Menggenggam Erat 10 Hari Terakhir Ramadan

Assalamualaikum, sahabat Arumsha, semoga Allah selalu karuniai keberkahan dan kebaikan untuk kita semua di sepanjang Ramadan ini. Alhamdulillah, Allah mudahkan langkah untuk berkumpul ke dalam majelis ilmu, bersilaturahmi untuk bergandengan tangan dalam keimanan dan ketaatan. Barakallahu fiikum. 🌸

Alhamdulillah hari ini bertepatan dengan tanggal 18 Ramadan, berarti sudah setengah dari perjalanan. Sudahkah optimal dalam menjalaninya? πŸ₯² Rasa-rasanya masih perlu banyak ibadah yang perlu dimaksimalkan. Benar-benar begitu cepat berlalu bulan yang diskonnya sungguh besar-besaran ini. Obral pahalanya tidak tanggung-tanggung, tetapi apakah kita juga sudah maksimal berusaha untuk mendapatkannya? Ya Allah, semoga Allah ampuni hati yang lalai dan waktu yang sia-sia. Manusia tempat salah dan lupa, namun Allah mencintai hamba yang lidahnya selalu basah dengan bacaan istighfar. Astagfirullahaladzim.

Continue reading

Private School atau Public School?

Haloo readers setia blog Arumsha. Assalamualaikum..

Masih ada sambungannya dengan artikel sebelumnya ya? Jika berkenan untuk berkunjung dan membaca, silakan menuju tautan berikut. Memilih sekolah, mulai daycare, di sini tidak serta merta milih, daftar, masuk. Meskipun itu di private school. Jadi, semua harus terdaftar di balai kota terlebih dahulu dan tidak mudah mendaftarnya karena beberapa berkas penting harus disiapkan sebelumnya. Soal perlu bisa Nihongo atau tidak, sepertinya tidak perlu-perlu amat, karena di balai kota sini sebenarnya ada translatornya. Kalau kami, alhamduliah semua dibantu prosesnya oleh sekretaris sensei kami langsung yang menggunakan full Nihongo.

Apa saja dokumen yang perlu disiapkan?

  • Akta nikah kedua orang tua. Kalau belum ada terjemahannya, silakan diterjemahkan.
  • Buku vaksin anak dari Indo dibawa.
  • Residence permit yang sudah diurus sebelumnya (diberi alamat tinggal)
  • Buku tabungan dengan akun bank Jepang. Jadi nanti akan ditanya, anak di sini tanggung jawab siapa, karena pemerintah akan memberikan subsidinya via rekening yang dimaksud.
  • But well, buka akun bank ini tidak bisa sehari jadi gaes πŸ˜…. Pasalnya perlu punya nomor HP. Sementara, pesan nomor HP di Jepang itu juga tidak mudah, tidak bisa langsung jadi juga, masih butuh waktu paling cepat 24 jam untuk sampai ke alamat di residence permit. Selain itu butuh stamp identitas kita. Butuh waktu gaes.
  • Health insurance card. Ini dapatnya setelah mengurus residence permit. Kartunya itu juga baru datang beberapa hari kemudian.
  • Formulir yang buanyak yang harus diisi kebanyakan dalam Nihongo. Yosh!
  • [Nanti kalau tiba-tiba ingat ada tambahan, saya tambahkan di sini]

Pilihan sekolah

Pemilihan sekolah ini pertimbangannya adalah dekat orang tua kerja atau dekat rumah tempat tinggal. Dari balai kota itu ada semacam buku yang isinya semua sekolah beserta kuotanya dan diberikan kepada kita. Jadi kita bisa mengamati kuota yang ada di sekolah yang mau dituju, apakah penuh, apakah ada yang masih kosong. Berhubung N itu datang di bulan April maka sudah terlambat untuk masuk tahun ajaran baru, sehingga semua kuota public school sudah penuh. Jadi, pertimbangkan juga hal-hal ini jika mau menyekolahkan anak. Kita diminta memilih 3 pilihan sekolah sesuai preferensi. Dua pilihan pertama kami jatuh ke public school, selanjutnya karena public school penuh semua maka private school masuk ke pilihan ketiga. Iya, tetap harus masuk dalam daftar sekolah pilihan. Jadi kapan pun ada yang kosong di public school, bisa pindah langsung dengan follow up berkala informasi di balai kota. Jika kedua orang tua sama-sama bekerja, maka menjadi prioritas khusus dalam kuota ini (high priority). Prediksinya sih baru bisa masuk public school next year.

Sebenarnya, ada public school yang kosong untuk umur N saat ini, tapi jauh lokasinya, sekitar 30 menit PP menggunakan sepeda. Kalau transportasi umum? Sungguh di sini tidak efisien. Lebih terasa jauh lagi kalau nggowes saat cuaca dan suhu ekstrim seperti musim panas atau musim dingin.

Salah satu karya N di sekolah pas Hari Ayah di sini.

