aduk rata kembali.
  3. Masukkan tepung maizena, tepung beras dan tepung terigu, tambahkan sedikit air. Atur sehingga tidak terlalu encer
  4. Masukkan daun bawang pre dan seledri
  5. Goreng sampai berubah warna kecoklatan
  6. Selamat menikmati 🙂

Bola Tahu Sayur No MSG

Kadang tahu goreng biasa sudah bosen, maka sebagai variannya kali ini mencoba untuk membuat bola tahu sayur. Lauk ini sangat khas sekali dengan masakan ibu saya dulu 😀 Kini saya mencobanya, dan ternyata suami belum pernah sebelumnya mencoba lauk model ini. Jadi deh bikin ya.whatsapp-image-2017-02-06-at-1-04-28-pm

Bahan:

  • Jelas tahu lah ya, 😀 Saya beli Rp 2000,- dapat 4 kotak, ini sudah bisa jadi 24-25 bola tahu kecil. Banyak kan 😀
  • Daun seledri dan daun bawang (bawang pre)
  • 1 buah telur
  • 5 bawang merah
  • 7 bawang putih
  • Garam dan merica secukupnya

Cara Membuat:

  • Haluskan bumbu bawang merah, bawang putih, garam dan merica
  • Tumbuk tahu sampai halus.
  • Masukkan tumbukkan dalam sebuah wadah/mangkok, kemudian masukkan bumbu yang telah dihaluskan
  • Masukkan daun seledri+daun bawang
  • Masukkan telur. Aduk semua hingga tercampur jadi satu dan rata
  • Bentuk bulat-bulat dan kemudian goreng dalam minyak yang cukup banyak dan api sedang.
  • Setelah kecoklatan angkat, dan jangan sering dibolak balik biar tidak pecah.

Suami suka nih 😀 <3

Semoga bermanfaat, selamat mencoba <3 😀

Mie Ayam Cinta No MSG

whatsapp-image-2017-02-06-at-12-50-51-pmNamanya Mie Ayam Cinta karena membuatnya bareng sama suami saat weekend. Kami berdua memang penggemar apapun yang ada hubungannya sama mie. Jadi, instead of having mie instant, sekali-kali kita mencoba gaya baru. Membuat mie ayam ini agak takes time dan lumayan menguras tenaga. 😀

Bumbu Ayam:

  • 1/4 kg ayam dada mentok + 1/4 kg ceker untuk membuat kaldu
  • 1 buah jeruk nipis untuk membersihkan ceker dan ayam biar tidak amis
  • 5 siung bawang putih
  • 1 siung bawang bombay
  • 4 siung bawang merahwhatsapp-image-2017-02-06-at-1-02-00-pm
  • 1/2 sendok teh jahe bubuk
  • 1 sendok teh kunyit bubuk
  • 1 sendok teh ketumbar bubuk
  • garam dan merica secukupnya
  • 5 lembar daun jeruk
  • 1 batang serai
  • 2 lembar daun salam
  • 2 cm lengkuas, dibersihkan dan digeprek
  • kecap Bango secukupnya
  • Daun bawang diiris

Cara Memasak Bumbu Ayam

  • Bersihkan ayam dan ceker, lumuri dengan jeruk nipis, bersihkan dengan air dan tiriskan
  • Rebus ceker dan ayam, kemudian setelah cukup empuk, angkat dada ayam dan suwir kecil-kecil
  • Haluskan bawang merah, bawang putih, ketumbar, jahe bubuk, kunyit bubuk, garam dan merica. Kemudian tumis sampai harum
  • Masukkan irisan bawang bombay, tambahkan lengkuas, salam, batang serai dan daun jeruk
  • Beri air, kemudian masukkan suwiran ayam.
  • Masukkan kecap dan aduk terus, kemudian icipin sampai berasa seperti di abang-abang gerobak mie ayam
  • Masukkan irisan daun bawang atau bawang pre
  • Rasanya InsyaAllah gak kalah sama yang dijual 😀

Membuat Kuah Mie Ayam Continue reading

Mie Kuah No MSG

whatsapp-image-2017-02-06-at-1-06-29-pm

Output: Mie Kuah Enak Tanpa MSG, No Micin

Input:

  • 7 bawang merah
  • 13 bawang putih
  • 3 kemiri
  • sayur (pockcoy, wortel atau apapun sesukanya)
  • mie telor, rebus sebentar saja.
  • telor, udang, bakso, sosis, atau terserah apapun yang ada
  • garam dan merica secukupnya
  • kecap atau saus secukupya (disini saya meggunakan kecap Bango dan saus sambal Belibis)

Pseuducode:

  • Haluskan bawang merah, bawang putih, kemiri, garam dan merica
  • Tumis sampai kering dan berbau harum
  • Masukkan air secukupnya.
  • Masukkan mie aduk-aduk, tambahkan kecap
  • Silakan dirasa-rasa, kalau ada yang kurang silakan dicustom  lagi.

Mie Goreng Bawang Putih No MSG

photo_2017-01-28_20-56-24

Presentasinya gak oke banget, so far rasanya kayak ada micinnya padahal gak dikasih micin sama sekali 😀

Lama juga tidak posting tentang masakan, maunya setelah ini pengen mengabadikan resep-resep masakan yang mungkin bermanfaat untuk diri sendiri setidaknya. Jadi, kalau lupa tinggal mbukak lapak dewe 😀 Yep, even I knowthere so many recipes over there,  nyari yang benar-benar cocok susah, apalagi yang NO MICIN! #eh 😀

Oke, sebenarnya bingung sih, mau kasih judul apa, soalnya ini tadi bawang merah di dapur lagi habis dan bingung membuat menu makan malam yang oke, sementara mas suami sudah kelaparan. Eh, ada sih bawang merah cuma sesiung doang, trus males keluar buat belanja. Hehe. #dasarpemalas Males sih sebenernya kalau cuma beli bawang merah doang malem-malem. Akhirnya karena yang ada cuma bawang putih, gimana caranya masak yang bumbunya bawang putih, akhirnya kepikiran bikin mie goreng saja, karena stok mie telornya masih ada. Oke langsung saja ya kita mulai ngoding di dapur.

Input:

  1. 1 bungkus mie telor (isi 2)
  2. 14 siung bawang putih
  3. 1 kemiri besar
  4. Sayur (disini saya menggunakan sawi putih) atau dicampur sayur lain juga boleh, misalnya kol atau wortel. Berhubung di kulkas adanya ya itu, ya itu saja 😀
  5. 1 buah telor
  6. udang (bisa diganti bakso, sosis, atau yang lain) Berhubung di kulkas adanya udang ya udang sajo, pokoknya yang ada saja deh ya 😀
  7. Garam, merica, kecap, saos sambal secukupnya saja.

Pseuducode:

  1. Rebus mie telor setengah matang (biar tidak terlalu lembek saja sih), beri miyak goreng sedikit biar tidak lengket.
  2. Bumbu halus: 14 siung bawang putih, 1 kemiri, garam dan merica dihaluskan.
  3. Orak arik telur dan sisihkan.
  4. Tumis bumbu yang telah dihaluskan tadi sampai harum, kemudian masukkan sedikit air.
  5. Jika sudah sedikit mendidih masukkan sayur.
  6. Kemudian masukkan udang dan orak-arik telur.
  7. Tidak usah lama-lama, setelah udang memerah masukkan mie telornya.
  8. Masukkan kecap dan saos sambal, sesuai selera lah ini pokoknya ya. Kalau kurang garam ya tambahi garam. Tidak usah ribet.
  9. Aduk sampai enak sesuai lidah masing-masing. Icip dulu lah ya. 😀

Output:

Mie goreng bawang putih no micin telah siap disajikan, hasilnya tidak mengecewakan juga sih, mas suami juga suka <3 Oh ya, bisa diberi taburan bawang goreng biar lebih maknyus. 😀

Oke, selamat mencoba semoga berhasil ya.