Jadi…

Tetap enak di public school karena pertimbangan harga πŸ˜…. Kalau secara kualitas di Jepang ini sudah standar, jadi memang kebanyakan Japanese ya di public school. Kalau di public school lebih banyak temannya. Tapi tetap terbatas kuota. Satu kelas bisa cuma 9-10 anak. Gemes banget pas visit ke public school diajak room tour dengan kepala sekolahnya ditemani sekretaris sensei di lab kami. Kawaaiii anak-anaknya. MasyaAllah..

Baiklah, sekian dulu ya informasi sekilas tentang public atau private school di sini. Semoga bermanfaat. See you πŸ’•

Berdamai dengan Kegagalan: Daftar Masuk S3

Blog ini vakum dua bulanan nyaris tiga bulan. Rasanya sudah kangen menulis, karena menulis itu sebuah penghiburan tersendiri buatku. Memang dalam beberapa bulan belakangan jadwal padat merayap ditambah amanah yang semakin anteb rasane. Bekerjaran dengan waktu, dengan tenaga yang menuntut untuk istirahat. Ya, dinamikanya sungguh membuat jiwa dituntut dalam mode “waras” selalu.

Ya, kali ini aku mau berbagi cerita aja tentang daftar kegagalanku (kok bangga? πŸ™ˆ) sebagai scholarship hunter kembali untuk studi lanjut S3. Ya, mungkin ini wes lumrah terjadi dan rasanya bukan sesuatu yang bikin depresi banget kalau ternyata di sini situ ditolak semua. Yang membuat berbeda dari pengalamanku sebelum-sebelumnya adalah kondisiku saat ini sudah berkeluarga (ada suami dan 1 anak sholehah yang belum genap 1,5 tahun). Dengan kondisi ini, aku tidak mudah dan tidak sembarang mengambil keputusan seperti waktu single dahulu, yang apa-apa ya ambil saja, ya go saja. Banyak pertimbangan, banyak constraint apalagi peranku sebagai istri dan ibu yang membuatku tetap harus taat, karena itu yang utama.

Continue reading

Random

Alhamdulillah. Lama tidak menuliskan kisah dalam blog ini. Apa kabarnya? Semoga tidak usang ya. Begitu banyak yang aku lalui beberapa minggu belakangan dengan berbagai macam cerita per bagiannya. Menjadi istri, ibu, dan working mom tentu menjadi sebuah tantangan. Lelah sudah barang tentu, tapi apa pun itu semoga lillah. Benar, tak perlu bergantung pada makhluk cukup bergantung kepadaNya. Pun tidak perlu mengharap kehendak makhluk yang jelas hati kita harus selalu tertaut denganNya. Hanya dengan mengingatNya hati akan menjadi tentram.

Tahun ini masih pandemi, entah sampai kapan akan berlalu. Hanya kuasa Allah dan segala ikhtiyar kita yang bisa kita lakukan hingga kini dengan segala harap Allah segera angkat wabah ini. Apa bisa kita mengkalkulasi kuasaNya? Tidak. Ya, kita hanya berharap yang terbaik.

Alhamdulillah, semoga kita tetap semangat menjalani hari.☘️☘️

MPASI 6m+ dan Persiapannya

Setelah beberapa artikel membhas newborn dan N juga sudah melalui fase newborn, sekarang aku mau bagi pengalaman soal MPASI pertama untuk N. Sebenarnya masih ada hal terkait kehamilan dan kelahiran yang belum tertulis, ya nyicil pelan-pelan ya mom, sambil mencari waktu πŸ˜‚. Artikel ini juga menjawab pertanyaan mamak-mamak yang pernah ngendon di inbox.

Continue reading

Perlengkapan Baby Newborn Agar Tidak Mubazir

Kembali lagi ke artikel sekuel Ibu dan Anak. Yak, nulisnya dicicil-cicil karena nunggu waktu santai dan moodnya ada πŸ˜…. Maklum akhir-akhir tahun begini kerjaan biasanya gemruduk minta diselesaikan semua. Oke, kali ini mau berbagi pengalaman saja tentang apa saja kira-kira yang perlu dipersiapkan untuk keperluan baby newborn agar apa yang dibeli tidak mubazir. Ini terutama untuk anak pertama ya, kalau misalnya sudah anak kedua dst mungkin sudah punya lungsuran dari kakak-kakanya, jadi tinggal beli yang sekiranya diperlukan.

Continue reading

WFH

Terhitung 8 bulan sejak diumumkannya lockdown, belum pernah sengaja merencakan keluar rumah untuk hal yang tidak mendesak seperti: jalan-jalan ke mall, makan di warung dan sejenisnya. Keluarnya saat antar N imunisasi, saat belanja, ke bidan atau ke tempat yang memang penting untuk dikunjungi. Di sini WFH bisa mengajarkanku bagaimana menekan ego.

Continue reading