@Kontrakan, malam mingguan pacaran sama mas bojo. 😉

Install Anaconda 4.2.0 dan PyCharm Edu 3.5 di Windows 10

Sudah lama tidak posting terkait programming, apalagi Windows 😀 Well, liburan semester begini pertanda bahwa kegiatan dosen selain mengajar sedang aktif. Bisa jadi agak santai, namun diusahakan tetap produktif kali ya. Sayang kalau buang-buang waktu, sebagaimana tafsir Al Asr 1:3). Walaupun sebenarnya ane banget ini masih sering buang-buang waktu, apalagi untuk sosmed-an, beyuhh.. 😀 Baiklah, kali ini dibekali dengan fasilitas kampus, komputer baru yang sudah terinstall Windows. Karena masih gresss, dan berhubung sudah ada project yang harus dikerjakan, maka saatnya uprek-uprek dikit. :p

Project kali ini tetap dituntut menggunakan Python agar bisa terkoneksi langsung dengan mini computer Raspberry Pi. Masih seputar Computer Vision, gambar dan video. Terkait projectnya tentang apa, ya rahasia dulu ya 😀 Oke, sekalian membuat dokumentasi, saya akan mencoba untuk menulis cara menginstall Anaconda dan PyCharm di Windows. Anaconda sama Python itu sama saja, sama-sama Interpreter, dimana Anaconda merupakan atribut dari Python juga. Lebih lengkapnya bisa dibaca disini. Terus mengapa menggunakan PyCharm? Suka-suka sih, PyCharm ini salah satu IDE yang menurut saya nyaman digunakan untuk ngoding Python. Kita bisa menggunakan PyCharm secara cuma-cuma jika memiliki akun instansi untuk keperluan pendidikan.

Langsung saja ya, pertama kali yang harus kita siapkan adalah hal-hal seperti ini:

  • Install PyCharm. Silakan install Jetbrain Toolbox terlebih dahulu. Sebelumnya, buat account  di Jetbrains, gunakan email mahasiswa atau instansi  (demi hemat bro, karena free, sehingga tidak perlu membajak) :D. Setelah Jetbrain Toolbox terinstall dan akun telah dibuat, maka buka window Jetbrain Toolbox dan pilih PyCharm Edu kemudian langsung aja klik tombol Install. Ditunggu sambil ngopi juga boleh lho…. 😉
  • Sambil menunggu install PyCharm, bisa mengunduh Anaconda di https://www.continuum.io/downloads. Kemudian langsung install.
  • Setelah install Anaconda, kemudian kita coba mengunduh OpenCV d Anaconda dengan cara seperti pada https://anaconda.org/menpo/opencv3. Install Open CV 3 melalui Anaconda prompt dan jangan lupa menginstall menggunakan run administrator.
capture0

conda install -c menpo opencv3

  • Kalau open CV 3 sudah terinstall akan muncul seperti ini:

Continue reading

Talkshow Scholarship Application

Held by Faculty of Agricultural Technology, Brawijaya University on January, 15th, 2017. We shared about our experiences when continuing our degree to Master stage. We explained what the hurdles we faced during studying abroad. We had different point of view but the most similar is achieving better future by plugging our insight. Three of us had different motivations, thus we tried to encourage the participants to never put down if they have failures many times, because we did it as well before. Personally, I was glad be a part of this discussion.  Most of the participants were very good in English and it was good atmosphere to practice more. Good luck everyone! 🙂

whatsapp-image-2017-01-16-at-10-44-43-am

Danial, Sigit, me

Berkarya Meski Belum Memiliki NIDN, Bisakah?

Liburan akhir semester dimulai dan mumpung ada waktu sebentar, mau berbagi corat coret sedikit dan berbagi pengalaman. Kemarin-kemarin mau menulis saja masih mencari celah yang tepat #soksibukmemang 😀  Well, sebenarnya postingan ini terinspirasi dari beberapa pertanyaan yang muncul ke saya dalam kurun waktu setahun terakhir. Yup, cukup sering, mengingat saya tergolong baru masuk sebagai tenaga pengajar di sebuah Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Yuk, kita mulai, mari kita berdoa terlebih dahulu sebelum membaca 🙂

“Sekarang sudah jadi dosen tetap ya disitu?”  (biasanya pertanyaan ini muncul pertama kali, dan kemudian saya sudah tahu pertanyaan selanjutnya, 😀 saking seringnya ditanya).

“Wahdenger-denger susah nih ya sekarang ini dapat NIDN di PTN?” (Hmm iya in saja dulu, biar cepet :D)

“Sekarang NIDN lebih diprioritaskan untuk PTS, kalau PTN Non PNS dapatnya NIDK?” (Nah lho.. gimana donk? ada aturan baru 😀 )

Kalau kedua pertanyaan diatas biasanya dilontarkan oleh para akademisi, kalau non akademisi biasanya tanyanya gini ” Mau jadi PNS ya jadi dosen PTN?” (Sekedar informasi saja PNS bukan prioritas saya :p ) “Enak ya bisa langsung PNS kalau masuk PTN”  (Ya..kale… sawang sinawang mbak sis, mas bro, turun ke lapangan baru menyimpulkan yes. Oke? 😀 sudah sudah jangan ngomongin soal PNS, jabatan struktural atau apapun itu ya, jujur bukan itu satu-satunya yang ingin saya kejar). Kembali ke topik utama ye.. Hehe.

Lha sekarang apa seh NIDN itu? Mengapa kok gak mau ngomongin PNS?

Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) adalah nomor induk yang diterbitkan oleh Kementerian untuk dosen yang bekerja penuh waktu dan tidak sedang menjadi pegawai pada satuan administrasi pangkal/instansi lain (Permenristekdikti No. 26 Tahun 2015). Menurut aturan Permenristekdikti tersebut, pemerintah juga meluncurkan identitas baru yaitu NIDK dan NUP (lebih jelasnya pada referensi [2]).

Karena profesi dosen itu sedikit istimewa, mau PNS atau Non PNS asal memiliki NIDN, hak dan kewajiban yang diterima juga akan sama, jabatan fungsional, maupun sertifikasi dosen (serdos). Lha terus bedane opo? Bedanya cuma di tunjangan pensiun saja, kalau PNS kan dapet tuh, kalau non PNS enggak. Sudah itu saja menurut referensi yang saya baca dan juga pengalaman beberapa orang akademisi yang pernah saya wawancara secara langsung. Lha sekarang ada NIDK juga, bedanya sama NIDN apa?  Pensiunan NIDK bisa diperpanjang sampai 70 tahun untuk non professor, NIDN pensiunnya 65 tahun. Hmm anyway di permenrisntekdikti saya belum menemukan apakah hak yang diterima NIDN sama dengan NIDK, mengingat ini hal baru, saya belum banyak menemukan referensi. Mungkin untuk pembaca yang sudah memiliki NIDK, boleh sharing  juga pengalamannya disini. Feel free  ya 🙂

Yasudah deh balik ke masalah mengapa Nomor Induk Dosen yang terdaftar di DIKTI itu penting? Mau NIDN kek, NIDK kek, pokoknya identitas itu penting, mengapa? Kalau saya boleh menganalogikan, ibarat mau nikah nih, kalau cuma nikah siri saja kan kurang kuat (meski sah-sah juga secara agama), namun lebih kuat juga kalau tercatat di catatan sipil to? Sama halnya dengan dosen. Lebih nyaman kalau terdaftar di PT tempat mengabdi dan  terdaftar juga di DIKTI. Lalu dimana kondisi saya sekarang? Saya termasuk yang belum mempunyai NIDN tersebut sih :D. Lha ya iya wong belum ada setahun masa kerja juga kok maunya aneh-aneh. :D. Pengennya lulus S2, mengabdi, dapat NIDN langsung (kalau ini agak mekso sih ya) 😀 . Sempat kepikiran juga, wah gimana passion  untuk riset tetap jalan kalau belum punya NIDN. Sementara dengan memiliki NIDN kita bisa mengajukan pendanaan untuk penelitian, bebas bergerak untuk berkarya. Desas desus pun mulai menghinggapi telinga saya, mulai dari yang bikin hopeless sampai yang terus support saya. Karena iya, saya memang masih panas-panasnya tertarik pada dunia riset semenjak S2, jadi rasanya kok langit jadi tak berbintang kalau saya stuck dan tidak fleksibel bergerak pada dunia penelitian #halah. Wong masih ingusan  juga di dunia penelitian sok banget  ngomongnya 😀 Saya kira memang NIDN ini sesuatu kebutuhan bagi kaum dosen.

But wait! “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah yang ada pada diri mereka (QS 13:11)”. That’s! Kalau kita fokus terhadap apa yang belum kita dapatkan memang rasanya selalu susah untuk maju, namun InsyAllah Tuhan selalu menyiapkan yang terbaik buat kita kok ya. Minimal pengalaman yang kita miliki dan juga cara kreatif untuk mengatasi apa yang belum kita dapatkan itu juga bagian dari anugerah. Intinya memang stay positive  itu kekuatan tersendiri. Hal penting yang lain itu juga masalah lingkungan. Mencari lingkungan yang benar-benar kondusif dan positif akan cita-cita kita juga tidak mudah, bagaikan menentukan jodoh. #eyaaa.. 😀 Cuma langkah awal memilih lingkungan itu penting (serius ini ya 😀 ).

ranbir-kapoor-quotes-2

Terus gimana caranya, tetap bisa melakukan penelitian meski tanpa NIDN?

Beberapa cara yang bisa kita gunakan, Continue reading

Tuk-Tuk: Kendaraan Khas Thailand

dsc05467_fotor

Namanya Tuk Tuk, kendaraan khas Thailand ini cukup menyita perhatian saya saat pertama kali tiba di Bangkok. Kalau di Indonesia seperti becak motor atau bemo. Dulu saat travelling di Eropa kalau nyasar, tanya ke orang naik angkutan apa, haltenya dimana itu diberi tahu, malah disarankan the cheapest way to reach somewhere. Nah, yg saya temui di Bangkok ini, setiap kali tanya orang, siapapun itu pasti diberi opsi naik Taxi atau Tuk-Tuk padahal ada bus atau train. Kalau Train masih terbatas jalurnya, maklum, kalau bus plus jalan kaki lumayanlah tidak jauh-jauh amat. Yg jadi masalah memang perbandingan harganya antara bus/train dg Tuk-Tuk atau Taxi umumnya, jauuuh euy, meski harganga mending Tuk-Tuk daripada Taxi lokal sih. Sebelum tanya harga mending survey dulu, kalau tidak bisa ketipu sama harganya.😑😠 Mana kelihatan banget bukan orang lokal, pasti jadi sasaran empuk 😂 Masalahnya juga tidak mudah naik bus, tulisannya kriting😌, gak semua orang bisa ditanya pula karena gak bisa Bahasa Inggris. Jd, Tuk Tuk masih jadi pilihan kalau nyasar, meski tetep kudu hati-hati. Dan jangan lupa install City Map offline, kalau jaraknya dekat mending jalan kaki.

Abang supir Tuk-Tuk ini juga paling bete dengan yang namanya macet, nyupirnya ngebut seru, sampai saya teriak-teriak. Kalau lagi traffic time ya ngasih harganya parah banget. Udah deh mending jalan kaki meski hampir 1km dan lebih cepet! #gayahidupsehat 😁

Suatu hari pengen banget ke floating Market yang ada di pinggiran Bangkok.Nah, kalau untuk jarak yang jauh banget gini Tuk-Tuk tidak bisa, mau gak mau harus pakai Taxi. Dan FYI, harga dari hotel ke TKP itu kalau Taxi konvensional biasa, bisa sampai 1200Bath lebih, plg murah 1000Bath.👀 Terus saya akses tuh Uber, harganya sekitar 230-270an Bath. Selisih banyak, namun nyari Uber yang available jg susahnya minta ampun, sampai 30m selalu nihil. Mungkin karena weekend juga sih jd padat merayap. Akhirnya keinget Grab. Saat akses Grab, harganya membuat saya tercengang.Max price 147Bath! plus service 25Bath gak sampai 200Bath 😁😁😁 dan gak mengecewakan. #bukanpromosi 😁 Begitu deh krg lbh ttg Tuk-Tuk & transportasi di Bangkok. Smg bermanfaat.

*repost from my instagram

[Reblog] Kena “Scam” di Eropa

Hal apa yang sih paling ditakutkan seorang backpacker/traveler/tourist selama melakukan perjalanan ? pasti hampir semua bakalan menjawab : penipuan atau SCAM. Scam itu banyak jenisnya dari mulai jualan gelang persahbatan tapi maksa, hingga pura pura bersihin jaker padahal nyopet. Kadang dalam menentukan tujuan jalan-jalan saya selalu ngecek tingkat penipuan/kriminal di daerah tujuan itu tinggi atau enggak […]

via Kena “Scam” di Eropa — DAILY JOURNAL